Ting.. tong..
“Hish.. siapa sih?” Stefly harus berhenti sejenak dari syuting ASMR-nya untuk membuka pintu.
“Bobby?”
“Baru apa?”
“Syuting ASMR. Kamu habis dari meeting ya?” Tanya Stefly.
“Aku mau lihat kamu syuting dong Stef, boleh kan?”
Stefly tidak bisa menolak Bobby, dia membiarkan Bobby masuk ke apartemennya. Lalu Stefly kembali memulai syutingnya.
Empat puluh menit berlalu Stefly akhirnya selesai syuting, dia hendak mengajak Bobby makan, tapi ternyata Bobby tidur pulas sekali di sofa.
Stefly mendekati Bobby,
"Siapa yang menyangka reaper ganteng yang terkenal ini ternyata vampir yang suka hisap darah, hehe.." Stefly membiarkan Bobby tidur, dia mandi lalu makan, dan Bobby masih tertidur pulas di sofa.
“Dia pasti baru kecapekan deh.” Stefly menyalakan televisi dengan suara yang sangat pelan karena takut membangunkan Bobby.
“Eh.. aku ketiduran ya Stef?” Bobby bangun.
“Bukan ketiduran lagi sih Bob, dua jam lebih kamu tidur. Maaf ya gara-gara aku menyalakan televisi kamu jadi keganggu.”
“Kalau gitu aku pulang dulu Stef.”
“Emm.. Bob, mau minta tolong hisap darah aku.” Stefly mengatakannya dengan nada yang pelan karena merasa permintaannya itu memalukan, tapi mau bagaimana lagi iut satu-satunya cara untuk survive dari penyakitnya saat ini.
“Stef, kamu udah pernah periksa ke dokter tentang penyakitmu ini?” Bobby duduk kembali di sofa.
“Udah tapi nggak ada jawaban yang pasti, semua dokter yang aku datangi bilang tidak ada masalah, hanya saja aku harus mencoba mengatur jam tidurku. Tapi nyatanya tidak bisa.” Wajha Stefly terlihat putus asa.
“Hmm.. oke untuk saat ini aku masih mau membantumu tapi kedepannya aku harap kamu bisa menemukan dokter yang tepat untuk menyembuhkan penyakitmu ini Stef.”
Stefly mengangguk.
Bobby berdiri mendekatkan diri ke Stefly, kedua tangannya memegang lengan Stefly, lalu mulai menghisap darahnya melalui leher.
Bobby sangat menikmati ritual ini, berdekatan dengan Stefly, menghisap darah yang semakin hari semakin manis dan harum.
“Udah ya Stef, kamu istirahat sana, aku mau pulang dulu, bye.” Bobby keluar dari apartemen Stefly, masuk ke lift.
“Huft.. kenapa gerah sekali sih?” Bobby merasa suhu tubuhnya seperti naik beberapa derajat, berdekatan dengan Stefly membuatnya menggila.
Bobby buru-buru masuk ke apartemennya, dna betapa kagetnya dia, seorang vampir duduk manis di sofa ruang bersantai.
“Hai Bobby.” Sapa vampir laki-laki yang masih terlihat muda itu.
“Siapa kamu?”
“Perkenalkan aku Felix, vampir Halfonix. Aku jauh-jauh teleportasi dari Sydney untuk menghisap budak cantikmu itu. Berbagilah darah manis itu untukku.” Sorot mata tajam Felix, suara parau dan badan atletis, Felix terlihat seperti seorang aktor.
Vampir Halfonix adalah vampir yang memiliki darah manusia dan vampir dengan perbandingan 1:1.
“Dia bukan budakku, aku menghisap darahnya bukan untuk kebutuhanku, aku hanya membantunya.”
“Apapun itu, ijinkan aku menghisap darahnya agar aku bisa menjadi manusia seutuhnya.” Felix berjalan menuju Bobby.
BRAK!
Bobby membanting badan Felix dengan kekuatan supernya. “Jangan berani mengganggu dia atau kubuat matamu terbakar!”
“Sial aku kalah dulu!” Felix menendang Bobby hingga badannya terdorong. Keduanya tidak mau saling mengalah, akhirnya semua mereka berdua berkelahi hingga Felix mengaku kalah dan menghilang begitu saja.
Bobby langsung teleportasi ke apartemen Stefly. Bobby sampai di ruang tamu Stefly, sepi lampunya sudah mati. Bobby mengetuk pintu kamar Stefly.
“Stef.. ini aku, Bobby.”
KREEK..
“Ih.. Bobby bikin kaget aja, lain kali jangan seenaknya muncul begitu dong. Lewat pintu kan bisa.”
SET..
Bobby memeluk Stefly erat. “Syukurlah kamu tidak apa-apa, aku khawatir Stef sama kamu.”
“Ada apa Bob? Kenapa kamu begini?” Stefly membiarkan Bobby memeluknya erat.
“Stef aku boleh ya tidur sini?” Bobby melepaskan pelukannya.
“Kamu takut ada vampir yang datang?”
“Tadi ada satu, dia mendatangiku bilang ingin menghisap darahmu.”
“Kalau begitu kamu tidur kamar juga ya Bob.”
“APA?”
“Jangan berpikiran kotor ya, dasar lelaki.” Stefly menarik Bobby masuk ke kamarnya.
“Hoaaam.. aku udah mengantuk Bob, aku tidur ya?” Stefly berbaring di tempat tidurnya.
“Hmm.. aku bakal menjaga kamu jadi tidurlah dengan lelap, good night Stef.” Senyuman Bobby mengantar Stefly tidur pulas.
...----------------...
Triiiing..
Bobby kaget saat ponselnya berdering keras. “Halo.” Suara parau Bobby karena baru bangu tidur.
“Baru bangun? Kita udah on the way ke apartemen kalian buat syuting persiapan kencan kalian, kamu buruan mandi deh dari pada nanti aku minta kamu syuting mandi di bawah shower lho.”
“Cewek gila!” Bobby langsung menghentikan pembicaraan. Bobby berjalan keluar kamar Stefly, yang dicari sedang olahraga tanpa alat.
“Pagi Stef, tidur kamu nyenyak?” Tanya Bobby berpura tidak tahu, padahal hampir setiap jam dia bangun untuk melihat Stefly.
“Nyenyak, oiya Bob, Nathalie dan stafnya dalam perjalanan kesini lho. Kamu lebih baik pulang deh Bob.”
Benar juga, jika orang-orang tahu Bobby tidur di apartemen Stefly, maka kehebohan sudah pasti akan terjadi.
...----------------...
Bobby dan Stefly memulai syuting persiapan untuk kencan pertama mereka. Rencana syuting akan dilakukan outdoor di sebuah taman bermain, Nathalie sengaja memilih tempat ini karena dia tahu sekali Bobby dari dulu suka dengan taman bermain yang penuh dengan gulali, balon dan aroma manis cotton candy.
“Aku udah bikin setting tempat yang cocok buat kamu.” Nathalie langsung memberitahu Bobby.
“Iya aku nurut aja.” Kata Bobby.
“Oke kalau begitu kita mulai syuting ya Bob.” Nathalie membantu stafnya mempersiapkan alat untuk syuting.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments