8. Fakta Kepala Geng Motor

MATA kuliah terakhir baru selesai.

“Abis ini kamu mau ke mana?” tanya Akbi begitu Kekira keluar kelas.

“Pulang.” Kepolosan Kekira membuat Akbi gemas.

“Aduhhhh anak Bunda banget deh. Main dulu yuk?”

“Ke mana? Ntar Bunda khawatir lho.”

“Nggak akan, kan perginya sama aku.”

“Emang mau ke mana?”

“Ke mana aja. Kan kamu baru di Jakarta. Kita jalan-jalan lah.”

“Ngg…” Kekira ragu.

“Ayolah…” rayu Akbi. “Kita kan belum ngobrol banyak.”

“Tapi aku ijin dulu ya sama Bunda?”

“Oh ya udah.”

Kekira menelepon Bundanya, tak lama kemudian tersenyum.

“Bunda bilang boleh. Asal jangan kemaleman pulangnya.”

“Sip. Yuk pergi!”

Memang moment ini yang Kekira tunggu. Ia ingin bertanya banyak hal terutama perihal geng motor.

***

“Bi, boleh nanya?” tanya Kekira ketika mereka duduk di taman kota sambil minum jus buah.

“Tanya aja.”

“Apa bener kamu kepala geng motor?”

Akbi tersedak minumannya dan terbatuk-batuk.

Kekira sigap membersihkan ceceran jus dengan tisu.

“Bi, itu nggak bener kan? Kamu nggak mungkin terlibat geng kayak begitu.” Kekira berharap Akbi jujur.

Cukup lama Akbi terdiam.

Ekspresinya udah campur aduk, antara sedih, marah, atau apalah.

Yang jelas, Kekira menduga ada yang tidak beres.

“Aku nggak pernah suka situasi ini, Ki.”

Kening Kekira berkerut, makin penasaran.

“Jadi kepala geng motor, semua cuma trik.”

“Trik?” Kekira nggak ngerti. “Maksud kamu?”

Mata Akbi menatap Kekira, tajam.

Namun wajah polos yang jujur sahabatnya membuatnya tidak ragu bercerita.

“Dua tahun lalu, pacarku Tari, jadi korban tabrak lari. Saat itu kondisi jalan sepi, nggak ada saksi mata. Sebelum meninggal, dia bilang sama aku dia melihat wajah pelaku. Tari bilang, pelakunya anggota geng motor yang punya bekas jahitan di bahu kanan. Tari liat itu waktu coba nahan dia yang mau kabur hingga bajunya ditarik. Sejak kematian Tari, aku bersumpah akan cari orang itu dan membalas dendam atas kematian Tari.”

Kekira terperangah. “Jadi karena itu kamu jadi kepala geng motor?”

Akbi mengangguk. “Selama dua tahun aku berpindah-pindah geng untuk mencari pembunuh Tari. Sampai sekarang aku belum menemukan. Tapi aku curiga di Tyrex ada orang yang aku cari. Dan aku harus memastikan. Kalau sampai kecurigaanku terbukti, aku bakal habisin dia!”

“Kamu yakin informasi dari Tari akurat? Kalo denger cerita kamu, saat itu dia lagi sekarat.”

“Apapun itu, aku nggak akan nyerah, Ki. Aku bisa cari orang dengan bekas jahitan di bahu kanan. Pokoknya apapun caranya, aku harus ditemukan dia dan membalas kematian Tari.”

Makin ngeri dengan perkataan Akbi. Kekira memandanginya kasihan. Bahkan matanya sudah berkaca-kaca pertanda menahan tangis. Jika begitu, dapat dipastikan beban yang ditanggungnya benar-benar berat.

Kekira menyentuh bahu cowok itu, menenangkannya.

Akbi tersenyum asam. “Maka dari itu, aku bersikap dingin dan kasar sama perempuan. Karena aku takut, bener-bener takut, kalo harus jatuh cinta lagi. Dan suatu ketika aku akan merasakan hancurnya kehilangan. Seperti yang aku alami pada Tari. Aku nggak mau itu terulang. Kehilangan Tari udah bikin aku berantakan. Makanya aku membatasi diri, supaya jangan main hati dengan perempuan.”

Clear masalahnya!

“Tapi aku sahabat kamu.” Kekira tersenyum tulus. “Dan aku berharap kamu nggak bertindak bodoh, aku nggak mau terjadi hal buruk sama kamu, Bi.”

“Setidaknya kamu alasan aku semangat hidup, Ki.” Akbi memegang tangan Kekira. “Setelah Papa Mama meninggal, aku kesepian. Nggak ada yang bisa aku jadikan sandaran. Tapi sekarang ada kamu. Aku mohon, kali ini apapun yang terjadi, jangan pernah tinggalin aku. Kamu sahabat satu-satunya yang aku punya.”

Kekira tersenyum.

Akbi menghela nafas lega, sudah mencurahkan beban di hatinya. Ia mulai tersenyum.

“Eh makan yuk? Laper nih.”

“Ayuk. Aku maunya makan bakso.”

“Nggak ah, aku maunya soto ayam.”

“Bakso aja!”

“Enggak, soto!”

“Ihh enakan bakso, tauuu..”

“Soto lebih bikin kenyang..”

“Iihh Akbi pelit.. nggak mau ngalah!”

“Biariiiinnn..”

***

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!