BC. CHAPTER 4 [Just For Fun]

Sinar mentari pagi menembus tirai tipis ruangan, menerpa kulit halus yang masih bersembunyi di balik tebal nya selimut Bad cover, menggeliat tubuh gadis tanpa busana itu.

Hanya helaian benang bad cover yang menghangatkan juga menutupi tubuh seksi nya.

Mata indah dengan bulu mata lentik yang menghiasinya, terlihat sepasang indera penglihatan itu mulai terbuka sipit, di kedip kan nya beberapa kali, hingga ia mulai terbiasa dengan sinar mentari yang menyambut hari.

Menoleh ke kanan dan ke kiri, gadis dengan tingkat kesadaran yang belum normal itu terlihat menyapukan pandangannya ke seluruh ruangan yang ia tempati itu.

"Dimana ini?" lirih pertanyaan itu meluncur dari bibir seksi nya.

Tak lama kemudian samar-samar bayangan percumbuan semalam merasuk ke dalam otak kecilnya.

"Oh Astaga!" menutup mulut Helen berucap.

"Bodoh-bodoh-bodoh!!" terlihat Helen mengumpat dengan memukuli kepala nya.

"Auhh... ssshhhh..." memegangi kepala yang terasa pusing.

Bayang-bayang semalam terlintas samar di dalam otak nya, "Benarkah? semalam? aduuuhhh..." Kembali berdenyut kepala Helen, membuat gadis itu perlahan turun dari ranjang dan SRAK!!

Tak sengaja tangan nya menjatuhkan kantong plastik yang berada di atas nakas, netra indah itu melihat sepasang pakaian wanita lengkap dengan pakaian dalamnya juga.

Senyum tipis mengembang di sana, "Ya Tuhan perhatian sekali dia, mungkinkah..." mulai berkhayal Helen melihat pakaian itu.

"Tidak... tidak... tidak... Apakah akan semudah itu menyukai orang asing? Bahkan kita baru bertemu kemarin." gumam Helen dengan memungut pakaian baru itu, dan di bawa nya ke dalam kamar mandi.

Dengan cepat Helen menyelesaikan ritual mandinya, kemudian ia keluar dari kamar, menyusuri setiap ruangan yang ada di unit apartemen itu.

Ya... di sana di pinggir kolam renang, ia melihat pria yang tengah bertelanjang dada duduk di bibir kolam.

"Duh kok aku jadi deg-degan ya?" gumam Helen dengan mencengkeram kain baju yang ada di dada nya.

Gadis itu kembali masuk, bukan mengurungkan niat nya untuk menemui lelaki itu, namun ia menuju lemari es, ya berusaha membalas kebaikan Cakra, Helen menuang satu gelas jus jeruk segar dan membawanya menuju kolam.

"Ini minumlah, walaupun tubuh mu basah karena air kolam, tapi tidak mungkin kan air kolam ini membasahi tenggorokan mu?" basa-basi Helen mengulurkan jus itu.

"Thanks." sahut Cakra singkat.

Terlihat pria kekar berjambang itu menenggak minuman manis itu hingga tandas, terlihat oleh netra Helen, jakun Cakra naik turun ketika air jus itu melewati tenggorokannya.

"Astaga mikir apa aku ini?!!!" batin Helen dengan menggelengkan kepala nya.

Cakra menatap heran gadis di samping nya itu, "Ada apa?" pertanyaan bernada datar itu terucap dari mulut Cakra.

"Eeee... tidak." sahut Helen yang segera meninggalkan Cakra yang masih menatapnya.

Wajah merah bak kepiting rebus itu mengiringi langkah kaki Helen yang menuju dapur.

"Lebih baik aku masak dari pada memikirkan yang iya-iya aja, duh otak suci ku telah terkontaminasi!" gerutu Helen dengan mengetuk-ngetuk pelan kepala nya menggunakan tangan kanan nya.

"Oh iya... apakah tubuh ku masih suci? Tapiiiiii... Tidak terasa sakit di bagian sana, apakah tidak terjadi apa-apa semalam?" bertanya-tanya gadis itu berdiri di depan mini bar yang memisah meja makan dengan dapur.

"Kau sedang apa?" suara Cakra terdengar di belakang gadis itu, tersentak bahu Helen terangkat sedikit.

"Mau..."

"Nggak usah masak, gue udah pesan!" datar ucapan Cakra, membuat Helen membalikkan tubuh nya.

Ya... terpampang nyata otot lengan yang membentuk angka delapan, juga dengan roti sobek yang berjumlah enam potong itu melekat pada perut Cakra.

Di tambah bulir-bulir air yang masih menetes dari surai hitam pekat lelaki tampan itu, membuat Helen kembali teringat kejadian semalam di bawah guyuran air shower.

Kini Cakra sudah berlalu menuju kamar nya, sedangkan Helen masih mematung di sana, di tempat awalnya berdiri sampai Cakra kembali keluar dari kamar, dan mendekati lemari es yang ada di sisi kanan mini bar itu.

"Lo nggak capek berdiri terus?" tanya Cakra yang membuat Helen kembali tersentak dan tersadar dari lamunan nya.

Terlihat Cakra meminum air lemon langsung dari botolnya, lagi-lagi jakun yang naik turun itu membuat Helen ikut menelan saliva nya.

Bahkan sangat berdamage ketika selesai minum, satu mata Cakra terpejam, mungkin efek dari rasa asam minuman itu.

PICK!!

PICK!!

PICK!!

Jentikan jari Cakra lagi-lagi membuat Helen tersentak, "Lo nggak denger pintu di ketuk dari tadi?" tanya Cakra dan Helen hanya menggeleng.

"Dasar nggak guna!" ketus nya dengan berlalu meninggalkan Helen yang masih termangu di tempat.

"Nggak guna? semudah itu?" gumam Helen yang merasa tertohok karena ucapan bernada ketus barusan.

"Terus kalau nggak guna, semalam itu apa?!" mulai sensitif gadis itu mengejar langkah Cakra.

Terhenti karena laki-laki itu tengah bertransaksi dengan mas kuris yang mengantar makanan mereka.

Setelah Cakra menutup pintu, gadis itu menghadang nya, "Aku mau ngomong!" ucap Helen.

"Gue laper, mau makan!" sahut Cakra dengan berjalan melewati Helen yang menghadangnya.

"Iiiiiihhhh kok nyebelin banget sih?! Kok beda sama yang semalam? Apa semalam aku mabok ya? tapi emang nya aku minum apa?" batin Helen dengan menatap Cakra yang berlalu menuju meja makan.

Mau tak mau gadis itu mengikuti langkah kaki Cakra menuju meja makan, gadis itu duduk di kursi yang ada di sebelah Cakra.

Tanpa menyuruh, Cakra lebih dulu memakan makanannya, namun sebelum menyuapkan makanan ke dalam mulutnya tangan kanan Cakra menyodorkan satu kotak makanan ke hadapan Helen.

"Cuek sih tapi masih ada perhatian dikit, jadi penasarankan aku, laki model apaan coba beginian?" gerutu Helen dalam hati.

Keduanya makan dengan keheningan, hanya suara dentingan garpu dan sendok yang tengah beradu dengan piring beling.

Setelah selesai, Helen mencuci bekas piring, garpu dan juga sendok yang kotor.

Sengaja Helen mendekati pria yang tengah menyesap sebatang rokok di balkon, angin pagi dengan sinar mentari yang mulai menyengat kulit itu membuat kehangatan yang menenangkan.

"Em... Tuan bukan Casanova, boleh aku bicara?" Cakra menoleh ketika suara Helen terdengar bertanya padanya.

Tatapan tajam tak bersahabat tertuju pada gadis manis yang berdiri dibelakang punggungnya.

"Em... maaf aku kira setelah ini kita..."

"Kita tidak akan pernah ada apa-apa!" sela Cakra yang kembali menyesap rokoknya juga memalingkan pandangannya dari Helen.

"Lalu... semalam?" Memburam pandangan Helen tertutup cairan bening yang siap menetes.

"Semalam? Hey... Lo itu hidup di jaman apa? Memang nya semalam kita melakukan apa? Tidak lebih dari percumbuan yang..." terdiam sejenak Cakra menyesap rokoknya kemudian menghembuskan kasar asap yang mengepul tebal itu.

"Sama seperti yang di lakukan muda mudi diluar sana, anggap aja just for fun." enteng sekali Cakra berucap, pria itu lagi-lagi menghisap putung rokok yang tersisa, bahkan ia mengabaikan gadis yang kini tengah berusaha menenangkan dirinya.

Derai air mata yang membasahi pipi itu diusapnya dengan kasar, Helen perlahan memundurkan langkahnya.

Hening yang dirasakan Cakra, pria itu menoleh kebelakang dan dilihatnya punggung gadis yang semalam sempat menghangatkan ranjangnya telah menghilang di telan pintu yang mulai kembali tertutup itu.

"Haaaaahhhh... mungkin dengan begini gue nggak akan lagi berurusan dengan perempuan." gumam Cakra masih dengan menikmati sisa putung rokok yang mulai memendek...

Gimana nih nyampe sini? Masih mau lanjutkah? berikan like dan komentar kalian ya!...

See you next episode my readers🥰🥰🥰

Terpopuler

Comments

ISTRINYA GANTARA

ISTRINYA GANTARA

Badai, Cheryl dialognya 🤧

2023-01-05

1

lihat semua
Episodes
1 BC.CHAPTER 1 [Ijab Qobul]
2 BC. CHAPTER 2 [Awal pertemuan]
3 BC. CHAPTER 3 [Terbakar Gairah]
4 BC. CHAPTER 4 [Just For Fun]
5 BC. CHAPTER 5 [Kepikiran]
6 BC. CHAPTER 6 [Bertemu Malaikat]
7 BC. CHAPTER 7 [Dunia Memang Sempit]
8 BC. CHAPTER 8 [Kau Menggoda]
9 BC. CHAPTER 9 [Ketahuan]
10 BC. CHAPTER 10 [Canggung]
11 BC. CHAPTER 11 [Rumah Baru]
12 BC. CHAPTER 12 [Cemburu]
13 BC. CHAPTER 13 [Kamu Cemburu?]
14 BC. CHAPTER 14 [Kewajiban Istri]
15 BC. CHAPTER 15 [Perhatian]
16 BC. CHAPTER 16 [Terngiang]
17 BC. CHAPTER 17 [Ibu Ingin Cucu]
18 BC. CHAPTER 18 [Karena Basah Tumbuh Rasa]
19 BC. CHAPTER 19 [Membaik]
20 BC. CHAPTER 20 [Karena Mengigau]
21 BC. CHAPTER 21 [Seperti Pertama Kali]
22 BC. CHAPTER 22 [Merajuk]
23 BC. CHAPTER 23 [Alat Kontrasepsi]
24 BC. CHAPTER 24 [Dia Istri ku!]
25 BC. CHAPTER 25 [Khawatir]
26 BC. CHAPTER 26 [Berangkat Sendiri]
27 BC. CHAPTER 27 [PESTA]
28 BC. CHAPTER 28 [Mabuk]
29 BC. CHAPTER 29 [Apa Nggak Pengen?]
30 BC. CHAPTER 30 [Belajar Menggoda Suami]
31 BC. CHAPTER 31 [Kok pakai Sarung?]
32 BC. CHAPTER 32 [Permen Model Apa?]
33 BC. CHAPTER 33 [Kenapa di Cabut?]
34 BC. CHAPTER 34 [Takut Jarum]
35 BC. CHAPTER 35 [Sindrom Couvade]
36 BC. CHAPTER 36 [Yang kamu makan enak]
37 BC. CHAPTER 37 [Ngidam Mangga Dermayu]
38 BC. CHAPTER 38 [Sekretaris Baru]
39 BC. CHAPTER 39 [Dikira Baik Ternyata Licik]
40 BC. CHAPTER 40 [Celine dan Bayu]
41 BC. CHAPTER 41 (Kontraksi)
42 BC. CHAPTER 42 (Launching Baby Twins)
43 BC. CHAPTER 43 (The Baby Twins B)
44 BC. CHAPTER 44 [Random]
45 BC. CHAPTER 45 [Siuman]
46 BC. CHAPTER 46 (Happy Family)
47 Novel Baru Barnes Frankins
Episodes

