14. Ular Berbisa

"Maaf Pak, hari ini ketua yayasan suaminya sedang sakit, beliau tidak bisa diganggu,"

Kata seorang pengurus yang ditemui Dadang di kantor yayasan di mana Dadang meminta tolong dicarikan seorang asisten untuk rumahnya,

Dadang tampak langsung kecewa, ia sengaja pulang cepat untuk bisa segera mengeluhkan soal Intan dan ingin mengembalikannya, tapi sayangnya ketua yayasan yang paling bertanggungjawab atas Intan justeru tidak ada,

"Hmm baiklah, saya mengerti, sampaikan saja nanti kalau orangnya saya berhentikan dan dia pergi sudah bukan salah saya,"

Kata Dadang yang kini diliputi emosi,

Para pengurus pun tampak kebingungan, selama ini mereka sepertinya juga sebetulnya tidak terlalu profesional menangani permasalahan yang terjadi pada tenaga-tenaga kerja yang mereka salurkan,

Dadang berdiri dari duduknya, membetulkan jas kerjanya lalu bersiap pulang,

Langit di luar sana sudah mulai terlihat dipenuhi anak-anak senja yang berlarian memenuhi sudut langit kota,

Sebentar lagi malam akan kembali datang, Dadang sungguh gelisah jika harus pulang saat ini, lalu kembali bertemu Intan,

Tapi...

Dadang masuk ke dalam mobilnya, sejenak ia duduk diam di balik kemudi, mencoba memikirkan apa sebaiknya yang kini ia lakukan,

Tidur di hotel saja kah?

Ah tidak, tidak!

Maryati mungkin menelfon ke rumah, jika ia tak ada, pasti Maryati akan khawatir,

Dadang tentu tak mau isterinya yang tercinta itu akan sakit lalu berdampak buruk dengan calon anak mereka di dalam kandungan,

Ah sebaiknya aku suruh saja Intan pulang ke kampung halamannya, setelah itu urusan dengan yayasan bisa kupikirkan kemudian. Begitulah akhirnya Dadang mengambil keputusan,

Dadang pun menyalakan mesin mobilnya, bersiap meninggalkan kantor yayasan di mana Intan disalurkan dari sana,

Tujuan Dadang tentu adalah pulang,

Ya pulang, ke rumahnya, di mana di sana kini Intan tengah menunggu setelah seharian diberi banyak saran oleh Masnah,

Saran untuk menjebak Dadang ke dalam perangkapnya, yang tentu saja sama sekali tak disangka oleh Dadang saat ini.

"Aku pasti bisa, tunggu saja Pak Dadang, kamu pikir kamu akan dengan mudah menolakku?"

Intan bergumam seorang diri pada pantulan bayangannya di depan cermin meja rias kamar utama di mana itu adalah kamar Dadang dan Maryati,

Intan, gadis itu tampaknya memang telah semakin dibutakan oleh perasaannya yang salah,

Jatuh cinta pada laki-laki yang tak seharusnya ia boleh damba, dan kemudian berlanjut menjadi obsesi yang sulit ia hentikan,

Ditambah rasa sakit dan terluka karena ditolak oleh Dadang bukannya membuat ia merasa malu dan memilih mundur, tapi sebaliknya, Intan justeru mengambil pilihan lain, yang tentu saja ini semua karena dukungan Masnah,

Intan tampak masih berada di depan cermin meja rias kamar utama, saat ia melihat sorot lampu mobil yang mendekati pagar rumah,

Dari jendela kaca kamar utama, pagar depan rumah memang bisa terlihat jelas,

Intan cepat melompat beranjak dari kamar utama, dadanya berdegup kencang, menanti dengan tak sabar kedatangan Dadang yang sudah ia harapkan sejak sore tadi,

Tidak ada telfon dari pihak yayasan untuknya, Intan yakin jika Dadang pasti hanya ingin menggertak dirinya saja,

Suara deru mobil Dadang kini telah sampai di depan rumah, sebentar lagi ia pasti akan turun dan segera masuk rumah,

Intan yang telah lama menanti kini kembali memastikan obat yang diberikan Masnah telah siap di sakunya,

Kali ini ia harus berhasil, dan ia yakin pasti akan berhasil.

Paling tidak, dari apa yang diceritakan Masnah, sesuai pengalaman Masnah, rasanya Intan hampir sembilan puluh persen kini yakin tak akan mendapati Dadang menolaknya lagi.

...****************...

