"Kamu dimana sih? Semua sudah kumpul. Tinggal kamu yang belum datang!" teriak Bang Al yang kesal sambil merekatkan ponsel di telinganya
"Aku sebentar lagi kesana." ucap lelaki itu dengan wajah yang kusut.
***
Flash Back
Keenan keluar kamar dengan setengah berlari menuruni anak tangga. Hari ini merupakan hari yang penting untuknya dan rekan satu timnya karena diadakannya kejuaraan futsal antar fakultas di kampusnya.
Setelah berlari melewati ruang televisi, seseorang mengagetkannya.
"Keenan, Papa mau bicara." ucapnya dengan nada serius
"Aku..Aku ada urusan sebentar Pa" tolak Keenan halus
"Urusan apa?" Papa Keenan melepas kaca mata baca yang mengapit dikedua matanya.
"Ada pertandingan futsal di Kampus Pa." ucapnya
"Duduk. Papa hanya sebentar. Kamu selalu menghindar kalau Papa ajak bicara" ucapnya dengan nada datar
Keenan terpaksa duduk mengikuti instruksi Pak Wijaya.
"Keenan, kamu tahu Papa mau bilang apa?" Papa meletakan buku yang dia baca.
Keenan terdiam.
"Sampai kapan kamu akan berpikir?" ucapnya kemudian.
Keenan nampak menimang.
"Papa tak lagi muda. Kakakmu tak bisa diandalkan." Pak Wijaya menarik nafasnya kemudian menghembuskannya. Terlihat gurat kekecewaan di wajahnya.
"Sebelum semuanya terlambat.. Atau.. " ucapnya menggantung membuat Keenan menatap ke arahnya.
" Papa lepaskan semuanya. Kalian berjuang dijalan kalian masing-masing" ucapnya dengan berat. Sengaja memancing Keenan agar bereaksi.
"Bisa aku lanjut disini saja Pa? Kenapa harus ke Amerika?" protesnya
"Kamu tahu kan, Universitas itu termasuk Universitas terbaik di dunia? Papa ingin kamu banyak belajar disana. Bukan hanya bermain futsal seperti sekarang" sindirnya.
"Tapi Pa.. "
"Tidak ada penolakan. Papa sudah bersabar menunggu keputusanmu. Tapi kamu menyia-nyiakannya. Persiapkan diri kamu. Secepatnya kamu harus belajar disana" ucap Pak Wijaya mengakhiri pembicaraan.
Pak Wijaya beranjak ke kamarnya meninggalkan Keenan dengan raut wajah datar.
Sesaat Keenan tersadar oleh dering ponselnya. Tertera nama Bang Al disana. Dia segera mengangkatnya.
***
Keenan berjalan dengan malas menuju lapangan. Disana sudah ramai dengan orang-orang yang menjadi suporter atau hanya sekedar iseng menonton.
"Dek Keenan apa kamu habis mendaki gunung, lewati lembah sampai tiba disini sangat terlambat?" Mas Pram menyindirnya
"Maaf Mas." ucapnya singkat. Ucapan Pak Wijaya sukses meruntuhkan moodnya hari ini.
"Dari mana sih kamu! Tahu kan jadwal tanding kita jam berapa!" Bang Al mendekat kearahnya dengan penuh emosi.
"Gara-gara kamu kita semua hampir di diskualifikasi!" ucapnya tajam
"Maaf Bang" Lagi-lagi dia membalasnya singkat.
"Kamu ada masalah?" tanya Bang Al melunak seraya menepuk punggung Keenan
"Enggak Bang. Kapan kita main?" Keenan mengalihkan pembicaraan mereka
"Aku hubungi panitianya dulu" Bang Al berlari menuju meja panitia penyelenggara.
"Fokus Bro, biar kita masuk babak final" ucap Mas Pram
"Oke mas"
Bang Al memberikan pengarahan kepada timnya dengan serius. Para pemain pun menyimak setiap arahan yang terlontar dari Bang Al. Setelah selesai, mereka berdoa bersama dan masuk ke dalam lapangan.
Mira dan temannya datang untuk menyaksikan pertandingan mereka. Bang Al dengan gembira melambaikan tangannya kepada sang pacar, diikuti oleh beberapa pasang mata yang melihatnya.
Mira sendiri mengedarkan pandangannya. Dia mencari satu sosok yang membuatnya sangat tertarik.
Keenan. Lelaki yang sedang berjongkok untuk mengikat tali sepatunya membuatnya menggoreskan senyuman diwajahnya.
Dia melihat Keenan yang berlari di dalam lapangan tanpa memperdulikan Bang Al yang berstatus pacarnya.
Keenan sendiri nampak tak peduli dengan sekelilingnya. Dia fokus memainkan bola yang ada dihadapannya. Tak berselang lama, satu goal tercetak olehnya.
Wajah Keenan seketika ceria saat teman-temannya berhambur memeluknya. Tak. Lama, mereka fokus kembali saling berebut bola yang bergulir kesana kemari.
Suara Peluit tanda pertandingan babak pertama melengking memecahkan konsentrasi para pemain. Mereka segera menepi ke bibir lapangan. Keringat membanjiri tubuh mereka dengan nafas yang masih tersengal.
"Minum ini" Mira menyodorkan air mineral dingin tepat di wajah Keenan. Keenan mendongak melihatnya.
"Terima kasih" ucapnya singkat.
Dia melihat Bang Al mendekati mereka.
"Capek ya?" tanya Mira basa basi pada Bang Al
"Lumayan Yang" ucapnya sambil menyeka keringat di pelipisnya.
Bang Al sibuk berbincang dengan timnya. Sementara Mira berada disampingnya masih dengan mencuri-curi pandang pada Keenan.
Sepuluh menit berakhir. Mereka kembali masuk kedalam lapangan melanjutkan pertandingan yang belum usai.
Lama mereka bertanding saling mengoper bola satu sama lain membuat sebagian penonton berteriak memberikan suport pada mereka.
Babak kedua tim lawan telah mencetak gol sehingga menyamakan kedudukan skor mereka.
Suasana lapangan semakin panas. Penonton pun semakin banyak berdatangan membuat suasana semakin ramai lebih dari biasanya.
Menit-menit berakhirnya pertandingan sangat menegangkan bagi kedua tim. Hingga akhirnya Mas Pram mampu mencetak gol membobol pertahanan lawan. Tak. Lama peluit panjang pun berbunyi tanda pertandingan telah berakhir.
Keenan, Bang Al, Mas Pram, dan tim lainnya nampak berjingkrak atas kemenangan mereka. Rasa bahagia terpancar dari raut wajah mereka sekalipun mereka bermandikan keringat.
Tak lama, tim lawan menghampiri mereka hendak bersalaman satu sama lain.
"Selamat yaaa.. " Mira tertawa senang
"Traktir dong Mir" ceplos Mas Pram
"Manfaatin pacarku, kamu Mas!" Bang Al pura-pura tak terima
"Jangan Yang, mereka keenakan di tarktir terus sama kamu" ucap Bang Al pada Mira
"Gak apa-apa, aku juga senang. Yuk, kapan kita mau makan-makan?" ajak Mira dengan antusias
Mas Pram nampak berjingkrak kembali. Keenan tersenyum melihat kekonyolan Mas Pram.
"Bro Keenan kita pilih makanan mahal mumpung ada yang traktir" ajak Mas Pram
"Enak saja! Sayang, kamu ajak mereka makan di nasi goreng pinggir jalan saja" Bang Al masih tak terima
"Sudah sih Bang, biarkan. Anggap saja perayaan kalian" ucap Mira.
Mira lagi-lagi mencuri pandang pada Keenan. Dia sengaja mencari perhatian Keenan dengan mengajak mereka makan bersama.
Keenan sadar betul bahwa Mira selalu mencuri pandang kepadanya. Namun, dia berusaha menepis dugaannya mengingat pacar Mira adalah sahabat karibnya.
"Aku pulang duluan ya" ucap Keenan
"Loh, teraktirannya bagaimana ini Bro Keen?" tanya Mas Pram
"Aku gak ikut. Ada perlu" tolaknya.
"Yah, gak seru dong" Mira memeluk lengan Bang Al seraya minta dia membujuk temannya.
"Bro, ayolah. Masa kamu menolak ajakan pacarku" Bang Al akhirnya membujuknya
Keenan nampak berpikir. Dia sebenarnya sengaja menghindar.
"Besok saja ya, aku hari ini betul-betul ada urusan Bang" Keenan tetap menolaknya
"Ya sudah. Hati-hati Bro" ucapnya singkat
"Sayang gak apa-apa kan kalau besok?" bujur Bang Al
"Iya. Besok tapi jadi ya Keen" Mira penuh harap
"Oke. Atur saja. Nanti aku datang" ucap Keenan seraya berlalu.
Dia berjalan menuju motor andalannya. Pikirannya kembali menerawang dengan ucapan Pak Wijaya.
~ Temaaaansss bantu klik tanda love yaa, jadikan favorit agar tak ketinggalan cerita Keenan dan Lala.
Seperti biasa tinggalkan jejak dengan Like dan komentarnya yaaaa... VOTEnya di BUKAN SITI NURBAYA saja. Hihiii.. Terima kasih ^^ ~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments
tijelclub
meml hmm
2021-12-13
1
Dijah Dijah
lanjut
2021-09-18
0
Dewi Jacqueline
entah knp aku bingung klo d novel udh flashback wkwk
2021-09-10
0