Stefly mengambil koper dari atas lemari, karena lama tidak terpakai debu tebal menyelimuti.
Ting.. tong.. ting.. tong..
Stefly berjalan membuka pintu sambil batuk-batuk dan bersin karena debu yang menempel di kopernya.
"Kamu sakit Stef?" Tanya Bobby.
"Nggak kok, uhuk.. uhuk.. cuman.. hajim.." Stefly memberi isyarat untuk masuk ke apartemennya.
Stefly berlari kecil menuju dapur untuk meneguk air putih.
"Kenapa sih Stef?" Bobby bingung.
"Aaaah.. lega." Setelah meminum segelas air putih barulah Steflyerasa lebih baik.
"Kamu kenapa sih?"
"Hehe.. tadi aku ambil koper yang sudah lama nggak dipakai, jadi berdebu, waktu aku bersihin eh.. bikin batuk dan bersin." Kelas Stefly.
"Oalah.. kirain kamu sakit." Bobby duduk di sofa.
Stefly menggelengkan kepala, dia heran melihat Bobby dengan santainya duduk tanpa belum diminta, sepertinya dia sudah merasa akrab dengan Stefly.
"Ada apa Bob?"
"Karena aku baik hati, aku mau menawarkan diri untuk menghisap darah kamu."
Stefly tertawa, "Hahaha.. Bobby.. Bobby.. bilang saja kamu memang ingin menghisap darah aku kan? Bukan bertujuan buat bantu aku tapi memang buat kesenangan diri kamu sendiri."
"Ya sudah kalau memang nggak mau, aku pulang." Bobby berdiri, sedikit tersinggung, niat baiknya malah dianggap main-main oleh Stefly.
"Eh… eh.. jangan ngambek gitu sih Bob. Maaf.. maaf.. aku nggak maksud menyinggung kamu." Stefly menarik tangan Bobby.
Jantung Bobby berdegup kencang tak beraturan saat ini. "Hiih.. lepas.. lepas." Bobby berpura jual mahal.
"Gimana kalau menghisap darah aku nanti tengah malam saja?"
"Hmm? Kenapa memang?" Bobby mengerutkan dahi.
"Empat puluh delapan jam berikutnya kita bakal ada di villa untuk syuting 'Dare to Date?' kan, jadi akan lebih baik kalau ritual menghisap darah ini dilakukan tengah malam waktu yang lain sudah istirahat."
Bobby mengerti apa yang dimaksud oleh Stefly.
"Tengah malam masih tiga jam lagi, aku pulang dulu deh." Bobby melirik jam dinding di ruang tamu Stefly.
"Emm.. gimana kalau kita main PS saja? Kebetulan sore ini PS 5 aku baru datang nih, taraaaa.." Stefly dengan bangga menenteng kardus PS 5 miliknya.
Bobby membulatkan matanya, dia tidak bisa menolak. "Ayo main." Stefly dan Bobby malam itu bermain PS 5 hingga lupa waktu.
“Ahhh.. curaaaaaaang!! Nggak lagi ah..” Stefly membanting stik PS miliknya.
“Hahahaha..” Bobby tertawa melihat sikap lucu Stefly.
Stefly memijat ujung keningnya karena merasa kepalanya sakit. “Sepertinya sudah lebih dari empat puluh delapan jam.” Stefy berbaring di sofa karena sakit kepalanya semakin parah.
“Mau aku hisap?” Tanya Bobby.
“Hmm..” Stefly merasa kesakitan yang luar biasa. “Biasanya nggak sesakit ini.” Stefly menutup matanya.
Bobby berlutut di sebelah sofa lalu membantu Stefly duduk lalu menarik leher belakang Stfely. Bobby menghisap darah Stefly dari leher. Stefly memejamkan matanya, kedua tangannya mengepal. Rasa sakitnya berangsur-angsur menghilang, lalu dia membuka mata.
Bobby menarik badannya dari Stefly, “Apa masih sakit?” Boby tampak khawatir.
“Hmm.. terima kasih.”
Bobby tersenyum, dia senang bisa membantu Stefly untuk bertahan dari sakitnya. “Istirahat sana, besok pagi kita sudah mulai syuting, good night.” Bobby mengacak-acak pelan rambut Stefly.
Pipi Stefly merona, dia merasa gerah seketika. “Stef, jangan lupa datang bersama manajer mu. Aku nggak suka ada orang yang meremehkan kamu cuman gara-gara datang sendiri di lokasi syuting.” Bobby sudah berada di dekat pintu, dia langsung pergi dari apartemen Stefly.
“Huft.. Kenapa gerah begini sih? Apa AC-nya rusak?” Stefly mengipas-kipaskan tangannya, dia merasa gerah seketika.
–
Keesokan harinya.
Di tempat syuting 'Dare to Date?' sudah ramai kru. Puluhan kamera, flash light, microphone dan alat bantu syuting sudah terpasang rapi di tempatnya.
Nathalie sebagai produser utama sangat sibuk, ada saja kekurangan dan kesalahan yang kru-nya lakukan.
'Hishh.. pusing banget dua hari ini, aku butuh darah.' Nathalie duduk di kursi kebesaran produser utama memantau jalannya syuting.
Satu per satu pemain memasuki villa dengan membawa barang-barang bawaan mereka.
Setelah semua pemain datang, pembawa acara menyambut mereka. Segmen perkenalan dimulai.
Semua pemain memperkenalkan diri masing-masing.
Lalu acara berikutnya adalah makan siang. Di segmen kali ini semua pemain diberi arahan untuk saling berkenalan satu sama lain seolah mereka belum pernah bertemu.
"Bobby."
"Stefly."
Bobby dan Stefly harus berpura-pura tidak kenal, mereka berkenalan lagi.
"Hai.. Bobby." Lovely mendekati Bobby dan Stefly.
"Hai.. Lovely." Sapa Bobby dan Stefly.
"Aku benar-benar nggak menyangka lho artis kelas internasional seperti kamu mau ikut acara ini." Sejak awal Lovely memang terlihat paling menonjol, bagaimana tidak? Badannya yang sexy dengan dada dan bok*ng hasil implan, kulit sawo matang, wajah yang mungil dengan bibir yang merekah karena suntik botox sudah menjadi ciri khas DJ cantik satu ini.
Lovely memang terkenal suka berpakaian terbuka, maka dari itu penggemarnya sebagian besar adalah lelaki pemuja hawa nafsu. Namun itu adalah nilai jual yang membuat Nathalie tertarik mengajaknya ikut acara ini.
"Aku cuman penadaran saja kok ikut acara ini." Jawab Bobby santai, dia berusaha menjauh dari Lovely yang sejak tadi senang sekali menempel padanya.
"Kalau begitu kamu nggak berniat cari pacar dong?" Lovely benar-benar larut dalam perannya sebagai pemeran utama.
Di depan monitor pemantau Nathalie tersenyum puas, dia suka sekali akting agresif Lovely. 'Bagus Lovely, ini bakal jadi scene yang bagus buat ditayangkan.' Batin Nathalie.
"Emm.. nggak juga, kalau memang ada yang cocok kenapa nggak?" Bobby melirik ke Stefly, namun Stefly malah membuang muka.
"Kalau kamu Stefly? Motivasi kamu apa ikut acara ini? Aku juga cukup kaget lho kamu ikut, soalnya kan selama ini di setiap konten yang kamu buat sama sekali nggak ada suara kamu, nggak ada yang tau gimana suara kamu sebelum ikut acara ini. Mengejutkan sih pada akhirnya kamu mau tampil di sebuah acara, apa lagi acara dating." Lovely benar-benar ingin terlihat menonjol di acara ini, dia sengaja memancing Stefly untuk banyak bicara.
"Oh.. itu karena aku mau membantah rumor yang beredar soal identitas aku." Jawab Stefly.
"Oh.. rumor soal kamu itu lelaki? Atau transgender itu ya?" Tanya Lovely dengan nada julid.
"Iya, aku harap setelah ini nggak bakal ada lagi rumor soal itu."
Bobby diam-diam memperhatikan gerak gerik Stefly, dia tahu bahwa Stefly merasa tidak nyaman dengan Lovely
"Emm.. Stef, maaf ya sebelumnya. Aku mau ngobrol berdua dengan Lovely boleh?"
"Boleh.. boleh.. silahkan." Stefly buru-buru menjauh dari mereka berdua.
Sedangkan Lovely sudah merasa percaya diri bahwa Bobby mulai tertarik padanya.
'Huft.. akhirnya menjauh juga dari monster berbahaya.' Batin Stefly.
Stefly mengambil segelas jus di meja perjamuan lalu meneguknya sampai habis.
"Haus banget ya Stef?" Razer tiba-tiba datang membuat Stefly terkejut dan tersedak.
"Eh.. maaf.. maaf Stef." Razer mengambil segelas air putih untuk Stefly, lalu dia meminumnya.
"Maaf ya Stef bikin kamu kaget." Razer merasa tidak enak pada Stefly.
"Nggak apa kok."
"Boleh gabung nggak? Aku sengaja menjauh dari Denovian sama Shina soalnya mereka kelihatannya cocok." Razer selain terkenal sebagai youtuber kuliner, dia juga terkenal dengan kesopanannya. Razer adalah orang yang ramah dan mudah akrab dengan siapa saja.
"Sama, aku juga gitu. Kelihatannya Bobby tertarik sama Lovely." Stefly memandang Bobby dan Lovely yang terlihat semakin akrab. Ada sedikit kekecewaan di dalam dirinya tapi buru-buru dia pupuskan.
"Kalau gitu gimana kalau kita juga mencoba buat saling akrab?" Tanya Razer.
"Boleh banget, aku salah satu pengikut kamu lho di youtube. Hampir semua video kamu aku tonton." Stefly memang menyukai konten-konten kuliner, maka dari itu dia suka konten yang Razer buat.
"Oya? Wah.. jadi senang deh aku."
"Tapi aku agak kecewa lho konten ASMR makan kamu nggak dilanjutin."
"Hehe.. ya maaf, soalnya sekarang aku lebih suka kuliner keliling. Lebih asik gitu, bisa jalan-jalan, bisa mencicipi makanan khas suatu daerah." Cerita Razer soal kontennya.
"Senangnya, bikin konten sambil jalan-jalan. Aku malah sebaliknya, semua aku lakukan di rumah."
"Eh.. tapi konten ASMR kamu keren kok. Makanya kamu jadi youtuber nomor satu di negara ini. Bahkan fans kamu juga banyak yang dari negara luar kan?"
Stefly merona, dia mulai menyukai obrolannya dengan Razer.
Dari jauh ternyata Bobby memperhatikan Stefly. 'Dia terlihat senang ngobrol dengan Razer.' Batin Bobby, di dalam hatinya timbul sedikit rasa cemburu.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments