BC. CHAPTER 2 [Awal pertemuan]

"Lo pikir gue sopir?!" teriak pemuda berkacamata hitam itu.

"Kalau mas bukan sopir terus ngapain duduk di kursi kemudi?" kesal Helen berucap.

"Lah ini mobil gue!" tak kalah ketus pemuda itu berucap.

"Oh iya ya, duh gimana nih... em..." bingung Helen, gadis itu menggigit bibir yang dihiasi lipstik merah itu.

"Lo di kejar apaan sih?" tanya pemuda berkacamata itu.

"Saya mau di nikahkan mas!" spontan Helen menyahuti nya.

Sedangkan laki-laki yang duduk di kursi kemudi itu seolah setuju untuk Helen lari dari pernikahan itu.

Dengan menginjak pedal gas, pemuda berkacamata itu membawa Helen pergi dari daerah itu dengan mobil nya.

Setelah sekitar lima jam perjalanan, Helen tertidur karena mata nya mulai lelah mengeluarkan air mata, hati dan pikiran nya pun juga lelah dengan takdir yang seolah mempermainkan nya.

KLONTANG... TAK-TAK-TAK...

Suara bising yang merasuk ke dalam telinga, membuat Helen terbangun dari tidur lelap nya.

Gadis itu berjalan mendekati sumber suara, dan di sana, ya...di balik mini bar yang terletak di dapur kecil itu terlihat seorang pria yang mengenakan kemeja hitam tengah berkutat dengan perkakas dapur.

Tak menolak untuk mengingat, Helen bukan tipe gadis yang tak tau balas budi, ya pria itu yang menolong nya kabur dari acara pernikahan nya barusan.

Akhirnya dengan sedikit rasa malu Helen berjalan mendekati pria itu.

Masih mengenakan kebaya putih dengan hiasan make up yang mblewer kesana kemari karena air mata yang mengalir tiada henti membuat penampilan Helen terlihat sangat menakutkan.

Pria yang awal nya sibuk dengan kegiatan memasak nya tiba-tiba menoleh kebelakang karena merasa ada yang tengah mengamati nya dan...

"HUWAAAAA!! HANTUUUUU!!" teriak pria itu dengan menutup wajah nya menggunakan teflon yang di pagang nya.

"Hah hantu? Mana?" Dengan bodoh nya Helen ikut menoleh ke belakang juga.

Tersadar dengan kebaya putih yang masih di kenakan Helen pria itu berangsur tenang, karena yang di lihat nya bukan hantu melainkan gadis dengan make up yang bleweran kemana-mana.

"Lo...Lo udah bangun?" tanya nya dengan meletakkan teflon di meja dapur.

"Sudah, apa ada yang bisa ku bantu?" tanya Helen yang masih belum sadar dengan penampilan kacau nya.

"Hadeh... Lo urus dulu tu penampilan lo yang kek kunti, baru bantuin gue!" ucap pemuda itu dengan berbalik kembali fokus dengansayur dan bahan-bahan masakan yang ada di depan nya.

Mendengar itu Helen mengerucutkan bibirnya dan kembali kedalam kamar, gadis itu berdiri di depan cermin, mata nya terbelalak tak kala ia menatap pantulan di permukaan cermin yang menampilkan gadis dengan kebaya putih, mata yang menghitam karena air mata, eyeliner dan eyeshadow yang bercampur menjadi satu.

"Pantas saja kalau aku di kira hantu." gumam nya dengan berjalan menuju kamar mandi yang terletak di dalam kamar itu.

...💐💐💐💐💐...

Semerbak wangi sabun membuat pemuda yang tengah sibuk menata makanan di atas meja makan itu menatap ke arah sumber bebauan yang kian mendekat.

Sedikit terpana melihat gadis yang memakai kemeja putih yang kebesaran dengan rambut basah yang terurai, paha putih mulus terekspos di sana.

"Ngapain lo pakai kemeja gue?" mengerutkan kedua alisnya pemuda yang tengah menatap Helen itu melontarkan kata tak bersahabat itu.

"Maaf, tapi aku nggak ada baju dan nggak mungkinkan kalau aku harus pakai kebaya lagi." sahut Helen dengan pelan.

Terdengar decak kesal dari pemuda tampan berjambang tipis itu, kemudian tanpa berkata apa pun pemuda itu merogoh ponsel yang ada di dalam saku celana nya. Terlihat ia melayangkan panggilan kepada seseorang.

Helen masih berdiri di tempatnya sampai pria di hadapan nya itu selesai berbicara dengan orang yang ada di balik sambungan telfon.

"Duduk! Makan! Lo nggak laper apa?!" memang terdengar sedikit ketus, mungkin laki-laki ini tengah membentangi diri nya dari sosok yang bernama perempuan.

Hanya menurut, Helen berjalan dan duduk di samping pemilik ruangan itu, kemeja putih yang panjang nya pas di atas lutut itu semakin tersingkap ke atas ketika gadis itu duduk di atas kursi, semakin terlihat nyata paha mulus nan menggoda itu.

Terlihat pemuda di samping Helen itu berulang kali berdecak kesal, hingga membuat Helen dengan segera menyelesaikan makan nya.

Bahkan setelah selesai gadis itu segera membantu merapikan meja makan serta mencuci piring bekas keduanya makan sore itu.

Hari mulai menjelang senja, Helen duduk di pinggir ranjang menghadap ke arah pintu kaca yang menghubungkan dengan balkon kamar itu.

Sinar jingga yang memanjakan mata membuat Helen teringat dengan kejadian yang sangat pahit pagi tadi.

Tak terasa gadis itu kembali menitikkan air mata nya, sedikit sesenggukan membuat bahu gadis itu bergerak.

"Lo kenapa? Lo nangis?" terdengar perhatian suara maskulin itu dari belakang Helen.

Gadis itu menoleh dengan mengusap air mata yang berhasil membasahi pipinya, dan di sana ia mendapati laki-laki itu berdiri di depan pintu kamar dengan membawa satu kantong plastik.

Hanya menggeleng, Helen kembali menatap sinar sunset yang terlihat indah namun selalu mengingatkan kenangan masa lalu itu.

Pemuda itu duduk di samping Helen, serta meletakkan kantong plastik itu di atas nakas, tak bergeming sedikit pun, gadis itu juga terlihat hanyut dalam pikiran nya sendiri.

"Haaaaahhhh..." terdengar pria di samping Helen itu menghela nafas panjang.

"Hidup itu memang susah, kalau di bikin susah, dan akan bahagia tergantung bagaimana kita menyikapi nya." tutur kata itu membuat Helen memandang pria yang duduk dengan menengadahkan kepala nya ke langit-langit kamar itu.

Pria itu berucap dengan memejamkan mata nya, "Lo ada masalah, begitu juga dengan gue, semua orang punya masalah, tapi sepertinya masalah yang lo hadapi masih hangat sampai-sampai air mata lo itu, lo buat mejadi air mata yang murahan."

"Maksud kamu?" tanya Helen tak mengerti.

Pria itu membuka mata nya dan menatap Helen yang kini menghadap ke arah nya.

"Lo tau nggak, kalau hidup kita ini lebih berharga ketimbang masalah-masalah yang menjadi batu sandungan?" tanya nya.

Helen menggeleng pelan, "Lo juga ada masalah?" Helen bertanya balik karena ia melihat pemuda di sampingnya itu seolah mempunyai masalah yang lebih besar dari nya.

"Ya... dan gue tebak masalah yang gue hadapi lebih berat dari pada maslah lo." percaya diri pemuda itu berucap.

"Memang nya apa masalah mu sampai kau mengatakan kalau itu masalah berat?" tanya Helen yang hampir mencibir pemuda di samping nya itu di dalam hati.

"Konflik rumah tangga." ucap pemuda itu dengan mengalihkan pandangan nya.

"Hah? hahaha... Kau sudah berumah tangga dan sedang bertengkar dengan istri mu kemudian kau kabur?" tebak Helen dengan tertawa.

"Bukan." sahut pria itu.

"Lalu? Jangan bilang kalau kedua orang tua mu bertengkar dan kamu sebagai anak malah lari karena takut." cibiran dengan selingan suara tawa itu terdengar meluncur dengan sangat licin dari mulut Helen.

"Bukan lagi bertengkar, bahkan mereka sudah berpisah." Helen terdiam, hening seketika setelah pria di samping nya itu menjawab cibiran nya.

"Sorry, aku nggak bermaksud..."

"Dah nggak penting, karena sekarang gue udah kasih tau masalah gue, lo juga harus cerita, apa masalah lo!" dengan tatapan yang tajam pria itu berucap.

"Hah? em... nggak, masalah ku tidaklah penting." sahut Helen dengan kembali menatap langit jingga yang mulai menggelap.

"Heh... bener kan apa gue bilang, kalau masalah lo itu nggak penting, lo cuma cewek cengeng dan egois yang lari dari perjodohan, kan?" Helen menggeleng ketika mendengar pertanyaan itu.

"Terus?" menatap Helen pria itu bertanya dengan menaikkan salah satu alis nya.

"Aku lari dari pernikahan yang memang aku rencanakan jauh-jauh hari bahkan sudah dari setahun yang lalu aku merencanakan pernikahan ini." lirih Helen yang kembali menitikkan air mata nya.

"Lalu?...

Waaaahhh... mulai saling terbuka padahal baru pertama ketemu, ada yang merasa sama, nyaman di hari pertama berjumpa?

Yuk like, komen, dan tambah klik Favorit 🥰🥰🥰 see you next episode...

Terpopuler

Comments

𒆜⃝ ᵘ'ʳ ̶N̶a̶t̶a 🌼🌺🏵🌹🌻

𒆜⃝ ᵘ'ʳ ̶N̶a̶t̶a 🌼🌺🏵🌹🌻

elu hantunya Helen dudul 🤣🙌

2023-01-22

2

lihat semua
Episodes
1 BC.CHAPTER 1 [Ijab Qobul]
2 BC. CHAPTER 2 [Awal pertemuan]
3 BC. CHAPTER 3 [Terbakar Gairah]
4 BC. CHAPTER 4 [Just For Fun]
5 BC. CHAPTER 5 [Kepikiran]
6 BC. CHAPTER 6 [Bertemu Malaikat]
7 BC. CHAPTER 7 [Dunia Memang Sempit]
8 BC. CHAPTER 8 [Kau Menggoda]
9 BC. CHAPTER 9 [Ketahuan]
10 BC. CHAPTER 10 [Canggung]
11 BC. CHAPTER 11 [Rumah Baru]
12 BC. CHAPTER 12 [Cemburu]
13 BC. CHAPTER 13 [Kamu Cemburu?]
14 BC. CHAPTER 14 [Kewajiban Istri]
15 BC. CHAPTER 15 [Perhatian]
16 BC. CHAPTER 16 [Terngiang]
17 BC. CHAPTER 17 [Ibu Ingin Cucu]
18 BC. CHAPTER 18 [Karena Basah Tumbuh Rasa]
19 BC. CHAPTER 19 [Membaik]
20 BC. CHAPTER 20 [Karena Mengigau]
21 BC. CHAPTER 21 [Seperti Pertama Kali]
22 BC. CHAPTER 22 [Merajuk]
23 BC. CHAPTER 23 [Alat Kontrasepsi]
24 BC. CHAPTER 24 [Dia Istri ku!]
25 BC. CHAPTER 25 [Khawatir]
26 BC. CHAPTER 26 [Berangkat Sendiri]
27 BC. CHAPTER 27 [PESTA]
28 BC. CHAPTER 28 [Mabuk]
29 BC. CHAPTER 29 [Apa Nggak Pengen?]
30 BC. CHAPTER 30 [Belajar Menggoda Suami]
31 BC. CHAPTER 31 [Kok pakai Sarung?]
32 BC. CHAPTER 32 [Permen Model Apa?]
33 BC. CHAPTER 33 [Kenapa di Cabut?]
34 BC. CHAPTER 34 [Takut Jarum]
35 BC. CHAPTER 35 [Sindrom Couvade]
36 BC. CHAPTER 36 [Yang kamu makan enak]
37 BC. CHAPTER 37 [Ngidam Mangga Dermayu]
38 BC. CHAPTER 38 [Sekretaris Baru]
39 BC. CHAPTER 39 [Dikira Baik Ternyata Licik]
40 BC. CHAPTER 40 [Celine dan Bayu]
41 BC. CHAPTER 41 (Kontraksi)
42 BC. CHAPTER 42 (Launching Baby Twins)
43 BC. CHAPTER 43 (The Baby Twins B)
44 BC. CHAPTER 44 [Random]
45 BC. CHAPTER 45 [Siuman]
46 BC. CHAPTER 46 (Happy Family)
47 Novel Baru Barnes Frankins
Episodes

Updated 47 Episodes

1
BC.CHAPTER 1 [Ijab Qobul]
2
BC. CHAPTER 2 [Awal pertemuan]
3
BC. CHAPTER 3 [Terbakar Gairah]
4
BC. CHAPTER 4 [Just For Fun]
5
BC. CHAPTER 5 [Kepikiran]
6
BC. CHAPTER 6 [Bertemu Malaikat]
7
BC. CHAPTER 7 [Dunia Memang Sempit]
8
BC. CHAPTER 8 [Kau Menggoda]
9
BC. CHAPTER 9 [Ketahuan]
10
BC. CHAPTER 10 [Canggung]
11
BC. CHAPTER 11 [Rumah Baru]
12
BC. CHAPTER 12 [Cemburu]
13
BC. CHAPTER 13 [Kamu Cemburu?]
14
BC. CHAPTER 14 [Kewajiban Istri]
15
BC. CHAPTER 15 [Perhatian]
16
BC. CHAPTER 16 [Terngiang]
17
BC. CHAPTER 17 [Ibu Ingin Cucu]
18
BC. CHAPTER 18 [Karena Basah Tumbuh Rasa]
19
BC. CHAPTER 19 [Membaik]
20
BC. CHAPTER 20 [Karena Mengigau]
21
BC. CHAPTER 21 [Seperti Pertama Kali]
22
BC. CHAPTER 22 [Merajuk]
23
BC. CHAPTER 23 [Alat Kontrasepsi]
24
BC. CHAPTER 24 [Dia Istri ku!]
25
BC. CHAPTER 25 [Khawatir]
26
BC. CHAPTER 26 [Berangkat Sendiri]
27
BC. CHAPTER 27 [PESTA]
28
BC. CHAPTER 28 [Mabuk]
29
BC. CHAPTER 29 [Apa Nggak Pengen?]
30
BC. CHAPTER 30 [Belajar Menggoda Suami]
31
BC. CHAPTER 31 [Kok pakai Sarung?]
32
BC. CHAPTER 32 [Permen Model Apa?]
33
BC. CHAPTER 33 [Kenapa di Cabut?]
34
BC. CHAPTER 34 [Takut Jarum]
35
BC. CHAPTER 35 [Sindrom Couvade]
36
BC. CHAPTER 36 [Yang kamu makan enak]
37
BC. CHAPTER 37 [Ngidam Mangga Dermayu]
38
BC. CHAPTER 38 [Sekretaris Baru]
39
BC. CHAPTER 39 [Dikira Baik Ternyata Licik]
40
BC. CHAPTER 40 [Celine dan Bayu]
41
BC. CHAPTER 41 (Kontraksi)
42
BC. CHAPTER 42 (Launching Baby Twins)
43
BC. CHAPTER 43 (The Baby Twins B)
44
BC. CHAPTER 44 [Random]
45
BC. CHAPTER 45 [Siuman]
46
BC. CHAPTER 46 (Happy Family)
47
Novel Baru Barnes Frankins

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!