Jadi gimana nih Bob? Xander Claw cuman memberi waktu tiga hari lho." David duduk di depan laptopnya menghadap Bobby yang baru menikmati bir kaleng.
"Emm.. tapi kalau aku ke L.A syuting 'Dare to Date?' gimana dong?"
"Syutingnya kan lusa, kita ke L.A besoknya setelah syuting selesai dan paling lama butuh waktu dua hari saja buat rekaman." David sedang sibuk mengecek tawaran kerja yang masuk untuk Bobby.
"Emm.."
"Kamu kenapa sih Bob? Kok kayaknya galau gitu? Padahal kan kamu nggak suka disini, tapi sekarang malah galau?"
"Oke deh bro, aku ngaku aja. Aku dan Stefly baru mulai pacaran, tapi—"
"What the f*ck! Kamu sama si youtuber ASMR itu?!" David kaget.
"Bukannya ikut senang aku sekarang udah nggak jomblo lagi malah begitu sih reaksinya." -__-
"Oke, Sorry. Selamat deh kalau gitu. Tapi, itu nggak bisa kamu jadikan alasan dong Bob buat stay di sini? Nggak kan? Nggak dong?" David terus mendesak Bobby.
"Masalahnya bukan itu. Masalahnya adalah Stefly itu sakit, dia mengidap gangguan tidur akut. Lalu aku menawarkan diri menghisap darahnya, jadi secara rutin aku hisap darahnya—"
"Apa Bob? Please deh jangan bercanda! Jangan bilang Stefly tau kamu ini vampir? Nggak kan Bob? Kamu bercanda kan?" David sudah tahu sejak awal bekerja dengan Bobby bahwa dia adalah vampir.
"Nggak bercanda David! Ini serius, dengarkan dulu. Belum selesai, belum pada intinya." Bobby menghabiskan satu kaleng bir.
"Oke, oke.. apa? Gimana?" David melepaskan laptopnya, dia fokus mendengarkan cerita Bobby.
"Masalahnya karena seling aku hisap darah Stefly jadi semakin manis dan wangi, akibatnya beberapa vampir jahat ingin memangsanya."
"Vampir jahat? Ada gitu Bob?" David mulai tertarik dengan cerita Bobby.
"Ada, sama seperti manusia, vampir ada yang baik dan ada juga yang jahat."
"Kalau vampir jahat berarti mereka bakal memangsa manusia gitu Bob?" Bulu kuduk David berdiri.
"Iya, tapi mereka nggak bakal asal memangsa sih."
"Kira-kira orang kayak aku begini bakal dimangsa nggak Bob?" David memegang tangan Bobby.
"Hih.. apaan sih?" Bobby menghempaskan tangan David.
"Jadi intinya gimana Bob?"
"Nanti aku bicarakan dulu deh sama Nathalie."
"Kok jadi Nathalie sih?"
"Ya karena cuman dia yany bisa melindungi Stefly."
"Oiya.. aman sih kalau cewek nggak bakal dimangsa sama Nathalie, hehe."
"Ya udah kita bahas soal kostum konsernya kemarin yang belum selesai." Bobby mendekat ke laptop.
"Oke."
...----------------...
Malam hari Bobby mengunjungi apartemen Stefly.
Ting.. tong.. ting.. tong..
Stefly yang sedang sibuk memilih foto untuk posting berhenti sejenak melihat siapa yang memencet bel apartemen. Stefly mengintip dari lubang pintu.
"Hah? Bobby?" Bukannya membukakan pintu Stefly malah masuk ke kamar, menyisir rambut dan tak lupa pakai parfum kesayangan.
Stefly berlari hingga kakinya kesandung kaki meja.
"Awww.. sakit.. sakit." Stefly berjalan dengan kaki pincang membuka pintu.
"Hai Bob." Sapa Stefly sambil meringis kesakitan.
"Hai Stef, kamu kenapa? Ada yang sakit?"
"Tadi kesandung kaki meja."
Bobby tersenyum, "Kamu pasti nggak sabar ya ketemu aku sampai kesandung begitu?" .
"Ih.. kepedean deh. Ayo masuk." Ajak Stefly masuk ke apartemennya.
"Baru apa Stef? Mengganggu nggak?"
"Nggak kok."
Bobby tersenyum dia mencium bau wangi parfum Stfely yang tercium sangat segar, menandakan baru saja di semprotkan ke badannya. Tapi bau parfum yang dipakai Stefly masih kalah wangi dengan darahnya.
"Wangi banget Stef, habis mandi ya?" Bobby sengaja menjahili Stefly, dia ingin melihat wajah salah tingkah dan malu-malu.
"Emm.. nggak kok, masa sih wangi?"
Dan benar, Bobby mendapatkan yang dia ingin, wajah malu-malu dan sikap salah tingkah Stefly muncul.
