Sesampainya di apartemen Stefly langsung sibuk di dapur. Sedangkan Bobby sibuk di ruang tamu meneliti properti syuting ASMR milik Stefly.
“Ini suntikan asli?" Tanya Bobby saat melihat satu kotak properti syuting ASMR.
"Iya."
"Waah.. alat rias kamu banyak banget ya." Bobby beralih melihat peralatan dandan milik Stefly.
"Eh.. wid kamu juga banyak ya, tapi kenapa nggak ada yang warna cerah?" Bobby terus saja mengoceh mengomentari soal properti ASMR milik Stefly.
"Kamu berisik juga ya ternyata." Sindir Stefly.
"Kan aku penasaran saja." Setelah merasa tersindir akhirnya Bobby duduk di sofa sambil memperhatikan sekitar.
"Ayo makan." Ajak Stefly.
Bobby duduk di kursi makan, dia melihat dua mangkuk besar berisi salad sayur dan buah terhidang di meja makan.
"Ini makan malam kamu?" Bobby memasang wajah tidak percaya.
"Iya, kenapa memang? Enak kok." Stefly melahap salad buatannya.
"Memangnya aku kambing disuruh makan seperti ini?" Bobby melipat kedua tangannya di dada.
"Kalau nggak mau ya sudah, nanti aku yang makan." Stefly tidak ambil pusing dengan sikap Bobby yang menolak salad yang dia buat.
"Aku juga doyan sih, pagi hari biasanya aku juga buat salad seperti ini kalau sedang diet." Akhirnya Bobby menyantap salad itu.
"Jadi vampir juga doyan sayur ya?"
Bobby melirik menatap aneh pada Stefly. "Sudah aku bilang darahku ini 80% darah manusia, jadi kebiasaanku sama saja seperti mu dan manusia lain. Jadi berhenti menanyakan hal-hal aneh seperti itu."
"Apa anehnya? Wajar dong kalau aku bertanya seperti itu? Aku tidak tahu soal vampir, setahuku vampir tidak bisa terkena cahaya, tapi kau bisa-bisa saja. Kau makan sayur dan kulitmu juga tidak pucat seperti mayat."
"Dasar wanita berisik."
Stefly memanyunkan bibir.
"Kau tinggal sendiri?" Tanya Bobby.
"Iya, sejak orang tuaku meninggal dalam sebuah kecelakaan aku menjual rumah lalu pindah tinggal disini."
"Menjual rumah orang tuamu? Bukannya kamu punya banyak kenangan di rumah itu? Seharusnya kamu pertahankan dong."
"Karena banyak kenangan jadi membuatku tidak nyaman. Sejak saat itu pula gangguan tidur dan sakit kepalaku muncul." Stefly menceritakan kehidupannya dengan santai, membuat Bobby merasa dekat dengannya.
"Tidak apa, orang tuamu pasti senang disana. Mungkin orang tuamu berteman dengan ibuku."
Stefly memandang Bobby sejenak lalu mengalihkan pandangannya.
"Ibuku meninggal empat belas tahun lalu, ibuku warga asli negara ini, ayahku warga negara Korea Utara. Tapi sekarang ayahku menjadi warga negara Korea Selatan karena sudah mendapat identitas baru."
"Identitas baru? Ayahmu lari dari Korea Utara ke Korea Selatan? Seorang pembelot??"
Bobby tertawa melihat ekspresi lucu Stefly.
"Bukan, setelah ibuku meninggal ayah memilih mengganti identitas lebih cepat. Biasanya kami mengganti identitas setiap delapan puluh tahun sekali." Jelas Bobby.
Stefly menatap Bobby dengan wajah bingung.
"Hah.. karena kami ini vampir, maka rata-rata hidup kami jauh lebih panjang dari manusia. Sekitar dua ratus tahun. Jadi proses penuaan kami juga lebih lama. Coba tebak berapa usiaku?" Bobby berpose sok cool.
“Emm.. dua puluh lima tahun?” Stefly asal menebak.
