Sore harinya, hujan turun cukup deras, setelah seharian mendung bergelayut di wajah-wajah langit disertai gerimis tipis yang sesekali turun terbawa angin, kini akhirnya hujan pun turun dengan derasnya,
Siska yang sudah menyelesaikan seluruh pesanan brownies pelanggannya, akhirnya kini tampak sudah bisa bernafas lega, tinggal menunggu datang driver sang pelanggan menjemput pesanan, lalu ia akan mandi dan menyiapkan makan malam untuk suaminya,
Tapi...
"Ah iya, Nenek,"
Gumam Siska, yang ingat Neneknya saat tadi siang sempat terbangun lalu minta dibuatkan telor dadar, Nenek kemudian kembali tidur dan sekarang belum juga bangun lagi,
Siska pun memutuskan untuk menengok Neneknya di kamar, khawatir jika Neneknya sakit atau kenapa,
Meskipun...
Siska menghela nafas, ingat ia akan kata-kata Nenek siang tadi saat menonton sinema di salah satu TV swasta,
"Ah tidak, tidak..."
Siska menggeleng-gelengkan kepalanya, berusaha melupakan apa yang dikatakan sang Nenek, kata-kata yang menurutnya terlalu mengerikan,
Ia tahu jika Neneknya memang sedikit berbeda dengan kebanyakan orang, tapi berkata hal semengerikan itu, Siska bahkan baru mendengarnya,
Tok... Tok... Tok...
Siska mengetuk pintu kamar Nenek dari luar pelan, ia takut kalau terlalu keras nanti Nenek bisa marah,
Tok... tok... tok...
Siska mengetuk pintu kamar Nenek lagi, karena belum terdengar jawaban Neneknya,
"Neeek... Nenek... Bangun neek,"
Panggil Siska,
Karena tak juga ada sahutan dari sang Nenek, maka Siska pun memutuskan membuka pintu kamar sang Nenek,
Dibukanya pelahan pintu kamar Neneknya, yang kemudian tampak Nenek kini baru menggeliat di atas tempat tidur dan membuka matanya menatap Siska yang kini berdiri di ambang pintu,
Siska tersenyum lega, melihat Neneknya baik-baik saja,
"Sudah sore Nek, mandi dulu, nanti masuk angin kalau kesorean,"
Kata Siska halus,
Siska memang mirip sekali dengan Ibunya, yang suaranya halus dan lembut, sabar dan juga pendiam tak suka banyak bicara,
Nenek tampak bangun dari posisi tidurnya, ia duduk di atas tempat tidur,
"Hujan?"
Tanya Nenek dengan suaranya yang parau, tatapan matanya berpindah pada kaca jendela kamarnya yang hanya ditutup gorden putih tipis,
Kaca jendela yang menghadap ke arah halaman belakang rumah yang ditanami oleh Siska banyak tanaman dan juga bunga, hingga Nenek bisa melihat keindahan halaman belakang rumahnya dari sana,
"Iya Nek, hujan,"
Kata Siska menjawab tanya Neneknya, dan tampak kemudian Nenek mengangguk sambil tersenyum,
Siska berjalan mendekati sang Nenek di atas tempat tidur, meski baginya Nenek aneh dan kadang mengerikan, tapi pada dasarnya Siska sangat menyayangi Neneknya, karena baginya adanya Nenek membuat hidupnya tidak terlalu sepi dan dingin setelah Ibunya meninggal,
Siska duduk di atas tempat tidur Nenek, dan ia barulah tersadar jika ia sudah beberapa minggu belum mengganti sprei tempat tidur kamar Neneknya,
"Cantik, baik, penurut,"
Tiba-tiba Nenek berkata, Siska menoleh ke arah sang Nenek,
"Kamu persis Ibumu,"
Kata Nenek pula, Siska sekilas tersenyum, lalu tangannya terulur ke kaki kanan Neneknya untuk kemudian ia pijit,
"Nenek juga pasti cantik saat muda,"
Kata Siska pada Neneknya, membuat Nenek terkekeh-kekeh, namun anehnya, kekeh sang Nenek tak juga berhenti, membuat Siska lama-lama mulai merasa tak nyaman melihat Neneknya terkekeh seperti itu,
Apalagi, setelah sekitar beberapa menit terkekeh-kekeh, tiba-tiba mata Nenek menjadi berkaca-kaca, lalu justeru ganti menangis,
"Nek, Nenek kenapa?"
Siska tentu saja merasa heran dengan Neneknya,
"Cantik, Nenek tidak cantik, itu sebabnya mereka jahat pada Nenek,"
Kata Nenek tiba-tiba,
Siska yang mendengarnya jadi mengerutkan kening,
"Mereka? Mereka siapa Nek?"
Tanya Siska bingung,
Nenek menatap cucu kesayangannya, melihat wajah cucunya itu seperti takut membuat Nenek kemudian diam,
Nenek sejenak menundukkan wajahnya, ia seolah mencoba mengatur gejolak emosi di dalam dirinya,
Lalu, bersamaan dengan itu, suara mobil terdengar berhenti di depan rumah, Siska yang semula akan bicara pada Nenek lagi akhirnya jadi mengurungkan niatnya,
Siska berdiri dari duduknya, lalu pamit pada Nenek karena ia yakin itu driver pelanggannya yang akan mengambil brownies,
"Nenek juga akan mandi saja,"
Kata Nenek yang bersiap ikut turun dari tempat tidur dan berdiri,
"Ya, Nenek mandilah, nanti Siska masak makanan kesukaan Nenek, dan akan mengganti sprei tempat tidur Nenek supaya Nenek bisa tidur lebih nyaman nanti malam,"
Kata Siska menyempatkan diri menyahuti Nenek dari pintu kamar sang Nenek sebelum kemudian ia terburu-buru berjalan menuju pintu utama rumahnya,
Nenek menatap sang cucu yang menjauh, cucu kesayangannya, yang andai ada satu orang menyakitinya, Nenek pasti akan melakukan apapun untuk melindungi nya.
