Sora berulang kali menghubungi nomor ponsel Jo namun tidak juga diangkat. Sora sudah tidak bisa menahan sakit di perutnya yang terasa melilit lebih dari hari hari sebelumnya. Sora berniat meminta tolong pada Jo untuk mengantar ke dokter di dekat komplek apartemen sebentar hanya sekedar mengantar saja tidak perlu menungguinya. Jika meminta tolong pada White seperti dulu namun tidak mungkin, ayahnya akan dengan cepat menemukannya. Tidak mungkin juga menghubungi Rain temannya yang sekaligus adiknya Jo. Sora memaksakan dirinya untuk manahan sakit di perutnya mengambil hoodie di lemari dan mencoba ke dokter. Sora membuka dompetnya menatap beberapa lembar uangnya yang makin hari makin menipis untuk kebutuhan sehari hari. Dengan mengurungkan niatnya memanggil taxi, Sora berjalan pelan pelan ke dokter.
"selidiki latar belakang Sora, dan apa hubungannya dengan kejadian di rooftop Griffin School" Sora bisa mendengar suara Jo samar samar saat menuruni tangga, Sora tidak menggunakan lift karna salah satunya mengantre dan satunya lagi dalam perbaikan jadi memutuskan untuk menuruni satu lantai dengan tangga untuk menaiki lift di lantai berikutnya.
"awasi juga temannya....." Sora yang tidak sengaja mendengar memilih kembali menaiki tangga kembali ke apartement, lalu saat membuka pintu darurat terlihat orang suruhan ayahnya menuju ke apartement milik Jo dan mengawasi sekitar.
"gawat mereka menemukanku, aku harus segera pergi"
Sora kembali menuruni tangga mengendap endap, sakit perutnya mendadak menghilang digantikan dengan debaran jantunya yang semakin menjadi. Merapatkan hoodie hitamnya dan memakai masker hitamnya untuk membantunya sembunyi hingga keluar dari apartment. Setelah sampai di luar kawasan apartment Sora mengetikkan sesuatu di ponselnya lalu membuang ponselnya begitu saja.
Sora kembali berjalan meninggalkan kawasan apartement milik Jo. Sora merasa bersalah karna tidak berpamitan pada Jo untuk sekedar berterima kasih karna bantuannya selama ini.
"sial, perutku kenapa harus begini diasaat genting begini, jika aku menarik uangku disini pasti mereka juga akan menemukanku" Sora terus berpikir bagaimana caranya agar bisa menguras habis tabungannya untuk kebutuhannya nanti tanpa bisa dilacak.
"lebih baik aku kembali ke restoran bibi Hani saja dulu" memutuskan untuk ke restoran bibi Hani karna sudah terlalu larut jika harus mencari tempat tinggal
"lhoh Sora bukankah hari ini ijin libur karna sakit" tanya bibi Hani mendapati Sora berdiri di depan restorannya dengan wajah pucat dan sedikit demam
"tidak jadi bibi aku datang untuk membantu" Sora masuk begitu saja ke dalam memakai celemeknya lalu melayani beberapa pengunjung yang masih ada di dalam
"bibi minta lauknya lagi"
"bibi minta alkoholnya lagi"
Sora yang mendengar itu dengan segera melayani mereka semua dengan cepat "ya pesanan anda datang" teriaknya sambil membawa pesanan mereka
Sora sudah bekerja di restoran bibi sejak SMP untuk memenuhi kebutuhannya sendiri selain sekolah dan tempat tinggal. Tidak ada yang tahu jika Sora bekerja. Restoran bibi Hani juga tidak berada di dekat jalan raya dimana orang orang mudah menemukan, namun restoran bibi Hani sangat banyak di cari karna rasa sup tulangnya yang sangat enak. Sora menemukan restoran ini dan bertemu bibi Hani saat kabur dari rumah. Dengan pakaian yang sudah lusuh tanpa alas kaki dan beberapa luka di bagian tubuh Sora, bibi Hani menemukan Sora di depan ruko yang akan dijual dan karna iba apalagi kondisi bibi Hani yang baru saja kehilangan anaknya karna kecelakaan pun membuat bibi Hani mau merawat Sora sementara waktu. Semula Sora dirawat bibi Hani seperti anaknya sendiri bahkan sampai memanggilnya ibu namun lama lama Sora merasa menjadi beban untuk bibi Hani dan berniat untuk kembali kerumahnya meskipun masih trauma menghadapi ayahnya. Bibi Hani yang mengetahui itu mengatakan pada Sora jika tidak masalah tinggal sementara untuk tinggal dirumahnya dulu hingga benar benar pulih baik fisik dan batinnya. Lalu Sora yang dalam kondisi masih ketakutan menghadapi ayahnya mengatakan pada bibi Hani jika dirinya akan bekerja dengan bibi Hani saja di restoran milik bibi Hani untuk membantu meringankan bibi Hani. Namun karna bibi Hani sudah menganggap Sora sebagai anaknya sendiri tidak menyetujui permintaan Sora yang ingin membantu tanpa diberi upah, alhasil bibi tetap memberinya upah setelah Sora memutuskan untuk kembali tinggal di rumah ayahnya namun tetap bekerja di restoran miliknya.