“Itu pasti umur yang layak buat wajahku ya? Hehe.. Salah, aku sudah hidup di dunia ini empat puluh delapan tahun.”
“Haaa..” Stefly kaget hingga menjatuhkan garpunya.
“Hish.. nggak perlu berlebihan gitu deh.” Bobby mengambil garpu yang jatuh lalu mengambil garpu yang baru untuk Stefly.
“Tapi aku baru bisa keluar bebas sejak umur tiga puluh tahun.”
“Kenapa gitu?” Stefly semakin penasaran.
“Karena fisikku baru terlihat dewasa di umur dua puluh tahun, lalu aku baru tahan dengan sinar matahari saat umur tiga puluh tahun.”
“Wah.. benar-benar terdengar fiktif.” Stefly antara percaya dan tidak percaya.
“Terserah kamu saja mau percaya atau nggak bukan urusanku, Nggak akan merugikan aku juga kalau kamu nggak percaya, tapi kalau kamu percaya nggak akan untung juga buat aku.” Bobby memakan saladnya lagi.
Malam itu mereka habiskan bersama menceritakan mengenai satu sama lain hingga mereka terasa lebih dekat karena sudah lebih banyak tahu tentang satu sama lain.
–
“Aaak.. Awww..” Stefly terjatuh dari sofa. “Hahh.. ternyata aku semalam ketiduran disini ya? Tunggu.. tunggu..” Stefly mencoba mengingat kejadian semalam.
“Aku ketiduran saat Bobby masih disini ya? Hmm.. ya sudahlah.” Stefly bangun lalu bersiap untuk jogging.
“Hai rapper internasional.” Sapa Stefly saat melihat Bobby sedang jogging.
“Hai juga youtuber ASMR yang pengikutnya delapan juta.” Bobby tidak mau kalah.
“Aww.. silau banget sih. Cahaya mataharinya mantul di wajah kamu.” Bobby tertawa mendengar kata-kata Stefly.
“Memangnya wajahku ini kaca?”
“Tapi memang benar kok, wajah kamu tu terlalu mulus dan bening, memang wajah vampir selalu ganteng atau cantik gitu ya?” Stefly tidak henti-hentinya penasaran.
“Emm.. nggak semua sih, tapi rata-rata sih begitu. Lihat aja Nathalie, dia cantik kan?”
“Hahh..” Stefly menutup mulutnya karena kaget. “Produser gila itu juga vampir? Sama seperti mu??”
Bobby menganggukan kepala.
“Wah.. gila.”
“Dia sepupuku, ibunya adalah adik ayahku.”
“Pantas sih keberaniannya itu diatas rata-rata, percaya dirinya juga patut diacungi jempol.”
“Iya, dia memang begitu sejak dulu, pantas saja kalau banyak lelaki yang suka dengannya.”
“Jadi vampir juga punya kekuatan khusus untuk menarik lawan jenis gitu?” Stefly dan Bobby berlari kecil sambil terus mengobrol, mereka tidak menghiraukan orang-orang sekitar yang memperhatikan mereka karena tahu siapa mereka.
“Nggak ada, itu sih tergantung masing-masing vampir. Ada kok vampir yang nggak punya pasangan sama sekali sampai meninggal.”
“Hmm.. gitu ya.”
Tak terasa mereka sudah mengitari taman apartemen sebanyak enam kali, karena matahari semakin terik akhirnya mereka memutuskan untuk mengakhiri jogging dan pulang ke apartemen masing-masing.
Bobby melepas jubah mandinya, melemparkan sembarang, kini hanya sebuah handuk yang menutupi tubuh bagian bawahnya. Dia bercermin, memperhatikan wajahnya, lalu badannya yang berotot, lalu tersenyum sendiri.
“Iya sih, aku memang ganteng, selera Stefly boleh juga.” Bobby merasa senang dengan pujian Stefly, padahal sebelumnya dia sering sekali mendengar pujian itu dari penggemarnya tapi kali ini terasa berbeda.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments