Temaaanss tolong LIKE dan KOMENTARNYA Di setiap postingan. Dan bantu VOTE di Novel BUKAN SITI NURBAYA. Terima kasih ^^
-------
"Haha.. Gila kamu Keen." Lala tertawa menyembunyikan jantungnya yang berdegup sangat kencang. Darahnya seketika berdesir mendengar ungkapan dari Keenan. Lala tahu, itu hanya permainan Keenan.
"Jangan permainkan cinta Keenan! Memang aku bodoh apa!" ucap Lala
"Ya habis, aku bingung." jujurnya
"Kamu begitu ke sembarang wanita Keen?" tanya Lala
"Apa?"
"Ngajak pacaran begitu. Enteng bener. Playboy juga kamu." sindir Lala
"Siapa yang playboy! Jangan sembarangan kamu La!" Keenan nampak emosi
"Terus itu pernyataan apaan?"
"Pacaran tanpa cinta. Cih!" Lala meremehkan.
"Sudahlah Keen. Kamu buang waktuku!" Lala hendak membuka pintu. Seketika Keenan menarik lengannya hingga tubuh Lala terdorong ke arahnya. Satu kecupan mendarat di pipi Lala.
Plak!
"Gak waras kamu ya!" Lala berteriak. Kemudian keluar dari mobil dan menutupnya kencang.
Bruukk..
Sementara Keenan hanya mematung.
"Kurang aj*r! Gak tahu diri! Gak tahu malu! Dasar cab**!" Lala mengumpat seraya berjalan cepat.
Keenan memukul kemudi. Dia merutuki dirinya yang diluar kendali.
"Kenapa aku jadi begini!" gumamnya kesal.
"Ini bukan aku. Sumpah! Ini bukan aku!" ucapnya sambil meremas rambutnya. Keenan termenung.
Lala berjalan menuju kantin. Dia segera menyambar minuman dingin dan meminumnya tanpa henti.
"Heh.. Heh..heh.." deru nafasnya mulai teratur.
"Ya Tuhan, aku kasar sekali sama si Keenan." Lala tersadar.
"Tapi salah sendiri, kenapa juga dia cium pipi segala. Dasar kurang aj**" gerutunya
Lala membayar minumannya. Dia berlalu keluar gerbang bersamaan dengan mobil Keenan yang hendak keluar gerbang juga.
"La.." teriak Keenan dari dalam mobil seraya membuka kaca mobilnya.
Lala tak menggubrisnya.
"Laa.. Lalaa.." ucapnya kemudian.
Lala masih berjalan tanpa melihatnya sama sekali.
Keenan kesal Lala tak memperdulikannya. Dia keluar mobil berjalan cepat dan meraih tangan Lala.
"Lepas!" Lala menepis tangan Keenan.
Tangan mereka hanya berayun karena tenaga Keenan jauh lebih kuat mencengkram lengan Lala.
"Ikut aku!" ucapnya. Pandangan mereka beradu. Kilatan amarah terlihat jelas dari mata Keenan.
"Lepas! Aku gak mau ikut!" Lala mencoba menepisnya kembali.
"Kamu gak mau dilihat orang?" tanya Keenan.
Sesaat Lala tersadar, beberapa pasang mata memperhatikan mereka. Lala menundukan pandangannya.
'Malu!' ucapnya dalam hati.
Keenan menarik Lala hingga tubuh Lala ikut terseret dalam tarikannya. Dia membuka pintu mobil dan menuntun Lala masuk ke dalam mobil.
Tak mau Lala kabur, Keenan berlari kecil masuk kedalam mobilnya. Melajukan mobilnya keluar dari area kampus.
Keenan menepikan mobilnya disebuah cafe dengan nuansa alam. Lala sedikit berbinar melihat cafe tersebut.
"Makan dulu ya?" ajak Keenan
Lala diam mematung.
"Laa, please. Kita bicara setelah perut kita kenyang yaa.." ajak Keenan
Lala memalingkan mukanya.
'Ya Tuhan. Kenapa aku ngemis gini sama si Lala! Demi harga diri di depan temanku. Okelah!' batinnya mencoba berdamai.
"La, aku belum makan dari pagi La." bohongnya
'Memang kamu saja! Aku juga!' batin Lala
"Yuk, makan dulu. Setelah itu kita bicara lagi." ajak Keenan tak henti.
Keenan membuka pintu mobilnya. Dia kemudian membukakan pintu mobil Lala. Keenan membungkuk mendekatkan tubuhnya pada Lala.
"Mau ap.." ucapannya terhenti saat tahu Keenan melepaskan sabuk pengaman yang membelit tubuhnya.
Dengan sabar Keenan menunggu Lala keluar dari mobil. Setelah Lala keluar, Keenan menutup pintu mobil seraya menyunggingkan senyumnya.
Mereka memilih halaman belakang cafe yang seperti taman. Disana terdapat beberapa mainan anak dan hiasan lampu yang tergantung.