Malam semakin larut hingga semua pengunjung meninggalkan restoran dan restoran bersiap untuk tutup. Sora membersihkan semua meja lalu menutup pintu dan menurunkan tirai setelah mengunci semua pintu dan jendela.
"ibu apa boleh aku menginap disini malam ini?" tanya Sora yang mengeringkan beberapa alat makan yang masih basah setelah dicuci oleh paman Ha
Melihat baik paman maupun bibi tidak memberikan responpun membuat Sora membatalkan niatnya dan bergegas menyelesaikan pekerjaannya dan memakai hoodie dan maskernya lagi.
"sudah selesai semua, kalau begitu aku pamit ya, besok aku datang lagi saat buka, selamat malam paman dan ibu" Sora keluar dengan pintu belakang seperti biasa, melihat sekeliling meski di tempat yang termasuk jauh dari jalan raya dirinya harus tetap waspada jika sewaktu waktu orang suruhan ayahnya menemukannya.
"sedang apa disini? ayo naik sudah malam" paman menariknya masuk lagi dan mengajaknya untuk naik. Rumah bibi dan paman ada di lantai 2 restoran.
Sora merasa terharu dengan kebaikan paman dan bibi yang sudah ia anggap orang tuanya sendiri itu tidak pernah hilang darii dulu hingga sekarang meski tahu bagaimana latar belakang Sora semua masalah Sora dengan ayahnya.
"jika kabur lagi begini kenapa tidak tinggal disini saja, dasar anak kurang ajar membuat khawatir orang tua saja bisanya" kata paman yang meski parasnya terlihat dingin dan galak namun sebenarnya sangat menyangi Sora
"anak pulang kerumah kok dibilang kurang ajar, sudah makan saja jangan dengarkan ayahmu yang gengsinya tinggi ini" bibi Hani menaruh sup rumput laut di hadapan Sora dan semangkuk nasi beserta lauk pendamping lainnya
"ayah kok panggil paman" protes paman Ha
"maaf ayah" Sora menarik tangan paman Ha mendekat
"bukankah kau terlalu boros jika mengirimkan barang barang tidak perlu itu" kata paman Ha menunjuk beberapa barang seperti kursi pijat, penanak nasi, oven, mesin kopi
"tentu saja tidak, aku kan bisa menggunakannya jika kesini hahahah" Sora tertawa menggoda paman dan bibi
"kau juga mengirim kami uang dengan nominal besar, pikirkan dirimu sendiri dulu nak" kata bibi Hani
"ibu, ayah desain ku terpilih untu musim selanjutnya, mereka membayarku tinggi jadi aku banyak uang, hebat kan"
"yang ikut kontes tahun lalu?" tanya bibi Hani
"iya yang itu karna pakai nama ibu dan bantuan ide dari ayah jadi aku membagi hasilnya untuk kita bertiga, keren kan aku"
Paman dan bibi mengetahui alasan Sora tidak pernah menggunakan namanya sendiri untuk beberapa hal dan memilih memakai nama Hani.
"oiya besok tolong antarkan aku ke bank ya" kata Sora yang diangguki oleh keduanya.
"ini minum ini dulu setelah makan, jika tidak berkurang panasnya kita kedokter besok" kata paman Ha
"ke rumah sakit saja" kata bibi Hani
"benar, apa sekarang saja?" Sora menggeleng
Keesokan harinya Sora pergi ke bank untuk mengambil semua uangnya lalu kembali ke restoran untuk bekerja. Namun disepanjang jalan perutnya kembali melilit bahkan semakin parah setelah tiba di restoran. Pandangannya juga ikut menjadi buram dan kabur. Sora hanya bisa menahan rasa sakitnya.
