BC. CHAPTER 12 [Cemburu]

Bayu dan Tomy terdiam mendapati sahabatnya yang benar-benar emosi seperti sekarang ini.

"Wait, wait, wait, wait! Stop bro!" Bayu berusaha melepaskan cengkeraman Cakra di kerah baju Tomy.

Dengan mendengus kesal Cakra melepaskannya, terlihat frustasi laki-laki itu, Cakra menutup matanya dengan tangan kanan sedangkan tangan kiri nya berkacak pinggang.

Tomy dan Bayu saling pandang, dan kemudian Bayu berjalan mendekati Cakra, "Lo kenapa coba?" tanya Bayu dengan merangkul pundak atasan yang juga sahabatnya itu.

"Entahlah, semenjak kehadiran tu cewek, hari-hari gue makin kacau!" gerutunya.

Cakra berjalan menuju salah satu sofa yang teronggok di ruang kerjanya itu.

"Lo yakin nggak ada rasa sama dia?" tanya Bayu dengan sangat hati-hati.

Menoleh Cakra menatap tajam Bayu, "Rasa? Rasa benci iya!" ketusnya yang segera beranjak dari sofa empuk itu dan duduk di kursi kerjanya.

Tomy berjalan, ia duduk di samping Bayu, "Lo jangan bilang benci, benci aja lho Cak! Awas ntar malah dari benci lo jadi bucin!"

"Bacot lo Tom!" ketus Cakra dengan menarik salah satu dokumen yang tergeletak di atas meja kerjanya itu.

Terdiam sejenak Cakra kemudian menatap kedua sahabatnya itu, "Oh iya, di sini nggak ada pelayan, kan?" tanya Cakra kemudian.

Tomy dan Bayu saling menatap dan kemudian sama-sama menggeleng.

"Lo mau pakai jasa ART? Lah biasanya lo tinggal disinikan cuma sama kita-kita." ucap Bayu.

"Bagus nggak ada ART biar tu cewek yang beresin, enak aja dia ngaku nyonya di rumah ini!" gumam Cakra dengan seringainya, sedangkan Tomy dan Bayu hanya menggeleng mendengar celoteh dari bosnya itu.

Di kamar lain...

Terlihat Helen sibuk menata ruang kamar pribadinya, gadis itu mendesign kamar itu hingga menjadi sedemikian cantik.

Setelah selesai dengan urusan kamar, Helen terdiam, gadis itu duduk ditepi ranjangnya, "Apa aku sudah keterlaluan ya? Tapi aku nggak mau terlibat terlalu dalam dengannya, aku takut jika suatu saat perasaan ini berbalik dan hanya aku sendiri yang merasakannya, biar saja dia membenciku, dari pada hubungan ini semakin rumit." gumam Helen dengan merebahkan tubuhnya.

...💐💐💐💐💐...

Keesokan harinya...

Pagi-pagi sekali Helen sudah sibuk dengan perkakas dapur, bahkan dewa surya masih asik bersembunyi di ufuk timur sana.

KLONTANG-KLONTANG...

TAK-TAK-TAK...

CESSSSS...CESSS...

KLUNTING-KLUNTING...

Suara dapur begitu berisik beradu dengan senandung Helen yang bernyanyi.

Terlihat Tomy berjalan melewati pintu dapur ia tak sengaja menoleh kearah dapur.

"Bos cantik? Ngapain?" tanta Tomy dengan bersandar di kusen pintu dapur.

"Eh Tom, aku masak, oh iya Tom, di sini nggak ada ART, kan?" tanya Helen.

Tomy menggeleng, "Nggak ada Bos, Bos cantik mau pakai ART? Kalau Bos Cakra biasanya nggak pakai." jelas Tomy dengan berbasa-basi menawarkan.

"Bagus deh kalau nggak ada, jadi aku ada kerjaan, jadi nggak bosan dong." gumam Helen.

"Em... Nggak usah pakai Tom, biar aku sendiri saja yang mengerjakan, itung-itung buat pekerjaan hehehe... " ucap Helen dengan senyum pepsodentnya.

"Ok Bos, semangat masaknya! Gue tinggal nyuci mobil dulu yak!" ucap Tomy berpamitan.

"Ok!" sahut Helen dengan mengacungkan jempolnya.

Di ruang kerjanya Cakra tidur di atas sofa, ya laki-laki itu semalam mengerjakan sebagian pekerjaannya hingga tertidur di ruangan itu.

Kini tidur Cakra harus terusik dengan aroma sedap yang merasuk kedalam indera penciuman nya.

Terbangun Cakra dari tidur pulas nya, ia mengucek mata yang masih harus beradaptasi dengan cahaya lampu ruangan itu.

Kemudian dengan langkah gontai nya, Cakra berjalan menuju kamar mandi yang ada di kamar Helen.

Bukan mencari kesempatan, laki-laki itu sudah terbiasa dengan kamarnya itu, karena setiap kali dinas di kota Britania Raya ini Cakra selalu menggunakan kamar itu.

Tak ada gangguan sama sekali sampai Cakra berpenampilan tampan dan sudah bersiap untuk berangkat ke kantor.

Laki-laki itu kini berada di meja makan, melihat banyaknya hidangan yang terlihat sangat lezat itu Cakra jadi mengingat gadis yang selalu membuatnya emosi.

"Dimana gadis itu?" gumamnya.

Tomy yang baru saja datang dan melihat Cakra celingukan segera menghampirinya.

"Nggak usah kaget, itu bini lo yang masak!" jelas Tomy, Cakra menatap sahabatnya itu.

"Lo tu harusnya bersyukur, punya bini cantik, rajin, pinter masak, sabar pula, nah bonusnya lagi bodynya uhuy..." ucap Tomy dengan akhiran yang meliuk-liukkan kedua tangannya membentuk body cewek seksi.

Cakra melirik dingin ke arah Tomy, "Otak lo tu mesum!" ketus Cakra.

"Eh ngomong-ngomong Bayu mana?" tanya Cakra.

"Di depan, nyapu halaman bantuin Bos cantik bebersih rumah." ujar Tomy yang segera duduk dan bersiap untuk makan sarapan pagi itu.

"Gue ke depan dululah." ucap Cakra dengan melangkahkan kakinya menuju halaman depan.

Di teras...

Terlihat Helen mengepel lantai, dengan hanya mengenakkan celana kolor yang panjangnya sejengkal dipadu dengan kaos oblong yang ia tali di pinggang kanannya.

"Hi Miss?" terdengar seseorang menyapa gadis cantik nan seksi itu.

Menoleh Helen mencari sumber suara itu, ternyata ada seorang pemuda yang bersepeda dan berhenti di depan gerbang hunian mewah itu.

Helen hanya tersenyum dengan menganggukkan kepalanya. Tak menyangka ternyata hanya dengan sapaan orang asing yang tak sengaja lewat itu membuat mood Cakra menjadi buruk.

Cakra yang tak sengaja melihat istrinya di sapa orang asing itu segera melangkahkan kakinya mendekati Helen.

Dengan cepat Cakra melingkarkan lengan kekarnya di pinggang ramping Helen, terkejut gadis itu menoleh dan CUP!

Pas sekali saat itu Cakra memiringkan wajahnya hingga ketika Helen menoleh, bibir mereka menyatu.

Membelalak mata Helen membulat, tangan Helen melepaskan gagang pel yang tadi digenggamnya.

Dengan kuat Helen mendorong dada Cakra agar menjauh darinya, "Apa yang Tuan lakukan di sini? Pakai cium-cium segala lagi!" ketus Helen dengan mengelap-ngelap bibirnya.

"Lo itu istri gue, gue mau sarapan!" tak kalah ketus Cakra berucap.

"Ya kan saya sudah masak, semua sudah ada di atas meja, kurang apa lagi?" tanya Helen dengan menahan emosinya yang seolah akan segera membuncah.

"Lo lupa? Lo itu istri gue, lo harus layani keperluan gue bukan malah di sini centil-centilan sama orang asing nggak jelas itu!" gertak Cakra.

Tak mau mendebat suami nya, Helen segera berjalan masuk ke dalam dan di ikuti Cakra di belakangnya.

Cakra duduk di kursi meja makan, sedangkan Helen berdiri di sampingnya, gadis itu dengan telaten mengambilkan makanan untuk suaminya sarapan.

Tak lupa Helen juga menyediakan teh hangat untuk minum Cakra, "Sudah? Saya tinggal dulu ya? tadi di luar ngepel nya belum selesai." ucap Helen dengan beranjak dari tempatnya, namun baru satu langkah ia meninggalkan Cakra, lengan Helen kembali di raih oleh Cakra dan digenggamnya.

"Dah lo duduk di sini aja! Makan juga yang banyak!" ucap Cakra.

"Tapi saya sudah makan Tuan." sahut Helen dengan sopan.

"Lo mau bantah gue? Ooo atau lo mau keluar genit-genitan sama bule tadi? Iya? Hah?!" cecar Cakra.

KLONTANG!!

Karena mood buruk akhirnya Cakra membanting sendok nya, dan pergi tanpa menghabiskan sisa makanannya.

Helen hanya terdiam, gadis itu sungguh bingung, "Salah ku dimana sih?" gumam Helen dengan memandang punggung bidang suaminya yang mulai menjauh.

...💐💐💐💐💐...

Siang hari tepat nya pukul 11.00, di kantor Frans Group di ruangan CEO, Cakra terlihat lemas duduk di kursi kebesarannya.

Tomy yang masuk tanpa mengetuk pintu dengan membawa beberapa dokumen penting melihat Cakra yang terlihat tak bersemangat itu pun segera bertanya.

"Lo kenapa Bro?" tanya Tomy.

"Perut gue sakit." sahutnya lemas.

Tomy memegang dahi Cakra dengan punggung tangan nya, "Yang sakit perut gue bego!"

"Ya kali sakit perut lo gegara demam, soalnya lo keringetan ini lo Cak." ucap Tomy yang ternyata sedang tidak bercanda.

Cakra hanya terdiam dengan menyandarkan punggungnya di sandaran kursi.

"Mau gue pesenin makanan?" tanya Tomy.

"Nggak, gue pengen makan makanan pagi tadi aja." ucap Cakra.

"Ok gue ambilin ke rumah dulu ya?" Tomy segera beranjak dari samping Cakra.

"No! Jangan! Lo telfon Helen aja suruh dia antar ke sini!" titah Cakra yang tidak mau di ganggu gugat.

Melongo Tomy mendengar keinginan bosnya itu tapi tetap ia melakukan perintah yang di ucapkan Cakra.

Mengambil gawai tipis yang ada disaku celananya Tomy segera menelfon Helen, dan menyampaikan keinginan si bos rewelnya itu.

Sudah diniati Helen tak sedikitpun menggerutu, gadis itu kini sudah sampai di depan gedung kantor suaminya.

Turun dari taksi gadis dengan membawa paper bag itu menjadi pusat perhatian, ada yang mengagumi kecantikannya ada yang mengagumi outfitnya ada juga yang bersiul karena bodynya yang bohay.

Cakra yang melihat dari cctv segera beranjak dari kursi kebesarannya, "Dasar, suka sekali dia mencari perhatian, kenapa juga harus senyum-senyum?! Dasar gadis menyebalkan!" gumam Cakra dengan memasuki lift khusus.

Di meja resepsionis...

"Permisi, bisa saya bertemu dengan pak Cakra?" tanya Helen dengan sopan, penjaga meja resepsionis itu ada dua wanita dewasa yang saling memandang kemudian melihat penampilan Helen.

"Apa anda sudah membuat janji?" tanya salah satu karyawan.

"Tapi saya hanya diminta untuk mengantarkan makan siang ini." jelas Helen.

Terlihat dua karyawan itu menertawakan Helen, "Maaf Nona, sudah banyak wanita yang ingin bertemu dengan pak CEO, bahkan alasan nya pun sama, dari pada anda di usir oleh beliau, lebih baik anda kembali pulang saja." ucap salah satu karyawan itu.

Terdiam Helen mendengarnya, tangan nya merogoh tas selempang yang di kenakan nya, ponsel yang ia cari tapi tak dapat di temukan nya.

"Maaf, saya benar-benar hanya ingin mengantar makanan ini, tidak lebih." ucap Helen sekali lagi, namun ia kembali ditertawakan oleh dua wanita yang menjaga meja resepsionis itu.

"Sudahlah Nona, anda tidak perlu berbohong lebih dalam lagi..." terdiam karyawan itu karena kini CEO utama kantor itu telah tiba dan mendekati gadis yang membawa paper bag.

"Maaf Pak, Nona ini ngotot ingin bertemu dengan anda, dan kami sudah memperingatkannya." jelas karyawan itu.

Cakra sedikitpun tak menghiraukan ocehan karyawan nya, ia fokus dengan gadis yang membawa paper bag itu dan meraih lengannya.

"Ikut gue!" ketus Cakra dengan menarik Helen untuk masuk ke dalam lift khusus.

Melongo kedua karyawan yang melihat kejadian langka itu, "CEO kita sudah tertarik dengan lawan jenis?"

Episodes
1 BC.CHAPTER 1 [Ijab Qobul]
2 BC. CHAPTER 2 [Awal pertemuan]
3 BC. CHAPTER 3 [Terbakar Gairah]
4 BC. CHAPTER 4 [Just For Fun]
5 BC. CHAPTER 5 [Kepikiran]
6 BC. CHAPTER 6 [Bertemu Malaikat]
7 BC. CHAPTER 7 [Dunia Memang Sempit]
8 BC. CHAPTER 8 [Kau Menggoda]
9 BC. CHAPTER 9 [Ketahuan]
10 BC. CHAPTER 10 [Canggung]
11 BC. CHAPTER 11 [Rumah Baru]
12 BC. CHAPTER 12 [Cemburu]
13 BC. CHAPTER 13 [Kamu Cemburu?]
14 BC. CHAPTER 14 [Kewajiban Istri]
15 BC. CHAPTER 15 [Perhatian]
16 BC. CHAPTER 16 [Terngiang]
17 BC. CHAPTER 17 [Ibu Ingin Cucu]
18 BC. CHAPTER 18 [Karena Basah Tumbuh Rasa]
19 BC. CHAPTER 19 [Membaik]
20 BC. CHAPTER 20 [Karena Mengigau]
21 BC. CHAPTER 21 [Seperti Pertama Kali]
22 BC. CHAPTER 22 [Merajuk]
23 BC. CHAPTER 23 [Alat Kontrasepsi]
24 BC. CHAPTER 24 [Dia Istri ku!]
25 BC. CHAPTER 25 [Khawatir]
26 BC. CHAPTER 26 [Berangkat Sendiri]
27 BC. CHAPTER 27 [PESTA]
28 BC. CHAPTER 28 [Mabuk]
29 BC. CHAPTER 29 [Apa Nggak Pengen?]
30 BC. CHAPTER 30 [Belajar Menggoda Suami]
31 BC. CHAPTER 31 [Kok pakai Sarung?]
32 BC. CHAPTER 32 [Permen Model Apa?]
33 BC. CHAPTER 33 [Kenapa di Cabut?]
34 BC. CHAPTER 34 [Takut Jarum]
35 BC. CHAPTER 35 [Sindrom Couvade]
36 BC. CHAPTER 36 [Yang kamu makan enak]
37 BC. CHAPTER 37 [Ngidam Mangga Dermayu]
38 BC. CHAPTER 38 [Sekretaris Baru]
39 BC. CHAPTER 39 [Dikira Baik Ternyata Licik]
40 BC. CHAPTER 40 [Celine dan Bayu]
41 BC. CHAPTER 41 (Kontraksi)
42 BC. CHAPTER 42 (Launching Baby Twins)
43 BC. CHAPTER 43 (The Baby Twins B)
44 BC. CHAPTER 44 [Random]
45 BC. CHAPTER 45 [Siuman]
46 BC. CHAPTER 46 (Happy Family)
47 Novel Baru Barnes Frankins
Episodes

Updated 47 Episodes

1
BC.CHAPTER 1 [Ijab Qobul]
2
BC. CHAPTER 2 [Awal pertemuan]
3
BC. CHAPTER 3 [Terbakar Gairah]
4
BC. CHAPTER 4 [Just For Fun]
5
BC. CHAPTER 5 [Kepikiran]
6
BC. CHAPTER 6 [Bertemu Malaikat]
7
BC. CHAPTER 7 [Dunia Memang Sempit]
8
BC. CHAPTER 8 [Kau Menggoda]
9
BC. CHAPTER 9 [Ketahuan]
10
BC. CHAPTER 10 [Canggung]
11
BC. CHAPTER 11 [Rumah Baru]
12
BC. CHAPTER 12 [Cemburu]
13
BC. CHAPTER 13 [Kamu Cemburu?]
14
BC. CHAPTER 14 [Kewajiban Istri]
15
BC. CHAPTER 15 [Perhatian]
16
BC. CHAPTER 16 [Terngiang]
17
BC. CHAPTER 17 [Ibu Ingin Cucu]
18
BC. CHAPTER 18 [Karena Basah Tumbuh Rasa]
19
BC. CHAPTER 19 [Membaik]
20
BC. CHAPTER 20 [Karena Mengigau]
21
BC. CHAPTER 21 [Seperti Pertama Kali]
22
BC. CHAPTER 22 [Merajuk]
23
BC. CHAPTER 23 [Alat Kontrasepsi]
24
BC. CHAPTER 24 [Dia Istri ku!]
25
BC. CHAPTER 25 [Khawatir]
26
BC. CHAPTER 26 [Berangkat Sendiri]
27
BC. CHAPTER 27 [PESTA]
28
BC. CHAPTER 28 [Mabuk]
29
BC. CHAPTER 29 [Apa Nggak Pengen?]
30
BC. CHAPTER 30 [Belajar Menggoda Suami]
31
BC. CHAPTER 31 [Kok pakai Sarung?]
32
BC. CHAPTER 32 [Permen Model Apa?]
33
BC. CHAPTER 33 [Kenapa di Cabut?]
34
BC. CHAPTER 34 [Takut Jarum]
35
BC. CHAPTER 35 [Sindrom Couvade]
36
BC. CHAPTER 36 [Yang kamu makan enak]
37
BC. CHAPTER 37 [Ngidam Mangga Dermayu]
38
BC. CHAPTER 38 [Sekretaris Baru]
39
BC. CHAPTER 39 [Dikira Baik Ternyata Licik]
40
BC. CHAPTER 40 [Celine dan Bayu]
41
BC. CHAPTER 41 (Kontraksi)
42
BC. CHAPTER 42 (Launching Baby Twins)
43
BC. CHAPTER 43 (The Baby Twins B)
44
BC. CHAPTER 44 [Random]
45
BC. CHAPTER 45 [Siuman]
46
BC. CHAPTER 46 (Happy Family)
47
Novel Baru Barnes Frankins

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!