Seorang pelayan mendekat ke meja mereka. Memberikan menu yang ada disana. Lala hanya mematung tanpa memilih menu apapun. Pikirannya kali ini bekerja lebih keras dibanding hatinya.
"Mau makan apa?" tanya Keenan lembut
"Terserah." ucapnya singkat.
"Steak? Atau nasi?" tanya Keenan.
'Dua-duanya juga aku mauu. Ini perut sudah meronta-ronta dari tadi Keen!' batinnya.
"Apa saja."
"Nasi goreng?" goda Keenan.
'Astagaa..ke Cafe cuma makan nasi goreng?aku suruh Ibu kader buat juga dia dengan senang hati!'
"Steak saja."
'Hah! Memalukan! Bodo amat dari pada dia pesankan nasi goreng.' batin Lala
Keenan menyunggingkan senyumnya. Dia tahu betul Lala seperti apa. Lala tak segan protes atau berkomentar soal apapun sekalipun dia lagi marah.
Keenan memanggil kembali pelayan cafe. Dia segera memesan pesanan mereka.
"Sudah lama ya La, kita gak makan bareng." ucap Keenan mengingatkan kenangan mereka saat Keenan magang di perusahaan.
Lala diam.
"Kangen juga aku sama kamu La. Baru sadar sekarang." ucapnya kemudian.
"Gak usah bohong!" ketus Lala
'Kepancing kan dia' batin Keenan senang.
"Aku minta maaf ya La. Atas semua tindakanku."
Lala membisu.
"Gak tahu kenapa, tadi aku tiba-tiba refleks cium kamu La" ucapnya tanpa tahu malu.
"Aku juga gak ngerti. Maaf ya La. Kalau aku kurang ajar." Sesalnya.
"Jujur.. Akuu.."
Ucapannya terhenti saat pelayan membawa makanan mereka.
"Makan dulu deh La." ajaknya
Keduanya makan saling membisu. Hanya pandangan Keenan yang sedikit curi-curi pandang pada Lala. Sementara Lala pura-pura fokus pada makanannya. Bertolak belakang dengan hatinya yang kini merasa tak karuan.
Lala masih memikirkan apa yang akan dia lakukan ke depannya. Memaafkan Keenan atau harus mengabaikannya? Lala merasa pusing harus bertindak bagaimana.
'Masa Bodoh! Kenyang dulu saja. Mikir belakangan.' perutnya mengalahkan isi otaknya. Lala makan dengan lahap.
Setelah selesai. Mereka masih membisu. Keenan sedikit ragu untuk mengutarakan isi hatinya. Sementara Lala dipusingkan dengan sikapnya nanti pada Keenan.
'Kenapa jadi rumit begini sih?' batin Lala tak mengerti.
"La, sekali lagi aku minta maaf ya." ucap Keenan tulus mem uka percakapan mereka kembali.
"Tadi aku refleks. Sumpah." mereka bersitatap. Lala mencari kebenaran dari sudut mata Keenan.
"Boleh aku jujur?" Keenan masih mendominasi percakapan mereka.
"Kamu mau tahu alasan aku menutup identitasku?" ucap Keenan ragu.
Lala yang memang penasaran segera merubah mimik wajahnya, dan Keenan membaca perubahan Lala.
"Gak mau ya? Ya sudah." Keenan memancingnya
"Kenapa! Cepat katakan!" ucap Lala penasaran. Masih dengan nada ketusnya.
"Aku beritahu kamu asal kamu maafkan aku." Keenan mengancamnya.
'si*lan itu orang! Selalu mengancam!' batin Lala
"Mau maafin aku gak?" tanya Keenan
Lala nampak menimang.
"Ya sudah."
Keenan tersenyum puas.
"Ceria seperti biasa dong La. Rasanya bukan kamu kalau kamu begitu." ucap Keenan jujur.
"Ya sudah. Cepetan! Mau bilang gak?" Lala bersikap seperti biasa.
"Nah, ini baru Lala." ucap Keenan
"Cepetan!" Lala enggan menanggapi Keenan.
"Jangan buru-buru dong." Keenan senang menggodanya.
"Lama! Aku pulang!" Lala hendak berdiri.
"Oke. Oke.. Jangan marah-marah lagi dong La. Ngeri aku. Di tampar pula!" Keenan mengelus pipinya.
"Suruh siapa kamu.." Lala tersadar. Dia malu mengatakannya.
"hehe maaf La. Aku gak ngerti kenapa aku tiba-tiba begitu."
"Jadi?cepet katakan alasanmu?" ucap Lala
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments
No Name
bisa jadi, memaki tanda mengasihi 😬 (yg benar saja aku ini)
2021-09-08
0
Lina Cucu Rusman
bagus banget dah ceritanyaaa
2021-06-24
0
Ifa Aldiva
alsngkah indahx kl ada visualx thor🤣🤣
2021-05-13
0