"nak kau tak apa?" bibi Hani dengan sigap menopang tubuh Sora yang limbung menahan rasa sakit
"ya perutku sedikit sakit" Sora mencoba menjawab dengan senyumnya agar mereka tidak khawatir
"kita bawa ke rumah sakit saja" paman Ha keluar dari mobilnya, paman Ha sengaja menyiapkan mobilnya saat melihat gerak gerik Sora yang datang dengan wajah pucat. Dengan cepat Sora dibawa ke rumah sakit
*******
Semua manatap kedatangan Sora yang sudah seminggu tidak masuk sekolah. Beberapa ada yang berbisik sambil membaca sesuatu di ponsel mereka. Sora seminggu yang lalu menjalani operasi usus buntu dan dirawat sedikit lebih lama karna menderita kurang gizi. Selama hidupnya Sora tidak makan makanan dengan cukup dan bergizi. Dengan uang pas pasannya hanya cukup untuk membeli makanan instan.
Sora terus melangkahkan kakinya di tengah tengah ramainya murid lain yang bergunjing saat melihatnya.
"aku tidak menyangka dia tega melakukan itu pada kakaknya sendiri hanya karna iri" Sora menghentikan langkahnya mendengar itu
"dan sekarang dia juga melakukan itu pada Rain karna Rain ranking ? benar benar tidak tahu malu" Sora menghela nafasnya, percuma saja jika dirinya mengatakan yang sesungguhnya. Orang orang hanya ingin meyakini apa yang mereka lihat dan yakini, tidak peduli apa yang ada dibaliknya.
Sora melangkahkan kakinya memasuki ruang guru untuk bertemu dengan wali kelasnya.
"Sora, kemana saja kamu"
Sora memberikan surat keterangan dokter pada wali kelasnya.
"maaf pak untuk ujian uji coba ke 2 nya apa saya bisa tetap mengikuti?" tanya Sora karna saat dirinya dirawat adalah hari ujian dan itu bisa mempengaruhi nilainya dan mengancam beasiswanya.
Wali kelas tampa terdiam menghela nafasnya. "kenapa ayahmu tidak mengabari jika kamu dirawat di rumah sakit?"
Mendengar ada beberapa murid lain juga yang ada diruang guru membuat Sora was was jika persembunyiannya akan segera diketahui oleh ayahnya. Sora memilih diam tidak menjawab nya dan hanya menunduk.
"nanti ibu beritahu setelah beediskusi dengan bagian kurikulum, sekarang masuk dulu ke kelas dan mengikuti pelajaran" mendengar itu Sora menurut dan kembali ke kelasnya.
Joana yang juga ada di ruang guru juga terkejut mendengar seminggu ini Sora dirawat di rumah sakit. Joana juga menyadari jika Sora juga tidak aktif di beberapa media sosial. Beberapa teman sekelasnya maupun kelas lain juga mengatakan jika Sora tidak bisa dihubungi. Sora menghubungi mereka melewati email untuk menyerahkan beberapa tugas kelompok. Sora melampirkan bagainnya dalam tugas kelompok melalui email. Manu juga mengatakan jika Sora tidak terlihat di lingkungan rumahnya hampir 1 bulan lebih. Sora juga tidak terlihat di perpustakaan tempatnya biasa kunjungi setiap pulang sekolah. Joana tidak berani menghubungi Sora karna hubungan mereka yang sedang tidak baik. Sora menjauhinya secara tiba tiba yang membuat Joana berpikir jika Sora sudah tidak mau berteman lagi dengannya sama halnya seperti murid lain yang mendekatinya karna keuntungan. Joana menganggap Sora meninggalkannya karna tidak mendapatkan keuntungan apapun darinya selama ini. Terlebih Joana yang sekarang merebut posisi ranking Sora diurutan pertama.
Joana manatap Sora dari bangku paling belakang. Meski semua orang menggunjingnya Sora tidak menunjukkan reaksi apapun. Bertingkah seperti biasa seperti tidak terjadi apa apa.
orang orang berusaha keras untuk tersenyum untuk menyembunyikan kebenaran seolah olah mereka bahagia sementara mereka menyembunyikan kebenaran. Salah satu alasan Joana bisa berteman dengan Sora adalah Sora sangat mirip dengan dirinya.
Baik Joana maupun Sora, banyak orang orang yang bergantung pada mereka lebih banyak dari yang mereka pikirkan, sehingga tidak boleh menyerah. Namun sebenarnya mereka juga tidak sekuat itu, meski tidak terlihat sebenarnya baik Joana dan Sora penuh dengan luka. Meski begitu baik Joana maupun Sora tidak ingin terlihat lemah sehingga terus berpura pura baik baik saja seperti tidak terjadi apa apa. Kebiasaan itu pula yang membuat mereka menjadi dekat dan bergantung satu sama lain namun kebiasaan itu juga yang membuat mereka berakhir dingin dan tidak saling mengenal saat ini. Saling menyembunyikan sesuatu yang terjadi untuk melindungi satu sama lain hingga menyebabkan kesalahpahaman diantara keduanyanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments