PEMUDA YANG MENCURIGAKAN

Seratus meter dari rumahnya ia melihat seorang pemuda sedang mengamati keadaan rumahnya , pemuda itu tampak melihat layar ponselnya dan melihat rumahnya . Sinta takut pemuda itu komplotan maling yang sedang mengamati situasi rumahnya .

"Ini alamatnya , betul ini rumah almarhum pak Danuarta tapi kini tinggal istri dan dua anak perempuannya yang masih disini ." Ujar pemuda itu memastikan kebenaran alamat yang ada di ponselnya . Dengan yakin ia berani mendekati pemuda itu . "Daerah sini sepi juga jam segini padahal jalan raya ."

Pemuda itu bergumam lirih tapi masih bisa di dengar Sinta yang tepat dibelakangnya . "Maaf mas nyari alamat siapa ?" Sinta pura-pura tak mengetahui . Tapi pemuda itu malah pergi tanpa menjawab pertanyaan Sinta . "Fiks , bener maling tu orang , aku harus hati-hati pasti besok kesini lagi ." Karena pemuda itu Sinta lupa dia harus segera sembunyi dan menghilangkan apapun yang bisa menjadi bukti Atas tewasnya Anni dan Rita .

"kamu hebat !! , berhasil membunuh mereka tanpa satu teriakan pun aku bangga Sin ." Ucap setan kembar terkagum atas kemampuannya membunuh dengan senyap , padahal Sinta sekarang meringkuk ketakutan di balik selimut mengingat masa indah bersama Anni .

Sejak awal bertemu Sinta yang paling ramah menyambut anak baru itu , menemani Anni dan mengenalkannya dengan hal baru bagi Anni di kota itu , bahkan Anni sering mentraktir Sinta karena ia tahu Sinta sering tak membawa uang saku . Dan sekarang dia sudah tewas ditangan Sinta sendiri , teman baiknya .

Memang benar pepatah nila setitik rusak susu sebelanga , karena Anni tak sengaja membuat ayahnya kecelakaan hingga meninggal meskipun Anni tak mengetahui kesalahannya itu , tapi Sinta terus terbakar emosi .

"Diam kalian ! , Jangan buat aku semakin takut ! ." Gertak Sinta , tapi setan kembar itu tak patah arang . "Kamu itu tenang aja , gak ada yang tau kamu yang bunuh bahkan polisi pasti mengira mereka tewas karena berkelahi bukan di bunuh ." Sinta hanya bisa menutup telinganya dengan bantal berharap tak mendengar apapun yang mereka katakan , sayangnya mereka tak seperti manusia biasa hingga tuli pun ia tetap mendengar mereka .

"Membunuh Anni sepadan dengan kehilangan nyawa ayahmu , bahkan bagiku masih kurang tak hanya sebatas nyawa tapi juga seorang ayah ."

"Biarkan dia tenang Dara , Sinta akan ketakutan kalo kamu terus bahas itu ." Rara menahan kembarannya agar tak melanjutkan itu . "Sekarang kamu tidur Sinta , hanya tidur yang bisa membuatmu tenang ." Sinta masih trauma akan mimpi buruk kemarin sehingga ia menolaknya . "Tak apa Sinta , tidak ada mimpi buruk lagi makan malam ini ." Rara terus meyakinkan .

Tapi perlahan Sinta tertidur bersama tangisnya , dalam mimpinya ia kembali di datangi ayahnya tapi kali ini ayahnya dalam keadaan terbaiknya , "kemarilah nak , ayah punya hadiah untuk mu ." Dia baru turun dari mobil dan masih memakai jas rapi membawa kado . "Selamat ulang tahun nak , ini hadiah untukmu semoga kamu suka ."

Meskipun ia sudah tahu apa hadiahnya tapi ia sangat senang ayahnya bisa mengucapkan selamat ulang tahun , ya meskipun juga telat lima tahun tapi itu sangat berharga hingga Sinta hanya bisa diam membatu . Ayahnya memeluknya erat dan berbisik "terimakasih nak , ayah janji tak akan mengganggumu lagi ." Ibunya ikut keluar memandang anak bungsunya yang sedang dipeluk erat ayahnya .

***

"Dek bangun !! , Gadis jam segini belum bangun ! ." Teriak kakaknya dari balik pintu membubarkan mimpi indahnya . "Iya , bentar ngumpulin nyawa dulu ." Balasnya dari balik selimut dan ia bangun dengan senyuman . "Mentang-mentang udah lulus bangunnya jadi siang ." Sindir Devi saat Sinta baru keluar dari kamarnya , menuju dapur .

"Kakak semalem pulang jam berapa ?" tanya Sinta setelah mengingat pemuda tadi malam.

"Biasa abis isya , harusnya kamu yang kakak tanya kenapa jam sebelas baru pulang !" Balas Devi sambil terus melanjutkan memasak , "ya sekali-kali lah kak , Pumpung udah gak sekolah ."