"Emm.. aku bawa kue makarun buat kamu. Kamu suka nggak?" Bobby memberikan satu kotak kue macaron ke Stefly.
"Suka dong, suka banget malah Bob. Terima kasih ya." Stefly membuka kardus cantik berwarna putih dengan pita pink sebagai hiasan.
"Wah.. warna-warnanya cantik banget, jadi sayang mau dimakan." Stefly senang melihat enam warna pastel yang berbeda pada kue macaron yang Bobby berikan.
"Dimakan dong, kan aku beli buat kamu untuk dimakan."
Stefly mencomot satu kue macaroon warna lilac.
"Stef, aku mau pergi ke L.A, ada kerjaan disana."
"Uhuk.. uhuk.. kapan? Besok?" Stefly kaget hingga tersedak.
Bobby mengambil air minum untuk Stefly. "Hati-hati dong Stef."
"Selesai syuting 'Dare to Date?' aku berangkat ke L.A. Emm.. kamu nggak apa kan aku tinggal?"
Stefly menggeser posisi duduknya menghadap Bobby.
"Aku mau tanya sesuatu."
Bobby sedikit tegang karena wajah Stefly yang terlihat serius.
"Eh.. apa sih Stef?"
"Emm.. kita ini sekarang—" Stefly menggantung kalimatnya.
CUP..
Bobby mengecup bibir Stefly.
"Pacaran Stef." Bobby mengatakannya secara lantang.
Pipi Stefly merona karena malu
"Tapi Bob, bukannya kedepannya kita bakal LDR ya? Kamu bakal balik ke New York kalau syuting 'Dare to Date?' selesai kan?"
"Emm.. iya sih Stef, tapi nggak usah khawatir aku bakal cari solusinya." Bobby memeluk Stefly.
Stefly merasa hatinya dipenuhi bunga-bunga karena terlalu bahagia. Dia belum pernah menjalin hubungan asmara sebelumnya.
...----------------...
Keesokan harinya.
Semua pemain 'Dare to Date?' menghadiri pertemuan untuk membahas syuting tahap kedua.
Nathalie mempersiapkan skenario pasangan yang diinginkan penonton.
"Aku udah buat voting di media sosial dan hasilnya adalah Bobby dan Lovely, Razer dan Stefly, Devano dan Shina. Syuting bagian kedua akan dimulai besok siang, kalian datang sebelum pukul satu siang. Keesokan harinya akan dipakai untuk full syuting per pasangan yang sudah ditentukan." Jelas Nathalie.
"—ada yang kurang jelas?"
Hanya Bobby yang mengangkat tangan.
"Hmm.. oke apa yang kurang jelas Bob?" Tanya Stefly.
"Kenapa aku dan Stefly dipisah? Kencan pertama kemarin sukses kan? Banyak juga kok yang mendukung aku dan Stefly, cek aja di akun sosial mediaku." Bobby protes pada Nathalie.
"Ehmm.. gini ya Bob, acara ini kan dibuat untuk mencari pasangan yang cocok. Makanya kamu dan Stefly harus dipisah, biar merasakan kedekatan dengan peserta lain. Lagi pula aku cuman mengikuti voting dari penonton kok, dan hasilnya kamu dan Lovely jadi pasangan yang paling didukung tuh." Nathalie sebagai produser tidak akan mengalah begitu saja pada pemain, dia tahu pasti apa yang direncanakan adalah yang terbaik untuk menarik penonton, karena itu adalah tugas utama nya.
Bobby diam, dia sebenarnya masih ingin mendebat Nathalie tapi semua mata tertuju padanya, dia jadi malas untuk melanjutkan.
"Gimana Bobby Hwang? Ada yang perlu ditanyakan lagi?" Tanya Nathalie dengan nada yang dibuat-buat agar terdengar manis.
"Nggak." Namun Bobby menjawab dengan nada ketus.
'Ternyata Bobby kalau suka dengan seseorang lumayan ekstrim juga ya. Hmm..' Batin Nathalie.
"Kalau nggak ada pertanyaan lagi, kita akhiri, terima kasih. Sampai jumpa besok." Nathalie mengakhiri pertemuan.
"Nath ada yang mau aku omongin." Bobby mendekat ke Nathalie.
"Nggak Bob, aku sibuk."
"Serius."
"Kan aku udah bilang semua akan berjalan sesuai hasil pertemuan tadi. Kenapa protes lagi sih?" Nathalie tidak suka Bobby seperti bukan menganggap dirinya sebagai produser.
"Bukan soal syuting, tapi soal Stefly."
"Stefly?"
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments
Agusrita Wijayanti
duh....nyawa Stefly terancam thor ? 🤦
2023-01-25
0