"Nenek, mau ke mana Nek?"
Tanya Siska pada sang Nenek yang tampak turun dari kursi goyang favoritnya,
Kursi goyang yang entah telah berapa tahun selalu ia duduki tiap menonton TV,
"Ingin jalan-jalan ke depan sebentar,"
Jawab Nenek dengan suaranya yang serak,
"Jangan jauh-jauh Nek, hari ini Siska banyak pesanan brownies, nanti tidak ada yang jemput kalau Nenek pergi terlalu jauh,"
Kata Siska,
Nenek yang mendengar pesan cucu paling kecilnya itupun tampak hanya menganggukkan kepalanya saja sambil kemudian berlalu,
Ya, Siska, dia adalah cucu paling kecil dari satu orang anak Nenek yang malah lebih dulu berpulang beberapa tahun lalu karena mengidap kanker otak,
Nenek tinggal bersama Siska di rumah induk milik Nenek dan Kakek karena hanya Siska satu-satunya cuci Nenek uang semuanya ada tiga orang, yang belum memiliki rumah sendiri,
Nenek yang tentu saja sangat menyayangi Siska, memang ingin rumah induknya kelak bisa ia berikan pada Siska,
Dan legalah hati Nenek, karena Siska bersedia tinggal dan merawat Nenek pula di sana,
Nenek berjalan pelan menuju keluar rumahnya, berjalan tanpa alas kaki dengan ditemani tongkat penopang,
Angin berhembus sedikit kencang pagi ini, disertai gerimis tipis karena memang bulan telah masuk muslim penghujan,
Nenek berjalan menyusuri jalan berbatu di halaman rumahnya, yang di mana kanan kirinya tampak hamparan rumput hijau yang subur terawat, yang tentu saja dirawat oleh Siska dan suaminya,
Nenek terus membawa langkahnya sampai ke pintu pagar rumah yang hanya setinggi pinggang orang dewasa,
Pagar besi dengan cat coklat yang di sana sini tampak sedikit mengelupas karena sudah cukup lama tidak di cat lagi,
Nenek menatap ujung jalanan yang kini terlihat beberapa orang bergerombol di sana karena ada tukang sayur keliling,
Tampak ia sekilas tersenyum, menatap jalanan yang mulai sedikit basah karena guyuran gerimis tipis-tipis,
"Aku berangkat yah, Yang,"
Kata suami Siska berpamitan,
Siska mengangguk, ia tampak bangkit dari duduknya, menerima kecupan suaminya di kening, lalu menyalami sang suami untuk ia gantian mencium punggung tangan suaminya,
"Malam ini tidak akan lembur kan?"
Tanya Siska,
Sang suami menggeleng,
"Tidak, aku akan pulang lebih cepat,"
Kata suami Siska seraya mengelus perut isterinya,
"Tahun ini, semoga,"
Tambahnya pula,
Siska mengangguk seraya mengaminkan dari hatinya yang paling dalam,
Ya, tentu saja, Siska tahu betul suaminya sudah merindukan kehadiran buah hati di tengah rumah tangga mereka,
Siska mengantarkan sang suami keluar dari rumah, keduanya lantas mendapati Nenek yang kini tengah berdiri saja di bawah guyuran gerimis tipis pagi ini,
"Nenek suruh masuk saja, Yang, nanti sakit dia,"
Kata Suami Siska,
Tampak Siska menghela nafas,
"Nanti aku ajak masuk, jangan khawatir, Nenek sudah biasa begitu,"
Ujar Siska,
Suami Siska pun lantas menuju mobilnya, mobil model lama yang masih cukup bagus, yang baru mereka beli sekitar dua bulan terakhir,
Siska melambaikan tangan saat suaminya memberi ciuman jauh sebelum pergi meninggalkan halaman rumah,
Nenek yang berada di depan pagar, tampak menatap cucu menantunya yang mengangguk sopan ke arahnya ketika melewati Nenek,
"Hati-hati di jalan, hati-hati dengan pandangan, hati-hati dengan lisan,"
Kata Nenek mengiringi mobil cucu menantunya yang menjauh,
"Nenek, ayok masuk Nek, hujan Nek, nanti Nenek sakit,"
Siska menghampiri Nenek sambil merangkul Neneknya,
"Aku ingin jalan-jalan sebentar,"
Lirih Nenek,
Siska menggelengkan kepalanya,
"Jangan sekarang Nek, nanti saja kalau sore, biar Siska temani, yah,"
Bujuk Siska,
Nenek menatap wajah cucu kesayangannya,
"Anak baik, Nenek akan melindungimu dari siapapun yang menyakitimu."
Kata Nenek.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments
◉✿✪⃟𝔄ʀⓂ️𝐚𝐰𝐚𝐫✿◉
Iya, Nek... Sesama keluarga kan y emang harus saling melindungi...
2023-02-03
2
𝐋α◦𝐒єησяιтα 🇵🇸🇮🇩
muslim penghujan
musim kyne gah kiyee
2023-01-25
2
𝐋α◦𝐒єησяιтα 🇵🇸🇮🇩
cuci nenek uang?tipo ✌️
cucu nenek yang kyane kihh🤣
2023-01-25
2