Bukan Casanova
...Saya terima Nikah dan kawin nya Helen Valensia binti Valeno Santoso......
Lantunan ijab qobul yang keluar dari mulut pemuda tampan itu entah mengapa membuat hati Helen bergetar, bahkan gadis dewasa yang berhiaskan make up natural dengan kebaya putih yang bertaburkan batu berlian swarovski itu terlihat sangat tersanjung.
"Bodoh kenapa aku bisa mengagumi suara nya yang pasti cuma acting itu? Heh... bahkan dengan bodohnya telinga ku menganggap suara nya itu merdu, ah aku pasti sudah mulai gila." Batin Helen dengan memejamkan netra indah nya yang berhiaskan bulu mata lentik.
Ya... Helen Valensia atau mempelai pengantin wanita itu tengah duduk di samping mempelai pria yang bernama Cakra Frankins.
"SAH?" tanya pak penghulu dengan suara lantang nya.
"SAAAAAAAAAHHHHH..." Suara yang terdengar serempak itu membuat Helen dan Cakra spontan saling menatap, tapi karena masih merasa asing Helen kembali memalingkan wajah nya.
"Nak salim dulu sama suami mu, nak Cakra sekarang sudah menjadi imam di dalam keluarga kecil mu, jadi istri yang nurut ya nduk." Baru saja Helen membuang pandangan agar tidak bertatapan dengan pemuda yang kini sudah bergelar suami itu, tiba-tiba dari samping kiri nya, bu Rosma atau ibu kandung dari Helen berucap agar anak gadis nya yang di pinang keluarga konglomerat itu berlaku sopan layak nya istri soleha.
"Iya bu." lirih Helen yang kemudian kembali menghadap ke arah Cakra, gadis bergelar istri itu menengadahkan tangan kanan nya untuk bersalaman dengan sang suami.
Tak mau membuat malu keluarga di depan tamu undangan Cakra segera menyambut hangat tangan Helen, di genggam nya, lembut kulit putih Helen, tanpa ragu juga Cakra mengecup kening istri nya itu.
Berdebar hati Helen mendapatkan perlakuan manis Cakra, dan itu membuat bayangan masa lalu nya yang sudah susah-susah ia buang kini malah terbesit kembali di dalam ingatan nya...
Di sana gadis itu duduk dengan kebaya yang berwarna sama ya itu kebaya putih tapi berbeda harga dan model tentu nya.
Masih teringat dengan jelas Helen menunggu kedatangan kekasih nya yang tadi nya berpamitan untuk ke toilet sebentar tapi ini sudah hampir dua jam lama nya, Ferdi calon suami nya tak kunjung datang juga.
Bahkan pak penghulu sudah menunggu lebih dari setengah jam, "Mbak, kalau lama apa bisa di tunda setelah jadwal saya yang ke dua? ini saya sudah harus pindah." ucap pak penghulu dengan sopan.
"Ya ampun pak jangan terburu-buru begitu to, tunggu sebentar lagi ya, nanti saya bayar lebih deh." ucap bu Rosma kala itu.
Helen yang sudah kepalang malu karena menunggu itu akhir nya memutuskan untuk berdiri.
"Mau kemana nduk?" tanya Rosma yang melihat putrinya berdiri dari duduk nya.
"Mau mencari mas Ferdi buk." sahut nya masih dengan senyum yang manis.
"Tapi nduk, nggak baik pengantin wanita wira-wiri di acara yang sudah hampir mulai ini." Rosma mengingatkan.
"Tak apa buk, Helen bisa jaga diri kok." ucap Helen meyakinkan Rosma.
Helen berjalan menuju lorong dimana letak toilet di gedung mewah itu berada, terbaca oleh netra indah calon pengantin itu tulisan toilet lengkap dengan anak panah nya.
Terus berjalan tanpa ragu Helen kini mendekati pintu toilet yang tertutup rapat itu, "Ah... ah... ough... yes baby... kau memang hebat..."
Terpaksa Helen menghentikan langkah nya ketika ia mendengar suara desah yang tak asing itu.
Merinding tubuh gadis itu kala suara Ferdi lah yang terngiang di telinga nya, "Nggak mungkin kan?" lirih nya dengan menutup mulut nya.
"Fer... dih ah... emh... jangan kencang-kencang... ough... nan... tih ah... da yang dengar." Kini suara wanita yang terdengar, dengan samar Helen mendengar suara itu menyebutkan nama calon suami nya.
Hampir ambruk, lemas kaki Helen mendapati kenyataan pahit itu, nafas Helen naik turun, dengan keberanian yang tersisa Helen memegang handel pintu toilet itu dan membukanya paksa.
CEKLEK-CEKLEK... CEKLEK-CEKLEK... CEKLEK-CEKLEK... GRAK!!!
Bukan nya terbuka handel pintu itu malah patah, dan itu mengundang perhatian Office Boy yang bekerja di gedung serba guna itu.
"Ada apa mbak?" tanya nya dengan sopan.
"Ada yang terkunci di dalam mas." dengan suara yang bergetar menahan tangis Helen menjawab.
"Awas mbak nya minggir dulu, biar saya bantu ya?" masih dengan sopan mas OB itu berucap.
DUGH-DUGH... Tubuh kurus mas OB itu menghantam pintu yang tertutup.
"Coba pakai kaki mas, mana tau lebih mudah, soal nya saya pakai rok jadi nggak bisa." saran Helen ucapkan dan dengan mudah dituruti mas OB.
Mengambil ancang-ancang laki-laki kurus itu memusatkan kekuatan nya di kaki bagian kanan dan BRAK!!
Pintu toilet yang berbahan PVC itu terbuka dengan kaki mas OB yang menancap di sana.
"Aduhduhduh... mbak-mbak tolongin, kaki saya..." Mengesampingkan pemandangan yang menyayat hati itu, Helen lebih memilih untuk menolong mas OB.
Setelah berdiri dengan benar, "Walah ini mah bukan terkunci mbak, ini malah ngunci!" ucap mas OB setelah melihat dua insan dengan posisi berdiri dan setengah telanjang itu menyatukan bagian inti dari tubuh nya.
Menarik nafas panjang yang terasa berat Helen segera berucap, "Oh jadi gini ya Fer balasan kamu, baik, menikah sajalah dengan nya! Aku tidak sudi hidup dengan mu!"
Helen segera berlari meninggalkan pasangan mesum yang tercyduk itu, "Loh loh loh, mbak! mbak nya mau kemana?" teriak mas OB dengan berlari mengejar Helen.
Dengan menyingsingkan sedikit rok pasangan kebaya itu Helen berlari masuk ke dalam gedung.
"Ada apa nduk?" tanya Rosma yang melihat wajah putri nya telah berderai air mata.
Tak menjawab Helen hanya menggelengkan kepala nya, mas OB yang baru datang dan tidak tau apa-apa itu menjadi tujuan mata-mata para keluarga dan tamu undangan.
"Siapa kamu? mau apa kamu mengikuti anak ku?" dengan tegas Rosma bertanya.
"Sa... saya..."
"Kau apa kan anak ku?!" sela Valeno ayah dari Helen, dengan mencengkeram kerah baju mas OB yang tidak tau apa-apa itu.
"STOP! Dia nggak salah pak!" akhir nya Helen mengeluarkan suara nya.
Kini semua mata tertuju pada gadis dengan kebaya putih namun berwajah sedih itu.
"Fer... Ferdi... Helen tidak mau menikah!" tegas nya.
Tak mau lagi melihat cibiran para tamu undangan Helen berlari keluar dari gedung pernikahan itu.
Keluarga nya mengikuti kemana gadis itu berlari tapi Helen telah masuk ke dalam sebuah mobil entah milik siapa.
"Mas! Jalan mas!" ucap Helen kepada pemuda dengan kemeja hitam itu.
"Lo pikir gue sopir?!" teriak pemuda berkacamata hitam itu.
"Kalau mas bukan sopir terus ngapain duduk di kursi kemudi?" kesal Helen berucap.
"Lah ini mobil gue...
Duh si Helen naik mobil siapa ya?
Hay Guys jangan lupa kasih like dan juga klik favorit ya biar nggak ketinggalan up date nya... See you next episode, bay bay...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Gela si Ferdi..di hari pernikajan malah selingkuh,,Dasar bajungan..
Mampir thor🙋🏻♀️🙋🏻♀️
2023-02-28
1
T. L. Handayani
ngakak🤣🤣🤣🤣
2023-01-23
1
𒆜⃝ ᵘ'ʳ ̶N̶a̶t̶a 🌼🌺🏵🌹🌻
asal masuk aja Helen 🤣
2023-01-22
1