Pasangan kencan pertama.

Pagi hari..

Semua pemain berkumpul di ruang makan untuk makan pagi.

"Stef kami sudah baikan?" Tanya Razer yang duduk di sebelah Stefly.

"Iya, aku udah baikan kok, maaf ya semalam bikin kalian khawatir." Stefly satu-satunya pemain yang berpakaian biasa dan tanpa riasan wajah, bahkan rambutnya hanya dikuncir konde tinggi.

Bobby melirik ke arah Stefly, memperhatikan apakah dia benar-benar sudah baik.

"Semalam tidur kamu nyenyak Bob?" Tanya Shina yang duduk di sebelah kiri Bobby.

"Iya, karena terlalu lelah jadi bisa tidur nyenyak." Jawab Bobby.

"Pasti karena lilin aroma terapi yang aku kasih deh itu Bob." Kata Shina sok tahu, namun hanya Bobby jawab dengan senyuman tidak jelas.

Mereka berenam makan dengan tenang lalu kembali ke kamar masing-masing.

Bobby menarik tangan Stefly sebelum masuk ke kamar.

"Ih.. kirain siapa?" Stefly kaget.

"Kamu bakal pilih aku kan sebagai pasangan kencan kamu?"

"Aku bakal pilih—"

"Nggak ada penolakan, pokoknya kamu harus pilih aku, kalau nggak aku nggak akan mau hisap darah kamu lagi." Bobby pergi begitu saja meninggalkan Stefly yang bingung dengan sikap Bobby.

'Hih.. tu anak kenapa sih?' Stefly kesal sendiri dengan ancaman Bobby.

Stefly masuk ke kamar, dia mondar-mandir di dalam kamar. Stefly sebenarnya ingin memilih Razer sebagai pasangan kencannya tapi setelah mendapat 'ancaman' dari Bobby dia jadi galau dengan pilihannya.

"Bodo ah.. mandi dulu." Stefly pergi ke kamar mandi.

...----------------...

Pukul sepuluh pagi syuting mulai. Semua staf produksi merasa gugup untuk syuting kali ini.

"Oke saatnya sudah tiba, pemilihan pasangan untuk kencan pertama akan segera dimulai. Keenam pemain sudah siap dengan pilihan masing-masing." Kata pembawa acara.

"Ketiga pemain wanita sudah menulis siapa lelaki yang akan diajak kencan, sedangkan ketiga pemain laki-laki akan langsung mendatangi wanita yang dipilih. Tiga.. dua.. satu.." Selesai hitungan dari pembawa acara pemain laki-laki berjalan mendekat ke pemain wanita yang mereka pilih.

Bobby dan Razer berhenti di hadapan Stefly. Sedangkan Denovian berhenti di hadapan Shina.

"WOW.. di luar dugaan!" Pembawa acara dan staf liannya sedikit terkejut dengan pilihan ini.

"Kalau begitu, pemain wanita silahkan buka gulungan kertas yang kalian bawa. Tiga.. dua.. satu!!!" 

Ketiga pemain wanita membuka gulungan kertas dan ketiganya ternyata memilih orang yang sama. BOBBY!

"WOW!! Selamat untuk Bobby dan Stefly menjadi pasangan pertama untuk kencan! Tepuk tangan semua." 

Semua orang berpetuk tangan memberi selamat untuk Bobby dan Stefly.

...----------------...

Pukul satu siang semua pemain bersiap untuk pulang.

Stefly berlari mengejar Razer yang sudah mau naik ke mobilnya.

"Razer tunggu!"

Razer sudah duduk di kursi mobil. "Ada apa?" Jawab Razer ketus.

"Emm.. maaf Razer." Stefly bingung mau berkata apa banyak yang ingin dia sampaikan tapi hanya kata itu yang keluar dari mulutnya.

"Iya, nggak apa. Sudah biasa aku kalah dengan yang tampan. Aku cuman lelaki gembrot yang nggak menarik, seharusnyabaku sadar diri." Razer terlihat kecewa, awalnya dia sudah percaya diri bahwa Stefly akan memilihnya.

"Bukan begitu Razer, tapi—"

"Sudah ya Stef, aku harus pulang. Banyak hal yang harus aku kerjakan. Semoga kencan mu dan Bobby berhasil."

BRAK!

Razer menutup pintu mobilnya sedikit kencang, lalu mobil melaju kencang.

"Huft.." Stefly menghembuskan nafas kasar.

"Kenapa?" Tanya Nathalie yang tiba-tiba mendekati Stefly.

"Emm.. nggak apa kok." 

"Aku kira kamu bakal pilih Razer Stef.” Nathalie memasukan kedua tangannya di kantong celanyanya.

“Emm..” Stefly tidak tahu harus menjawab apa.

“Gara-gara Bobby ya? Dia mengancam kamu nggak akan menghisap darah kamu?” Bisik Nathie sambil menghirup wangi darah Stefly.

“Iya.”

“Hish..dasar Bobby. Tenang saja, di kencan berikutnya aku akan pasangkan kamu dengan Razer. Jadi jangan sedih ya sayang. Nimati saja dulu kencan pertama besok dengan Bobby, dia bukan lelaki yang bikin boring kok.” Nathalie memegang kedua pundak Stefly.

“Iya, aku siap-siap untuk pulang ya, manajer aku sudah menunggu lama.” Stefly berjalan ke kamarnya.

“Gila.. wangi banget darahnya jadi ngiler.” Gumam Nathali sambil memandang punggung Stefly.

...----------------...

“Belum mau pulang Stef?” Tanya Bobby saat berpapasana dengan Stefly.

“Iya ini mau beremas.”

“Manajer kamu jemput kan?”

“Iya.”

“Oke, see you nanti malam.” Bobby dan manajernya berjalan kelaur villa.

“Nanti malam? Hish.. memang nanti malam mau ngapain?” Stefly sekasl, dia bergegas ke kamrnya lalu berkemas dan pulang.

Di dalam mobil Vreya heboh sendiri membicarakan pilihan Stefly, dia berpikir bahwa Stefly akan memilih Razer, tapi dia juga senang Stefly memilih Bobby.

“Oke, kamu istirahat Stef. Nggak usah pikir soal endorse dan youtube, karena semua sudha beres.” Vreya meletakkan koper milik Stefly di depan kamar.

“Terima kasih ya kak.”

“Sama-sama, emm.. aku penasaran deh Stef. Jangan-jangan di luar syuting kamu dan Bobby sudah saling dekat?” Vreya semakin penasaran karena Stefly sejak tadi hanya diam tidak mau membahas.

“Kak.. aku masuk kamar ya, lelah.” Stefly menghindari pertanyaan Vreya.

“Hmm.. mencurigakan.” Vreya akhirnya pulang.

Stefly mencoba untuk tidur namun tidak bisa rasa bersalah pada Razer menyelimuti dirinya.

Stefly mencoba menyibukan diri dengan syuting ASMR hingga malam hari.

“Hahh.. akhirnya aku syuting deh.” Stefly membanting badannya di sofa.

“Hishh.. dari tadi masih kepikiran Razer.” Stefly masih tidak bisa melupakan rasa bersalahnya.

Stefly pergi ke luar apartemen dia ingin menemmui lelaki yang membuatnya merasa bersalah pada Razer, Bobby Hwang.

Ting.. tong.. ting.. tong.. ting.. tong..

“Apa sih Stef?” Bobby membuka pintu, Stefly langsung menerobos masuk ke apartemennya.

“Ada apa Stef? Kamu sakit?”

“Kamu kenapa sih meminta aku pilih kamu?” Stefly tidak ingin basa-basi.

“Oh.. aku risih dengan Lovely dan Shina.”

“Tapi kamu bikin aku merasa bersalah dengan Razer.” 

“Kenapa harus merasa bersalah? Memang kalian sudah saling janji akan memilih satu sama lain?”

“Ya nggak sih Bob, tapi…..”

BLAST…

Jendela apartemen Bobby terbuka, angin kencang masuk hingga menjatuhkan vas di meja ruang tamu.

Bobby langsung tahu apa penyebabnya. “Stef berlindung di belakangku.”

“Hmm? Kenapa memang?”

Seorang vampir datang mendekati mereka berdua.

“Mau apa kamu?” Tanya Bobby.

Stefly menutup mulutnya karena kaget, dia mulai merasa takut lalu memeluk Bobby dari belakang.

“Berikan darah wanita itu!” Suara vampir lelaki itu terdengar serak dan berat.

“Langkahi dulu aku!” Bobby melangkah secara cepat, secepat cahaya menarik vampir itu lalu membantingnya kuat ke lantai. 

Tak mau kalah vampir itu mendorong Bobby hingga tersungkur di menabrak tembok. Dia berjalan mendekati Stefly.

Stefly berlari masuk ke kamar Bobby. 

Bobby dengan sigap menarik vampir itu lalu menggigitnya, memasukan zar zeronix yang akan membuat seorang vampir kesakitan bukan main.

Akhirnya vampir itu pergi melalui jendela apartemen Bobby.

Bobby menghampiri Stefly di kamarnya. Stefly berlari lalu memeluk Bobby smabil menangis ketakutan.

“Tenang Stef, dia sudha pergi kamu akan aman. Ada aku, jangan takut ya.” Bobby memeluk erat Stefly.

Bersambung..

Terpopuler

Comments

Narno Narno

Narno Narno

seru Thor.......

2023-01-16

0

Agusrita Wijayanti

Agusrita Wijayanti

nah.....ini bikin kita gregetan thor ada vampire yg lain 👍

2023-01-16

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!