Ting... Tong...
Bel rumah dibunyikan dari luar rumah, Siska yang melangkah terburu-buru tampak segera membuka kunci pintu rumahnya,
Dan...
Siska sejenak terlihat seperti terkejut, karena ternyata bukan driver pelanggannya yang datang, melainkan adik sang pelanggan,
"Mbak Ayu,"
Siska tersenyum menyambut dengan ramah,
Tampak gadis yang dipanggil dengan nama Mbak Ayu itu balas tersenyum sambil mengulurkan tangannya untuk menyalami Siska,
Bersama Mbak Ayu, tampak juga seorang gadis cantik berambut panjang lurus dengan warna coklat tanah,
Gadis berkulit putih dengan tubuh tinggi sintal berisi, lekuk tubuh yang sempurna dengan ukuran dada yang membuatnya semakin tampak sempurna sebagai perempuan,
Gadis yang bersama Mbak Ayu itupun kemudian mengulurkan tangannya pula pada Siska, yang tentu saja disambut Siska dengan hangat,
"Mau ambil pesanan brownies nya Mbak Sofi, Mbak,"
Kata Ayu menjelaskan maksud kedatangannya,
"Oh, iya Mbak Ayu, semua sudah siap kok, mari masuk, mari..."
Kata Siska ramah sekali,
Maklum saja, Sofi, kakak Ayu memang salah satu pelanggan paling pertama sejak Siska mulai menerima pesanan kue di rumah,
Hanya berkenalan di salah satu media sosial, hubungan Siska dan Sofi bisa dibilang sangat baik,
"Sekalian ini temenku, Anggita, yang tadi mau telfon, mungkin Mbak Sofi sudah cerita, yang mau pesan kue untuk ulang tahun Mbak,"
Kata Ayu pula menjelaskan sosok temannya yang juga ada kepentingan ikut Ayu ke tempat Siska,
"Ooh, iya... iya..."
Siska mantuk-mantuk sambil tersenyum, ingat dia tadi memang Sofi sempat menyampaikan hal itu padanya,
"Bisa bikin kue ulang tahun seperti apa Mbak?"
Tanya Anggita pada Siska sambil mendekati Siska yang kini mulai menata pesanan Sofi begitu mereka sampai di ruang tengah rumah,
"Banyak Mbak Anggita, mau kue biasa, brownies, rainbow, nanti soal topping-nya dan warna krim, model, Mbak bisa kasih contoh saja maunya macam apa,"
Jawab Siska menjelaskan,
"Keju, pacarku suka keju,"
Sahut Anggita,
"Ya, itu bisa saya buatkan nanti, ada resep yang suami saya suka sekali, kebetulan suami juga menyukai keju,"
Kata Siska pula, Anggita mengangguk sambil tersenyum,
Bersamaan dengan itu Nenek yang tampak keluar dari kamarnya sejenak mengehentikan langkahnya di depan kamar saat melihat ada Ayu dan Anggita di dekat Siska,
Nenek menatap Anggita dengan tajam, Anggota yang merasa ada yang tengah memperhatikannya tampak menoleh ke arah Nenek, membuat kedua mata mereka sempat bertemu,
Ditatap dengan tatapan mata tajam, membuat Anggita cepat mengalihkan pandangannya,
Siapa itu, orang gila atau apa? Batin Anggita yang merasa sangat tidak nyaman melihat bagaimana cara Nenek itu menatapnya,
"Mbak Anggita kasih contoh saja, nanti saya akan buatkan yang spesial, jangan lupa untuk tanggal berapa pesanannya."
Kata Siska,
Anggita yang agak terganggu karena kehadiran Neneknya Siska tampak cepat mengangguk,
"Untuk tanggal 15 Mbak,"
Jawab Anggita,
"15 ini atau 15 bulan depan?"
Tanya Siska lagi,
"Bulan ini,"
Kata Anggita sambil berusaha tersenyum lagi,
Sungguh ia ingin cepat selesai dan melarikan diri saja dari sana.
Ayu sendiri yang sibuk membantu memasukkan semua pesanan kakaknya ke dalam kantung yang disiapkan Siska tampak senyum-senyum,
"Yang lagi tergila-gila, iya banget lah ya, awas saja nanti kalau tidak dikenalkan padaku,"
Kata Ayu menggoda,
Anggita tertawa kecil, Siska pun ikut nimbrung tertawa,
Tentu saja ia jadi ingat saat dulu masih muda juga begitu, saat sedang mekar-mekarnya bunga cintanya untuk pacarnya, yang sekarang menjadi suaminya, rasanya saat ulangtahunnya tiba, pasti ingin sekali memberikan semua yang paling spesial.
Ah ngomong-ngomong, tanggal 15, kebetulan sekali suami Siska juga berulang tahun.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments
neng ade
waduh .. jangan2 pacar nya Anggota itu suami nya Siska .. nenek udh punya feeling kali hingga menatap tajam ke arah Anggita ..
2023-04-29
0
◉✿✪⃟𝔄ʀⓂ️𝐚𝐰𝐚𝐫✿◉
Waaaah bisa kebetulan sama begitu y
2023-02-04
1
🍁𝕬𝖓𝖉𝖎𝖓𝖎•𖣤᭄æ⃝᷍𝖒❣️HIAT
jangan2 suami nya siska
2023-01-25
0