Syuting hari pertama (2)

Sesi perkenalan berakhir, syuting utama selesai. Namun kamera yang ada di seluruh sudut ruangan kecuali kamar lada pemain selalu on dua puluh empat jam untuk menangkap momen-momen spesial.

Pukul tiga sore semua pemain masuk ke kamar masing-masing untuk istirahat. Namun tidak dengan Bobby, dia pergi ke ruang monitoring mencari Nathalie.

"Dimana blank spot kamera di vila ini? Kenapa ada banyak sekali kameranya? Nggak ada privasi sama sekali nih buat pemain." Bobby protes pada Nathalie.

“Kamu memangnya nggak mendengarkan saat pertemuan pemain? Kan sudah diberi arahan.” Jawab Nathalie seenaknya.

“Udah buruan jawab dimana blank spot kameranya?”

“Mau apa sih? Ngerokok? Minum alkohol? Boleh kok, tenang saja ini kan acara bukan di televisi nasional. Jadi mau ngerokok, mau minum alkohol boleh. Cuma ‘making love’ aja yang nggak boleh.”

Bobby melotot, dia menjitak kepala Nathalie.

“Aww.. sakit Bobby!” Nathalie mengelus kepalanya karena kesakitan.

“Kamu tuh produser lho kalau ngomong yang sopan dong! Udah buruan jawab dimana blank spotnya?” 

“Mau apa sih emang?” Nathalie tidak akan memberikan jawaban kalau tidak mendapatkan hal yang dia ingin.

“Huft.. oke. Stefly punya gangguan tidur yang parah, kalau baru kumat kepalanya bisa sakit banget. Untuk itu aku membantu dia supaya nggak sakit.” 

“WHAT?? Jadi dia tahu kau kamu—-”

“Iya tahu, udah buruan dimana tempatnya.”

“Tunggu.. tunggu Bob. Dia tahu kalau kamu itu vampir tapi dia malah minta dihisap darahnya secara rutin gitu sama kamu?” Nathalie tidak habis pikir kenapa Stefly bisa seputus asa itu.

“Iya.”

“Makanya darahnya wangi banget.”

“Jadi dimana blank spotnya Nathalie?” Bobby harus mengulang berkali-kali.

“Di belakang dapur utama, disana ada ruangan kecil untuk meletakan beberapa barang properti.” Akhirnya Nathalie memberitahu, Bobby berniat pergi dari hadapan Nathalie tapi ditahan.

“Tapi Bob, bahaya kalau kamu lakukan disini. Kru produksi bertebaran dimana-mana.” 

“Maka dari itu aku butuh kamu, jaga keadaan supaya tidak ketahuan.” Bobby pergi begitu saja, dia berjalan menuju ke kamar Stefly.

Tok.. tok..

Stefly membuka pintu.

“Bobby?”

“Aku sudah tahu dimana blank spot kameranya. Ada di belakang dapur utama, Nathalie yang memberitahu.”

“Nathalie?? Jadi dia tahu soal penyakit aku dan ritual itu??” Stefly sedikit kaget.

“Iya, nggak usah khawatir, siapa tahu suatu saat nanti kalian bisa berteman.” Bobby mengatakan hal yang tidak penting.

Stefly tidak berpikir bisa berteman dengan orang seperti Nathalie, kepribadian mereka berbeda seratus delapan puluh derajat.

“Oke, nanti aku kirim pesan ya kalau sakit kepalaku muncul.”

“Hmm..”

“Ya sudah sana kembali lagi sama Lovely, nanti kalau dia lihat dikira aku mau nikung dia. Udah ya, aku mau istirahat dulu.” Stefly menutup pintu.

“Hmm? Kenapa jadi jutek gitu sih? Ini pasti karena dia sudah dekat sama s youtuber kuliner itu. Hish.. awas ya kamu Stefly.” Bobby pergi menuju kamarnya.

Malam tiba..

Syuting utama kembali dimulai, kali ini merekaa melakukan syuting di ruang tamu utama. Pembawa acara akan mempersilahkan satu persatu pemain untuk menjawab satu pertanyaan dari pemain lain.

Urutan untuk maju menjawab pertanyaan diundi secara acak, dan takdirnya Stefly menjadi yang pertama.

“Huft..” Stefly gugup, saat diundi dia berdoa dalam hati agar tidak dipanggil pertama kali, tapi doanya tidak dikabulkan.

“Oke, siapa yang mau mengajukan pertanyaan?” Pembawa acara mempersilahkan pemain lain bertanya pada Stefly, lalu Razer buru-buru angkat tangan.

“Emm.. kalau boleh tahu tipe cowok kamu seperti apa sih?” 

Sontak sorak sorai dari pemain lain memenuhi ruangan karena Razer langsung memperlihatkan ketertarikannya pada Stefly.

“Emm.. aku suka lelaki yang bisa membuat aku nyaman, bisa bikin aku tertawa lepas dna menjadi diriku sendiri tanpa menutupi kebohongan apapun, terima kasih.” Stefly dengan polosnya menjawab dengan sangat jujur tentang tipe pria idamannya.

Lalu satu per satu pemain mendapatkan giliran, dan yang terakhir adalah Bobby. Saat dipersilahkan oleh pembawa acara Lovely dan Shina buru-buru angkat tangan, namun pembawa acara memilih Shina karena dia lebih dulu angkat tangan.

“Kamu kan sudah sukses di industri musik internasional, tapi sekarang kamu kembali ke negara ini, apa yang kamu rasakan saat kembali kesini?” Tanya Shina.

“Emm.. sebenarnya ada sesuatu yang tidak terduga belakangan ini, sesuatu yang aku temukan secara tidak sengaja lalu membuatku penasaran. Hal itu yang membuat ku merasa senang bisa kembali ke sini.” Di dalam otak Bobby dia membayangkan Stefly.

“Penasaran? Apa itu Bobby?” Tanya Shina lebih lanjut.

“Karena cuman satu pertanyaan jadi maaf ya Shina aku nggak bisa jawab yang ini.” 

Seluruh pemain bersorak payah untuk Bobby.

Nathalie sejak sore tadi terus memperhatikan Bobby karena merasa ada yang aneh padanya. ‘Dia nggak seperti biasanya, apa dia sudah suka pada Stefly? Secepat itu? Atau dia sudah kecanduan darah Stefly? Hmm.. aku jadi penasaran.’ Batin Nathalie.

Terpopuler

Comments

Agusrita Wijayanti

Agusrita Wijayanti

semangat thor 💪 makin seru 🤗

2023-01-12

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!