Updated 47 Episodes

1
BC.CHAPTER 1 [Ijab Qobul]
2
BC. CHAPTER 2 [Awal pertemuan]
3
BC. CHAPTER 3 [Terbakar Gairah]
4
BC. CHAPTER 4 [Just For Fun]
5
BC. CHAPTER 5 [Kepikiran]
6
BC. CHAPTER 6 [Bertemu Malaikat]
7
BC. CHAPTER 7 [Dunia Memang Sempit]
8
BC. CHAPTER 8 [Kau Menggoda]
9
BC. CHAPTER 9 [Ketahuan]
10
BC. CHAPTER 10 [Canggung]
11
BC. CHAPTER 11 [Rumah Baru]
12
BC. CHAPTER 12 [Cemburu]
13
BC. CHAPTER 13 [Kamu Cemburu?]
14
BC. CHAPTER 14 [Kewajiban Istri]
15
BC. CHAPTER 15 [Perhatian]
16
BC. CHAPTER 16 [Terngiang]
17
BC. CHAPTER 17 [Ibu Ingin Cucu]
18
BC. CHAPTER 18 [Karena Basah Tumbuh Rasa]
19
BC. CHAPTER 19 [Membaik]
20
BC. CHAPTER 20 [Karena Mengigau]
21
BC. CHAPTER 21 [Seperti Pertama Kali]
22
BC. CHAPTER 22 [Merajuk]
23
BC. CHAPTER 23 [Alat Kontrasepsi]
24
BC. CHAPTER 24 [Dia Istri ku!]
25
BC. CHAPTER 25 [Khawatir]
26
BC. CHAPTER 26 [Berangkat Sendiri]
27
BC. CHAPTER 27 [PESTA]
28
BC. CHAPTER 28 [Mabuk]
29
BC. CHAPTER 29 [Apa Nggak Pengen?]
30
BC. CHAPTER 30 [Belajar Menggoda Suami]
31
BC. CHAPTER 31 [Kok pakai Sarung?]
32
BC. CHAPTER 32 [Permen Model Apa?]
33
BC. CHAPTER 33 [Kenapa di Cabut?]
34
BC. CHAPTER 34 [Takut Jarum]
35
BC. CHAPTER 35 [Sindrom Couvade]
36
BC. CHAPTER 36 [Yang kamu makan enak]
37
BC. CHAPTER 37 [Ngidam Mangga Dermayu]
38
BC. CHAPTER 38 [Sekretaris Baru]
39
BC. CHAPTER 39 [Dikira Baik Ternyata Licik]
40
BC. CHAPTER 40 [Celine dan Bayu]
41
BC. CHAPTER 41 (Kontraksi)
42
BC. CHAPTER 42 (Launching Baby Twins)
43
BC. CHAPTER 43 (The Baby Twins B)
44
BC. CHAPTER 44 [Random]
45
BC. CHAPTER 45 [Siuman]
46
BC. CHAPTER 46 (Happy Family)
47
Novel Baru Barnes Frankins

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!