Dadang turun dari mobilnya, hujan sudah mulai kembali turun meski tak sederas kemarin malam,

Dadang sedikit berlari ke arah teras yang lampunya telah menyala, sebagaimana lampu-lampu di sepanjang komplek, pun juga lampu teras rumah-rumah tetangganya,

Dadang masuk ke dalam rumah langsung melewati pintu utama yang tidak dikunci,

Berbeda dengan lampu teras, lampu ruang utama terlihat dibiarkan mati karena memang lampu di sana hanya dinyalakan saat ada tamu di sore dan malam hari saja,

Dadang tampak menjinjing tas kerjanya menuju ruang dalam, yang tepat saat ia masuk, bersamaan dengan itu Intan tampak muncul dari arah dapur dengan segelas teh yang memang beberapa hari ini menjadi tugasnya menyediakan untuk Dadang,

Intan tampak menyunggingkan senyuman ke arah Dadang, dari sikapnya, tampak sekali ia begitu percaya diri saat ini,

Bahkan Dadang merasa jika gadis itu seperti telah lupa dengan apa yang mereka lalui semalam, padahal untuk Dadang sendiri, semua masih terasa sangat mengganggu,

Entah gadis macam apa sebetulnya yang kini ada di depannya, bahkan Dadang tahu gadis itu masih berusaha menggodanya lagi dengan membiarkan rambut panjangnya tergerai basah, ditambah daster batik terusan yang nyaris tanpa lengan dan juga hanya sepanjang lutut saja hingga memperlihatkan dengan jelas kemolekan dirinya,

Dadang membawa langkahnya masuk ke dalam kamar, di mana begitu masuk ia langsung merasa ada aroma wangi yang tak biasa ia cium di sana,

Aroma wangi itu membuatnya sedikit terganggu, seperti aroma yang memabukkan atau semacamnya,

Aroma apa ini? Batin Dadang sembari celingak-celinguk mencari asal wangi yang belum pernah ia cium sebelumnya,

Dadang tampak melepas jas kerjanya, lalu kemejanya pula, gerah tubuhnya seharian bekerja menuntutnya untuk segera mandi,

Tampak Dadang kemudian membawa langkahnya menuju kamar mandi yang ada di dalam kamarnya,

Dadang baru akan masuk ke dalam kamar mandi, manakala ia melihat botol air putih yang memang juga selalu di siapkan di atas bufet dekat TV yang ada di dalam kamar,

Dadang menghampiri botol air putih di atas bufet, mengambil salah satu gelas yang juga telah disiapkan di sana,

Tak ada yang aneh, sejak Dadang kemudian menuang air putih ke dalam gelas, lalu setelah itu meneguknya hingga habis,

Setelah minum, Dadang lantas kembali melanjutkan masuk ke dalam kamar mandi, yang tanpa Dadang sadari, begitu ia masuk ke dalam kamar mandi, Intan menyusul masuk ke kamar utama diam-diam,

Gadis yang sudah kehilangan akal sehatnya itu kini melangkah pelan ke arah bufet, memastikan air di dalam kamar yang telah ia siapkan saat tadi ia di kamar sendirian akan segera diminum oleh sang Tuan,

"Hanya butuh sebentar saja sampai obat itu bereaksi, jangan lupa aroma wewangian yang memabukkan juga harus bisa ia hirup agar efeknya semakin cepat,"

Pesan Masnah yang sepertinya sudah sangat ahli itupun kembali terngiang,

Intan tersenyum penuh arti manakala melihat air yang ia siapkan kini telah habis diminum Dadang,

Jelas di sana ada sesuatu yang ia masukkan, dan Intan kini tinggal menunggu hasilnya,

Dan...

Intan tampak menatap jam dinding kamar utama yang seharusnya bukan di sana ia berhak ada,

Setelah sekitar sepuluh menit menunggu dengan dada berdegup kencang, akhirnya Intan pun nekat membawa langkahnya mendekati pintu kamar mandi di mana di dalamnya sang Tuan berada,

Hari ini kau harus jadi milikku Pak. Batin Intan.

Ia jelas tak mau ditolak lagi. Tidak!

Intan lantas mengulurkan tangannya ke arah handle pintu kamar mandi, namun belum lagi ia sampai tiba-tiba saja pintu kamar mandi itu terbuka,

Tampak di sana laki-laki yang begitu ia dambakan telah berdiri dalam posisi yang begitu gelisah,

Intan sejenak merasa gugup tatkala Dadang menatapnya berbeda dengan tatapan sebelumnya,

Ah inikah yang dimaksud Masnah?

Jadi ini sungguh bekerja?

Belum lagi tanya dalam hatinya terjawab, Dadang telah lebih dulu tubuh Intan.

...****************...

Terpopuler

Comments

◉✿✪⃟𝔄ʀⓂ️𝐚𝐰𝐚𝐫✿◉

◉✿✪⃟𝔄ʀⓂ️𝐚𝐰𝐚𝐫✿◉

Parah paraaaaaah...

2023-02-03

1

𝕃α²¹🅻🍾⃝sͩᴇᷞɴͧᴏᷠʀᷧɪᴛᴀDLUNA

𝕃α²¹🅻🍾⃝sͩᴇᷞɴͧᴏᷠʀᷧɪᴛᴀDLUNA

pke pelet tah
ckckck intan lupa klo hukum karna msh berlaku

2023-01-25

0

Putrii Marfuah

Putrii Marfuah

Wis konspirasi yg tidak bisa dibenarkan...Masnah temen yg menyesatkan...

2023-01-23

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!