"Tadi malam pas pulang aku liat orang celingak-celinguk di depan rumah ini , aku deketin pelan-pelan dia kayak nyari alamat gitu kak ." Devi agak tertarik dengan cerita Sinta hingga hampir gosong masakannya , "kak , gosong !! ." Teriak Sinta memperingatkan .

"Eh , iya gosong , tapi lanjutin ceritanya ." Sinta tertawa kecil melihat kakaknya . "Aku denger dia bicara sendiri , 'jam segini daerah sini sepi padahal jalan raya' gitu kak aku jadi takut dia itu maling ." Jelas Sinta . "Kamu kan belum ada bukti dek , jangan nuduh sembarangan ! ." Devi tak mau berprasangka buruk .

"Aku baru takut bukan nuduh , tapi jam segitu loh masa nyari alamat Sampe malem ? , Terus pas aku tanya pergi kayak orang ketakutan gitu ." Sinta semakin memancing kakaknya menghayati cerita.

"Kok kakak jadi ikutan takut sih dengernya , kalo gitu kamu jangan keluar dulu sebelum kakak pulang ." Sinta hanya diam tak menjawab . "Udah mandi sana , terus sarapan !!" Padahal Devi baru saja memotong bawang , "lah , terus ini gimana masa ditinggal ?"

Sambil sarapan ia menonton berita , disana sedang ada laporan langsung dari tempat tewasnya Anni dan Rita . "Diduga bertengkar dua orang gadis tewas di jalan Utara taman kota , diketahui dua gadis itu berusia delapan belas tahun dan saat ini telah dibawa ke rumah sakit untuk diotopsi ." Reporter itu berdiri sekitar tiga meter saja dari tempat Sinta menghabisi keduanya.

"Menurut saksi mata , yang juga seorang petugas kebersihan menemukan kedua gadis itu tergeletak di jalan pukul setengah lima pagi saat hendak membersihkan taman kota ." Dari siaran itu nampak bekas darah yang sudah ditutup pasir .

"Polisi menduga kedua gadis itu bertengkar dan berujung penusukan oleh salah satu korban tetapi korban masih sanggup untuk mendorong pelaku jatuh ke jalan dan disambar oleh truk yang melintas karena ditemukan bekas terlindas roda di tangan kiri pelaku ," lanjut reporter itu .

"Korban akhirnya meninggal dengan luka tusukan di perut , ulu hati dan satu luka di bawah rusuk sebelah kiri ." imbuh kepala kepolisian saat diwawancarai di TKP . "Cuma dilindas tangannya kok bisa meninggal ?" Sahut Devi mendengar berita itu . "Polisi memperkirakan pelaku tak hanya dilindas sekali karena dalam rekaman CCTV banyak truk besar melintas di jalanan ini , tapi sayangnya kejadian ini tak terekam kamera pengawas karena berada di blank spot kamera ."

Saat membuka ponselnya teman kelasnya sudah ramai membicarakan berita itu , karena di berita itu jelas nampak barang bukti berupa ponsel milik Rita dan sebuah topi bertuliskan nama Anni . Dan kini salah satu dari mereka menghubungi keluarga keduanya untuk mengetahui kebenaran berita tersebut .

Di grup percakapan kelasnya , semua kaget jika keduanya bertengkar hingga separah itu . Apalagi dengan penusukan itu yang terkesan direncanakan , keduanya tak terlihat ada masalah namun tiba-tiba muncul berita tersebut . Sayangnya kekhawatiran mereka benar dua gadis itu adalah Anni dan Rita setelah memastikan kabar itu kepada keluarga keduanya .

Akhirnya mereka sepakat melayat ke rumah keduanya , "duh , gimana nih kalo gak ikut nanti malah dicurigaiin padahal aku yang paling dekat dengan Anni , tapi aku yang bunuh dia ." Gumamnya dalam hati , "Nggak papa , ikut aja resikonya lebih besar kalo kamu nggak ikut ." Bisik Dara yang kini telah disampingnya "meski mereka agak aneh dengan kematian ini tapi mereka gak bakal curigaiin kamu , percayalah !!" Imbuh Rara meyakinkan Sinta .

***

"Bi , aku turut berdukacita ya , semoga amal Anni diterima disisinya ." Ujar Salah satu temannya. "Maaf Bi , ini belum ada yang tau ya kok masih sepi ?" tanya Sinta karena rumah Anni masih sepi belum ada pelayat selain mereka . "Belum non , kata bapak jangan di umumin dulu sebelum sampai rumah jenazahnya ."

Mereka sebelumnya sudah menghubungi ayah Anni dan di izinkan melayat meski belum di umumkan , "Om Andhi belum sampai bi ? , Kok cuma bibi ." Tanya Sinta lagi . "Bapak baru kami kabari tadi subuh non , dan penerbangannya baru jam tujuh ke Indonesia jadi mungkin agak siang sampai sini . Tapi tantenya non Anni yang di kota ini udah perjalanan ke sini ." Jawab bibi.

"Nha eyang gimana bi ?" Sinta langsung menanyakan eyangnya , Nataraharjan yang pasti kaget dengan berita ini . "Kata bapak eyang jangan di kabarin dulu biar bapak aja yang ngabarin ." Sinta berbicara dengan dua pembantu keluarga Anni , "Aku gak nyangka banget bik , kalo Anni sama Rita sampai kayak gini ."

