Hisapan Bobby.

Pukul lima pagi Stefly sudah bangun untuk bersiap masak. Dia harus membuatkan Bobby sarapan sebagai bentuk terima kasih sekaligus sogokan agar Bobby mau menghisap darahnya.

"Masak yang sederhana saja deh." Stefly berencana memasak spaghetti dan sandwich.

"Sudah selesai." Stefly menengok jam dinding, pukul 06:10.

"Kepagian nggak ya? Jangan-jangan dia belum bangun? Hmm.. coba dulu saja deh." Stefly membawa hasil masakannya ke apartemen Bobby.

"Taraaaa.." Stefly dengan bangga pamer hasil masakannya.

"What?? Sebanyak ini buat aku semua?? Gimana cara habisinnya??" Bobby kaget karena Stefly membawa spageti dengan lima porsi makan dan sepuluh potong sandwich.

"Makan yang banyak ya, semoga harimu menyenangkan, bye." Stefly tidak mau tahu soal bagaimana Bobby akan menghabiskan makanan itu, yang penting tugasnya selesai.

Stefly kembali ke apartemennya. Dia bersiap untuk jogging. 

Stefly menengok sekitar, dia tidak melihat Bobby. "Tumben orang itu tidak jogging."

Cukup empat puluh menit saja waktu untuk jogging, Stefly pulang lalu mandi dan bersiap untuk membuat konten.

"Oh? Sebentar lagi jam makan siang, hmm.. aku malas masak. Aku beli pizza aja deh." Stefly memesan pizza secara online.

Tak lama pizza pesanan Stefly datang.

"Hmm.. enak banget baunya, seharusnya aku tadi beli buat aku juga, huft.. apa boleh buat sudah terlanjur." Stefly membawa dua porsi pizza ukuran jumbo ke apartemen Bobby.

"Kamu nih gila ya? Makanan tadi pagi saja masih banyak kenapa sekarang bawa pizza sebesar itu?" Bobby menepuk jidatnya.

"Emm.. kalau gitu aku temenin makan boleh nggak? Bau pizza-nya harum banget nih, ngiler." Kata Stefly.

'Padahal darahnya lebih harum dan lebih bikin ngiler.' Batin Bobby.

"Ya sudah ayo masuk." Bobby mempersilahkan Stefly masuk ke apartemennya.

"Aku buka ya pizza-nya?" 

"Nggak usah minta izin kan itu punya kamu." Bobby berjalan menuju lemari pendingin untuk mengambil minum.

"Jus jeruk mau?" Tanya Bobby.

"Boleh."

Bobby membawa dua botol jus jeruk dingin.

"Hmm.. enak banget lho pizza-nya, coba deh." Stefly semangat sekali melahap pizza.

Bobby mencobanya. "Biasa aja tuh."

"Hish.." Stefly kesal Bobby tidak setuju dengannya.

"Ngomong-ngomong apa pekerjaanmu?" Tanya Bobby.

"Aku youtuber ASMR." Jawab Stefly.

"Wow.. orang dengan gangguan tidur ternyata seorang youtuber ASMR?" Bobby tidak percaya.

"Iya, aku merasa tersiksa karena gangguan tidurku. Jadi aku tidak ingin orang lain merasakannya, maka dari itu aku membuat konten ASMR untuk membantu mereka yang mengalami hal yang sama denganku."

Bobby menatap wajah Stefly, dia mulai berempati.

"Kalau pekerjaanmu apa?" Tanya Stefly.

"Kamu nggak kenal aku siapa??" 

"Bobby Hwang kan?" 

"Iya, kamu nggak tahu ya siapa Bobby Hwang?"

"Tahu dong, vampir zeronix!"

"Bukan itu."

"Emm.. kita baru kenal bagaimana aku tahu?" Jawab Stefly dengan santai.

"Aku ini raper, coba saja browsing 'Bobby Hwang' di youtube." 

"Nggak ah, raper kan berisik, aku nggak suka musik berisik, mengganggu."

Bobby kesal pekerjaannya dibilang mengganggu.

Stefly dan Bobby mengobrol cukup lama.

...----------------...

Keesokan harinya.

"Oke Stef, coba sekarang pakai wig yang warna blonde ini deh. Kayaknya kontak lens yang warna terang akan lebih bagus kalau rambutnya juga terang." Vreya menyodorkan sebuah wig panjang berwarna blonde.

"Nggak ah Kak, pasti muka aku bakal aneh." 

"Ih.. coba dulu aja." Vreya memasang wig di kepala Stefly.

"Tuh kan Kak aneh." Stefly mengangkat cermin di tangannya.

"Ya sebentar, ini kan belum rapih, masih harus dicatok dulu biar bagus." 

Stefly pasrah Vreya menata wig yang sudah terpasang di kepalanya.

"Cantik kok Stef, malah menurut aku lebih cantik kalau kamu pakai rambut warna terang."

Stefly bercermin, dia tidak begitu suka dengan warna wig itu, terlalu mencolok.

"Sudah Kak buruan foto, biar cepat selesai." Stefly bersiap pose di depan kamera.

"Oke.. satu.. dua.. tiga.."

Cekrek.. cekrek.. cekrek..

Pemotretan barang endorse berlangsung dua jam lebih.

"Hah.. akhirnya selesai juga." Stefly melepas wig lalu menggerai rambut panjangnya, dan memakai kacamata.

"Oiya.. besok jam sepuluh jadwal meeting pertama sama kru dan pemain 'Dare to Date?' ya Stef. Aku jemput jam sembilan pagi, oke?" Kata Vreya sambil mengemasi barang-barang bawaannya.

"Oke kak."

"Belakangan gangguan tidur dan sakit kepalamu nggak kumat ya Stef?"

"Emm.. iya kak."

"Bagus deh, makanya kulit kamu jadi semakin bagus karena kualitas tidurmu juga bagus. Hmm.. sebentar lagi pasti bakal ada produk endorse perawatan kulit nih." 

Stefly hanya tersenyum kaku.

"Aku pulang ya sudah jam tujuh malam nih, bye." Vreya keluar dari apartemen Stefly.

"Hmm.. besok pagi zat zeronix-nya sudah hilang. Bagaimana ini?" Stefly bingung.

...----------------...

00:30 waktu setempat.

"Hmm.. nggak ada efeknya lihat video ASMR Stefly. Hah.. aku membantu orang gangguan tidur tapi sekarang malah aku yang nggak bisa tidur. Huft.." Bobby keluar dari kamar berjalan menuju balkon.

"Dingin sekali malam ini." Bobby menghirup udara malam.

"Harumnya darah Stefly tercium sampai sini, benar-benar luar biasa wangi." Jiwa vampirnya terusik, Bobby mengikuti instingnya, dia melakukan teleportasi ke apartemen Stefly.

"Rupanya kamu juga baru di balkon pantas saja." Bobby sudah duduk manis di sofa.

Stefly kaget, "Heh.. kamu nggak sopan banget sih?? Jangan seenaknya saja teleportasi kesini gini dong!" Stefly menutup pintu balkon.

"Aku nggak bisa tidur, aku lihat video mu tapi nggak ada efeknya tuh. Nggak manjur tuh buat aku." Bobby berjalan mengelilingi ruang tamu apartemen Stefly.

Stefly tidak terima karyanya di ejek Bobby, dia merasa videonya telah banyak membantu orang-orang yang kesusahan tidur.

"Nih.." Stefly menyodorkan obat tidur miliknya.

"Apa nih?"

"Obat tidur."

"Nggak butuh."

Stefly tiba-tiba teringat kalau dia butuh dihisap darahnya oleh Bobby.

"Eh.. ya sudah kamu hisap saja darahku siapa tahu bisa bikin ngantuk." Kata Stefly.

"Benar??" Bobby sumringah.

Stefly mengangguk. Bobby segera menghisap darah Stefly dari leher. 

Darah Stefly terasa semakin manis dan wangi.

"Sudah.. sudah.. jangan banyak-banyak." Stefly mendorong badan Bobby.

Bobby membersihkan darah di bibirnya dengan lidah. "Hmm.."

"Seenak itu ya?" Tanya Stefly heran.

"Oke.. aku pulang, mau mencoba tidur." Bobby tidak ingin menjawab Stefly.

"Iya aku juga mau tidur." Stefly sudah merasa badannya lebih enak dan mulai merasa mengantuk, sepertinya zat zeronix sudah mulai bekerja.

Bobby berjalan mendekat ke Stefly.

"Kenapa?"

"Good night Stefly." Dengan suara berat dan sexy Bobby menggoda Stefly, sekejap Bobby menghilang tanpa jejak.

"Hishh.. dasar vampir nggak sopan." 

Bersambung...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!