Lala berlari menuju Kang Ojek yang telah menunggunya. Hari ini dia sedikit terlambat akibat terlalu lama memilih-milih baju yang ada di lemarinya.
Lala merutuki dirinya sendiri yang bertindak diluar akal sehatnya.
"Ya Tuhan kenapa aku bersikap seperti ini."
"Masa sih aku suka sama dia lagi?" gumam Lala gusar
Dia tiba di kampus dengan tergesa. Selama pelajaran tak ada satupun yang nyangkut di otaknya. Perutnya berdendang kencang karena dia melewatkan sarapannya.
'Gara-gara si Keenan, aku jadi kayak begini!' batinnya.
Matak kuliah pertama telah usai, dia segera berjalan ke kantin untuk mengganjal perutnya. Tak lama kelasnya dimulai kembali. Walau perutnya telah terisi, tetap saja dia tak bisa fokus. Pikirannya masih melayang-layang terhadap si Tuan Muda.
"La, aku jemput dimana?" ~ Keenan.
Satu pesan masuk yang langsung dia buka.
'Tuhaaannn..kenapa jadi gerak cepat begini ini jari. Ketahuan sekali kan aku ngarep.' batinnya.
"Ketemu d taman kota saja Keen." ~ Lala
"Panas La. Sudah, aku harus jemput dimana?" ~ Keenan
"Jemput aku di Kampusku saja." Lala menyebutkan nama kampusnya.
"Oke. Aku kesana sekarang. Tunggu aku ya." ucap Keenan.
'Tuhaan.. Kenapa dia bersikap manis begini? Gilaaaaa' teriaknya dalam hati.
Lala makin tak fokus. Rasanya dia ingin cepat-cepat bertemu dengan Keenan. Hampir lima menit sekali dia melihat jam yang melingkar ditangannya. Makin mendekati jam pulang, jantungnya semakin berdegup kencang.
'Tuhaaan kenapa sih ini?' batinnya tak mengerti.
Tak lama, kelasnya pun selesai. Dia segera keluar kelas dan mengirimkan pesan pada Keenan.
"Keen kamu dimana?" ~ Lala
"Aku di parkiran La. Sini. Aku malas turun." ~ Keenan.
'Jiwa bosnya kambuh lagi dia. Astagaaaa.. Benar-benar setelah membuatku melayang, dia selalu menjatuhkan seketika.' batin Lala.
'Eh? Jangan macam-macam otakku. Belum tentu si Keenan menyukaiku. Bodoh kamu La!' rutuknya sambil berjalan ke parkiran motor.
Lala mengedarkan pandangannya. Dia tak menemui Keenan disana.
"Kemana itu bocah?" gumamnya
"Apa dia mengerjaiku?" Lala nampak berpikir.
Dia membuka ponselnya dan menghubungi Keenan.
"Keen kamu dimana? Jangan ngerjain aku ya!" ancam Lala
"Aku di parkiran La."
"Iya dimana? Aku sudah di parkiran. Kamu jangan bohong!"
"Kamu sebelah mana? Disini gak ada orang!" Lala kesal.
"Aku di parkiran mobil Lashiraaaa."
Deg!
Pertama kalinya Keenan memanggil nama lengkapnya. Jantungnya berdegup kencang kembali.
"Oh. Bilang dong." Kini suaranya melunak.
'Astagaaa dimobil berdua..' pikirannya sudah melayang kemana-mana.
'Kenapa juga dia bawa mobil. Tumben sekali.' batinnya seraya melangkahkan kakinya.
Kini dia tiba di parkiran mobil. Keenan berdiri sambil melipat kedua tangannya, dan bersandar di depan pintu mobil.
'Astagaa.. Ya Tuhaan.. Ya Tuhaan.. Dia ganteng banget.' kakinya seolah mendadak lemas. Jantungnya bekerja semakin cepat.
"Maaf tadi aku lupa kasih tahu kalau aku di parkiran mobil." ucap Keenan seraya menyunggingkan senyumnya.
'Jangan senyum please. Aku gak kuat' batinnya
"Oh" Lala gugup.
"Yuk masuk?" ajak Keenan.
Lala segera masuk ke dalam mobil Keenan di bangku belakang.
"Kamu nganggap aku sopirmu apa La!" Keenan ketus. Sementara Lala tak mengerti.
"Kan kamu sopirnya. Memang kenapa?"
"Pindah ke depan! Emangnya kamu Nona muda apa!" sentak Keenan
"Hehe.. Maaf. Aku lupa Keen. Biasa naik G-Car begini." ucapnya. Lala merasa geli sendiri dengan tingkahnya.
Dia segera pindah ke kursi depan.
"Kemana kita?" tanya Keenan.
"Terserah sih."
"Kamu maunya kemana?" suara Keenan mulai meninggi
"Ya kamu mau ajak aku kemana!" Lala tak kalah tinggi.
'Astaga itu orang bikin darah tinggi. Nyesel aku sudah berpikir yang enggak-enggak!' batinnya
"Sudahlah jelaskan disini. Setelah ini aku mau pulang!" ketus Lala
"Tapi La.. " Kini Keenan bingung
"Ayo cepat! Jangan buang waktuku yang berharga!" Ketus Lala
Keenan menarik nafasnya kemudian menghembuskan kasar.
"La.."
"Apa!"
"Aku.. Aku..mau minta maaf atas kejadian kemarin."
"Minta maafnya nanti saja. Jelaskan dulu!" Lala masih ketus
"Jujur aku gak ada pilihan lain."
"Maksudnya?" Lala menyela
"Boleh aku cerita?" Tanya Keenan.
"Jangan lama-lama. Nanti aku tidur di mobilmu."
"Kamu tahu kan pacar Bang Al?"
Lala mengangguk.
"Dia suka sama aku La."
"Gila kamu Keen. Percaya diri sekali."
"Bukan hanya aku yang tahu, Bang Al juga merasakannya."
Lala seketika menoleh kepada Keenan. Tatapan mata mereka beradu.
"Bang Al takut aku merebut Mira dari dia." Keenan tersenyum.
"Lucu saja sih, mana mau aku sama si Mira. Aku malah kasihan sama Bang Al. Cewek pengkhianat begitu masih dia pertahankan."
Lala langsung faham.
"Terus kenapa aku?"
"Karena aku gak punya banyak teman cewek La. Dan aku ngerasa, kamu yang bisa tolong aku."
Blush
Lala merasa tersanjung.
"Terus?"
"Aku minta maaf karena sebelumnya aku gak bilang dulu. Pasti Kamu kaget."
"Siapa yang gak kaget coba? Aku seolah-olah dijebak olehmu Keen!" Lala ketus
"Iya aku tahu. Aku minta maaf."
"Bertemu dengan temanmu yang aneh-aneh. Lebih aneh lagi kamu tiba-tiba memanggilku honey, honey. Gila kamu!"
"Tapi kan kamu juga manggil aku Bee." Keenan tersenyum.
'mati!' batin Lala
"Aku cuma kasihan sama kamu. Untung kan aku cepat tanggap. Kalau aku bongkar semuanya depan temanmu.. "
" Jangan La, please. Aku mohon.."
"Sebagai gantinya kamu mau apa La?"
"Memangnya aku cewek manter apa!"
"Bukan begitu. Ya, biar adil saja buat kita."
"Aku bukan orang picik yang memanfaatkan keadaan buat keuntungan pribadi, Keen!"
"Gak semua kamu bisa beli dengan uang."
Keenan sedikit terkejut mendengar penuturan Lala. Dia tak mengira, Lala yang dikenalnya akan bersikap sebaik ini.
"Iya aku tahu La, biar aku tak berhutang budi padamu. Begitu maksudku."
"Ya kita sudahi saja drama ini. Susah bener."
"La? Please. Kemarin saja Bang Al sudah curiga aku bayar kamu kan?" Keenan gusar.
"Terus? Itu kan urusanmu."
"La, aku minta tolong La." pinta Keenan.
"Aku gak mau Keen. Satu kebohongan akan mengundag kebohongan lainnya. Dan itu semua tidak akan pernah berakhir. Ujung-ujungnya kita berlinang dosa atau kalau enggak kita ketahuan juga." ucap Lala panjang lebar.
"La, kamu sudah kaya pencerahan di televisi itu."
"Ih kurang asem kamu Keen. Bukannya sadar malah ngaco!" Lala bersungut.
"Ya terus? Masa aku bilang sudah putus. Aku makin gak enak sama Bang Al." Keenan masih merayunya.
"Itu urusanmu Keenan!"
"Kamu gak kasihan padaku, La?" tanya Keenan.
"Orang tajir melintir kayak kamu apa yang harus aku kasihani? Gila kalau aku harus kasihan sama orang kaya." ucap Lala tak mnegerti sifat Keenan.
Mereka terdiam lama.
Grep.
Tangan Lala dipegang Keenan. Keenan menatap serius pada Lala. Seketika Lala menoleh ke arahnya. Pandangan mereka beradu.
"La, apa kamu mau jadi pacar aku?" ucapnya serius.
~Mau tahu gak jawaban Lala apa? Penasaran kaaan? Like dan komentarnya dulu dong. Bantu VOTE di Novel sebelah, BUKAN SITI NURBAYA. oke temans? Terima kasih ^^ ~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments
Novita Nathan
novel ini y.... bener²... bikin aku ssh move on.... udah 6 x baca smpe end.... & ini yg ke 7... ngulang baca lgi....
2023-07-05
0
E Trisilowati
i like it keen ❤️ lala. .lanjut
2021-11-14
0
Iie Bae
paling di candain deh
2021-08-31
2