BC. CHAPTER 5 [Kepikiran]

Setelah satu jam kepergian Helen, Cakra baru merasakan dilema yang sangat hebat, "Bagaimana jika dia hamil?" gumamnya.

"Akankah anak itu akan mengalami nasib keluarga yang broken home?" ucapnya lagi, setelahnya ia menghisap putung rokok yang baru ia sulut.

Menghembuskan asap tebal pria berotak genius dalam pekerjaan itu terlihat sangat kacau hanya dalam waktu singkat.

Terdengar dering panggilan, ya gawai tipis yang ia letakkan di atas nakas meminta perhatian nya, dengan berjalan santai Cakra mengindahkan suara benda canggih itu.

Tertera nama Satria di layar ponsel canggih itu, "Halo Sat?! Lo dimana? Gue butuh bantuan lo! Sekarang!"

Tanpa menunggu jawaban dari Satria atau sahabat sebestie Cakra yang bekerja sebagai dokter kandungan itu, pria genius itu segera melacak keberadaan sahabat nya dan dengan cepat menyusulnya.

...💐💐💐💐💐...

Di sebuah Cafe...

Terlihat seorang gadis tengah memohon pekerjaan di sana.

"Tapi maaf kak, di sini tidak menerima karyawan baru." ucap salah satu pelayan cafe.

"Duh kak, tolong dong saya sedang butuh pekerjaan ini." memohon gadis tanpa identitas jelas itu kepada sang pelayan cafe.

Seorang dokter menatapnya dari kejauhan, karena merasa iba, dokter muda dan tampan itu mendekatinya.

"Ada apa ini?" tanyanya, dengan sedikit menunduk.

Menoleh gadis yang tengah memohon pekerjaan itu menatap dokter muda yang ada di belakang nya.

"Anu pak dokter, kakak ini butuh pekerjaan dan cafe ini tidak menerima karyawan baru." sahut pelayan cafe dengan sopan.

"Oh begitu, mari ikut saya, kita duduk di sana!" ajak dokter muda itu dengan sopan, gadis itu menurut dan mereka duduk disalah satu meja kosong yang ada dicafe itu.

"Maaf, siapa namamu?" tanya dokter muda itu dengan sangat sopan.

"Helen, dok." sahut gadis tanpa identitas tersebut dengan menunduk.

"Perkenalkan saya dokter Satria, santai saja jangan terlalu kaku, oh iya kau butuh pekerjaan?" tanya Satria dengan nada yang santai.

"I... iya tapi saya tidak bawa KTP, saya cuma ada ini." lirih Helen dengan mengulurkan ponsel yang lumayan tua, mungkin jika di jual masih bisa mendapatkan uang sekitar 2 juta sampai 2,5 juta.

"Masih bisa di pakaikan?" santai Satria bertanya.

Helen mengangguk yakin, karena ya memang ponsel nya masih bisa di pakai walau pun terlihat ponsel jadul dengan ram 3 saja.

"Begini, kau pulang lah dulu nanti kembali ke klinik SETIA ABADI, yang ada diujung jalan itu ya!" ujar Satria yang dengan mudahnya Helen menyetujuinya.

"Baik dok saya permisi." ucap Helen sopan.

"Makan saja dulu! Nanti baru pulang!" ajak Satria, Helen hanya mengangguk karena tidak enak untuk menolak permintaan laki-laki baik bergelar dokter itu.

Memesan makanan juga minuman kepada seorang pelayan, kedua nya kini tengah berbincang dengan santai.

"Hey Sat! Udah lama lo?" suara yang tak asing itu terdengar di belakang punggung Helen, ya... Suara itu cukup dekat, dan sangat ia kenal.

"Oy Cak, sini-sini duduk! Gue... belumlah belum lama, makanan nya aja belum dateng." kilah Satria padahal ia sudah duduk hampir satu jam lamanya.

Cakra melihat punggung gadis yang tengah duduk di hadapan Cakra, outfit yang di pakai sepertinya tidak asing, "Widih... udah move on dari Vera nih?" sengaja Cakra menggoda Satria dengan berjalan mengitari meja dan duduk di samping Satria, dan...

DHUAR!!!

Bagai tersambar petir disiang bolong, ketika kedua netra Cakra dan gadis yang ada di hadapannya itu bertemu.

"Lo?!" melotot Cakra terkejut.

Helen segera berdiri tapi pelayan datang dengan membawa pesanan mereka.

"Mau kemana Helen? Makan dulu makan dulu!" titah Satria, si calon bosnya Helen, tak mau merusak citra dihari pertama, gadis itu kembali duduk dan berusaha mengabaikan Cakra yang duduk di samping Satria.

Satria menoleh, menatap sahabatnya yang tak henti-hentinya menatap Helen.

"Ada apa bro?" tanya Satria dengan menatap Cakra kemudian menatap Helen dengan bergantian.

"Waaaaahhh... jangan-jangan lo udah tertarik sama cewek? akhirnya..."

"Bacot lo!" sela Cakra dengan ketus.

"Lah terus kenapa lo liatin calon asisten gue?" tanya Satria masih dengan raut cengengesannya.

"What?! Calon asisten?" terkejut bukan main Cakra saat ini.

Dunia memang sempit ya?! Di saat kedua insan berbeda gender itu ingin saling menjauh tapi lihatlah! Belum juga ada sehari penuh, kini mereka sudah di pertemukan kembali.

Keheningan menyelimuti hati dua insan yang berusaha untuk saling menjauh itu, sedangkan rasa canggung kini dirasakan oleh Satria.

Tak perlu waktu lama, Helen sudah menghabiskan makanan nya, ia pun pamit undur diri sedangkan Cakra kini tinggal berdua bersama Satria.

"Lo serius, dia mau kerja di rumah lo?" tanya Cakra setelah gadis yang sempat menghangatkan ranjangnya semalam itu telah menghilang dari pandangan nya.

"Iya, emang kenapa sih? Lo suka sama dia?" tebak Satria.

"Gila lo! Gue nggak bakalan menjalin hubungan dengan yang namanya perempuan ya! Ingat itu baik-baik!" dengan penuh penekanan Cakra berucap.

"Terus, kenapa perhatian lo kayak gede banget sama tu cewek?" tanya Satria yang kemudian menyeruput teh hangatnya.

"Ya itu dia masalahnya, semalam nggak sengaja gue bermalam sama dia..."

"What?! Gila lo! Terus lo ituan anuan? Duh bener-bener gila lo ya!" Satria mengusap wajahnya kasar.

"Ya... ya... gimana ya, gue juga laki normal kali! Di suguhin yang begituan, ya susah nolak, mana dia body sama wajah nya dapet." jelas Cakra yang langsung mendapat tampolan dari Satria.

"Tanggung jawab bro! Lo bukan pengecut, kan?" Satria menatap lekat sahabatnya itu.

"Tapi gue..."

"Lo masih takut dengan rumah tangga lo yang broken home? Ingat bro! Tuhan menciptakan manusia berbeda-beda, ya... mana tau rumah tangga lo bakal lebih baik dari pada orang tua lo, kan secara tidak langsung harusnya lo udah belajar dari mereka, gimana baiknya kedepannya." panjang lebar Satria berucap, Cakra hanya menghela nafas.

"Gue belum siap!" singkat Cakra berucap, namun kemudian kembali ia kepikiran, "Tapi kalau sampai dia hamil gimana?" lirihnya bertanya.

"Lo masih ingatkan? Semalam lo masukin di dalam apa di luar?" tanya Satria serius.

"Gue... seingat gue sih nggak jadi masuk." gumam Cakra.

"Lo yakin?" tanya Satria memastikan.

"Nggak yakin juga." sahut Cakra dengan menggeleng pelan kepalanya.

"Ya udah, gini aja, ntar diakan kerja nih sama gue, gue pantau deh, biar gimana aman nya." Ucap Satria, Cakra pun menyetujui pendapat sahabatnya itu.

...💐💐💐💐💐...

Keesokan harinya...

Cakra kembali ke kediaman orang tuanya bersama dengan adik kandungnya, ya... masih dengan hati dan pikiran yang kemelut otak Cakra berisi pikiran-pikiran negatif.

Sungguh ia takut kalau sampai Helen hamil, dilema memenuhi rongga otak Cakra, pria genius itu tengah menimang-nimang kebimbangan.

Ingin ia menyerah dan menikah atau menjalin hubungan dengan perempuan itu, tapi disisi lain, jauh di dalam lubuk hatinya, masih terdapat rasa takut akan buruknya efek dari keluarga yang broken home.

Tak terasa begitu lama, sudah 32 jam 21 menit lamanya lamunan Cakra, kini ia bersama dengan rombongan telah sampai di Bandara Internasional John F. Kennedy, New York City.

"Sudah beribu-ribu mil jauhnya, harus nya gue udah bisa lupain gadis sialan itu." gumam Cakra dengan memandang langit New York kala itu.

...💐💐💐💐💐...

Belum genap seminggu lamanya Helen bekerja dengan Satria, gadis itu petang ini tak sengaja mendengar perbincangan Satria dengan seseorang di sambungan telepon.

"Kau gila! Kenapa harus di habisi? toh dia masih Virgin!...

Kira-kira Satria ngobrol sama siapa ya guys? yuk pantengin terus episode selanjutnya...

Hai hai hai, jangan lupa, like dan komentarnya ya🥰🥰🥰

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Dikter Satria,bukan kah Satria ini temen nya Cakra??🤫🤫

2023-02-28

2

lihat semua
Episodes
1 BC.CHAPTER 1 [Ijab Qobul]
2 BC. CHAPTER 2 [Awal pertemuan]
3 BC. CHAPTER 3 [Terbakar Gairah]
4 BC. CHAPTER 4 [Just For Fun]
5 BC. CHAPTER 5 [Kepikiran]
6 BC. CHAPTER 6 [Bertemu Malaikat]
7 BC. CHAPTER 7 [Dunia Memang Sempit]
8 BC. CHAPTER 8 [Kau Menggoda]
9 BC. CHAPTER 9 [Ketahuan]
10 BC. CHAPTER 10 [Canggung]
11 BC. CHAPTER 11 [Rumah Baru]
12 BC. CHAPTER 12 [Cemburu]
13 BC. CHAPTER 13 [Kamu Cemburu?]
14 BC. CHAPTER 14 [Kewajiban Istri]
15 BC. CHAPTER 15 [Perhatian]
16 BC. CHAPTER 16 [Terngiang]
17 BC. CHAPTER 17 [Ibu Ingin Cucu]
18 BC. CHAPTER 18 [Karena Basah Tumbuh Rasa]
19 BC. CHAPTER 19 [Membaik]
20 BC. CHAPTER 20 [Karena Mengigau]
21 BC. CHAPTER 21 [Seperti Pertama Kali]
22 BC. CHAPTER 22 [Merajuk]
23 BC. CHAPTER 23 [Alat Kontrasepsi]
24 BC. CHAPTER 24 [Dia Istri ku!]
25 BC. CHAPTER 25 [Khawatir]
26 BC. CHAPTER 26 [Berangkat Sendiri]
27 BC. CHAPTER 27 [PESTA]
28 BC. CHAPTER 28 [Mabuk]
29 BC. CHAPTER 29 [Apa Nggak Pengen?]
30 BC. CHAPTER 30 [Belajar Menggoda Suami]
31 BC. CHAPTER 31 [Kok pakai Sarung?]
32 BC. CHAPTER 32 [Permen Model Apa?]
33 BC. CHAPTER 33 [Kenapa di Cabut?]
34 BC. CHAPTER 34 [Takut Jarum]
35 BC. CHAPTER 35 [Sindrom Couvade]
36 BC. CHAPTER 36 [Yang kamu makan enak]
37 BC. CHAPTER 37 [Ngidam Mangga Dermayu]
38 BC. CHAPTER 38 [Sekretaris Baru]
39 BC. CHAPTER 39 [Dikira Baik Ternyata Licik]
40 BC. CHAPTER 40 [Celine dan Bayu]
41 BC. CHAPTER 41 (Kontraksi)
42 BC. CHAPTER 42 (Launching Baby Twins)
43 BC. CHAPTER 43 (The Baby Twins B)
44 BC. CHAPTER 44 [Random]
45 BC. CHAPTER 45 [Siuman]
46 BC. CHAPTER 46 (Happy Family)
47 Novel Baru Barnes Frankins
Episodes

Updated 47 Episodes

1
BC.CHAPTER 1 [Ijab Qobul]
2
BC. CHAPTER 2 [Awal pertemuan]
3
BC. CHAPTER 3 [Terbakar Gairah]
4
BC. CHAPTER 4 [Just For Fun]
5
BC. CHAPTER 5 [Kepikiran]
6
BC. CHAPTER 6 [Bertemu Malaikat]
7
BC. CHAPTER 7 [Dunia Memang Sempit]
8
BC. CHAPTER 8 [Kau Menggoda]
9
BC. CHAPTER 9 [Ketahuan]
10
BC. CHAPTER 10 [Canggung]
11
BC. CHAPTER 11 [Rumah Baru]
12
BC. CHAPTER 12 [Cemburu]
13
BC. CHAPTER 13 [Kamu Cemburu?]
14
BC. CHAPTER 14 [Kewajiban Istri]
15
BC. CHAPTER 15 [Perhatian]
16
BC. CHAPTER 16 [Terngiang]
17
BC. CHAPTER 17 [Ibu Ingin Cucu]
18
BC. CHAPTER 18 [Karena Basah Tumbuh Rasa]
19
BC. CHAPTER 19 [Membaik]
20
BC. CHAPTER 20 [Karena Mengigau]
21
BC. CHAPTER 21 [Seperti Pertama Kali]
22
BC. CHAPTER 22 [Merajuk]
23
BC. CHAPTER 23 [Alat Kontrasepsi]
24
BC. CHAPTER 24 [Dia Istri ku!]
25
BC. CHAPTER 25 [Khawatir]
26
BC. CHAPTER 26 [Berangkat Sendiri]
27
BC. CHAPTER 27 [PESTA]
28
BC. CHAPTER 28 [Mabuk]
29
BC. CHAPTER 29 [Apa Nggak Pengen?]
30
BC. CHAPTER 30 [Belajar Menggoda Suami]
31
BC. CHAPTER 31 [Kok pakai Sarung?]
32
BC. CHAPTER 32 [Permen Model Apa?]
33
BC. CHAPTER 33 [Kenapa di Cabut?]
34
BC. CHAPTER 34 [Takut Jarum]
35
BC. CHAPTER 35 [Sindrom Couvade]
36
BC. CHAPTER 36 [Yang kamu makan enak]
37
BC. CHAPTER 37 [Ngidam Mangga Dermayu]
38
BC. CHAPTER 38 [Sekretaris Baru]
39
BC. CHAPTER 39 [Dikira Baik Ternyata Licik]
40
BC. CHAPTER 40 [Celine dan Bayu]
41
BC. CHAPTER 41 (Kontraksi)
42
BC. CHAPTER 42 (Launching Baby Twins)
43
BC. CHAPTER 43 (The Baby Twins B)
44
BC. CHAPTER 44 [Random]
45
BC. CHAPTER 45 [Siuman]
46
BC. CHAPTER 46 (Happy Family)
47
Novel Baru Barnes Frankins

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!