Kedua pembantu yang telah menemani keluarga Anni sejak lama memang sudah memiliki ikatan batin yang kuat apalagi sikap keluarga itu yang baik . "Iya non , kami juga kaget denger kabar dari polisi tadi subuh . Apalagi meninggalkannya berkelahi dengan non Rita yang sejak kemarin siang disini dan pergi keluar itu masih akur-akur aja nggak kelihatan musuhan gitu , tapi sekarang udah nggak ada ." kedua pembantu itu meneteskan air mata menceritakan semua ini .

Meski keduanya tewas ditangannya tapi ia juga merasa kehilangan sosok sahabat terbaik yang pernah ia miliki . Air matanya juga tak terbendung mengingat kebaikan Anni padanya .

 

YANG TERSEMBUNYI

 

"Dari hasil otopsi jasad salah satu korban perkelahian di dekat taman kota ditemukan racun ditubuhnya , racun itu dapat membuat halusinasi ." Petikan berita online yang dibaca Sinta sorenya .

"Setelah di telusuri sebelum kejadian kedua korban sempat berada di cafe dekat TKP . Dan pihak cafe membenarkan kejadian itu dan ada hal baru yang terungkap dari penelusuran ini ." Lanjut berita online itu dihalaman beritanya .

"Hal baru yang terungkap adalah ada satu gadis lagi yang bersama keduanya , bahkan gadis itu sudah berada disana sebelum kedua korban datang . Namun sayangnya mereka duduk di luar cafe sehingga tidak terekam kamera pengawas ." Berita itu membuat Sinta kembali merasa ketakutan , ia lupa bahwa ia telah meracuni Anni dan melakukan eksekusi terlalu dekat dengan cafe itu yang pastinya pemilik cafe akan memberikan kesaksiannya .

"Saat ini salah satu karyawan cafe menjadi saksi atas kasus ini , dan polisi sedang mengembangkan sketsa wajah gadis tersebut ."

"Sementara keluarga salah satu korban yang berinisial A menuntut polisi mencari gadis itu secepatnya karena mereka menduga gadis itu yang melakukan pembunuhan terhadap keduanya ." Sinta langsung melempar ponselnya ke ranjangnya , bingung ! Sinta sangat bingung dan ketakutan .

"Kabur aja ke rumah nenek , disana kamu akan aman ." Saran Rara pada Sinta yang semakin tertekan , "cepat atau lambat sketsa wajah mu akan tersebar di berbagai media di kota ini , tapi jika kamu pergi dari kota ini mungkin kasus ini akan dilupakan karena tak menemukan gadis misterius yang mereka cari ." Imbuh dara .

"Kak , kan aku udah lulus jadi besok aku mau langsung ke rumah nenek aja ." Sinta izin pada Devi , kakaknya . "Iya , besok kakak anterin sampai ke terminal , sana siapin keperluan mu !"

"Kan , besok aku mau ke rumah nenek ! , Kakak jaga rumah ini dan diri kakak sendiri ya ! , Oh iya hati-hati dengan orang kemarin malam ya kak , aku curiga !" Devi tertawa kecil mendengar kalimat adiknya . "Ihh , kamu masih bahas itu lagi kan kakak udah bilang jangan negatif thinking sama orang ."

"Kita liat aja kak , kalo malam ini dia kembali kesini fiks sedang ngincer rumah ini orang itu ." Sinta tetap pada pendiriannya . "Oke ! , kita buktikan biar masalah ini cepet selesai ." Devi dan Sinta setuju berjaga apabila pemuda itu kembali datang .

Kini jarum jam menunjukan angka sepuluh , pemuda ternyata benar datang kesana malam itu tetapi sekarang memakai mobil . " Itu orangnya kak , tapi kemarin dia pakai motor ." Sinta amat yakin dengan tuduhannya . "Bener yang itu orangnya dek ?, tapi kita lihat aja dulu dia ngapain disini ." Sinta mengangguk membenarkannya " baik , kita lihat dia ngapain ."

Hampir setengah jam mengamati rumah itu , pemuda mengambil foto rumah itu lalu pergi meninggalkan tempat itu . "Tuh kan dek dia nggak ngapa-ngapain ." Tapi Sinta tak menyerah "kalo nggak punya niat jahat kenapa ia memfoto situasi rumah ini ? , Pokoknya kakak hati-hati ya jangan sampai lengah ." ✓

 

\\*

 

** nih , author kasih episode yang panjang biar puas bacanya ada dua episode langsung jadi satu. jangan lupa tinggalkan jejak ya setelah membaca . vote , like , komen sangat membantu biar author tambah semangat thx 😄

Terpopuler

Comments

V

V

🤗🤗

2020-12-26

1

Dina (ig : dinaezyu)

Dina (ig : dinaezyu)

18 like mendarat untukmu thor

2020-12-25

1

zsarul_

zsarul_

hai thorr aku mampir nihh
mari saling support ❤️
thanks

2020-11-26

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!