BC. CHAPTER 3 [Terbakar Gairah]

"Aku lari dari pernikahan yang memang aku rencanakan jauh-jauh hari bahkan sudah dari setahun yang lalu aku merencanakan pernikahan ini." lirih Helen yang kembali menitikkan air mata nya.

"Lalu? Kenapa lo lari? Bukan kah seharusnya lo seneng, pernikahan yang lo impikan bakal terwujud." Sekali lagi Helen menggeleng.

"Dia melakukan kesalahan, dia... dia... hiks... hisk... dia tega menyentuh wanita lain bahkan di hari pernikahan kita... hiks... hiks..." kembali air mata murahan itu meluncur dengan deras nya di pipi Helen.

Pria di samping Helen itu menarik kepala Helen dan membenamkan nya ke dalam belahan dada bidang nya.

"Sudah... sudah jangan nangis lagi, lo nggak capek apa? sedari pagi nangis terus?" tanya pria itu.

"Lagian lo itu masih muda, jangan menikah di usia muda, mending lo kerja dulu, mensukseskan diri lo sendiri, nah kalau udah cukup lo seneng-seneng pake duit lo, baru deh lo boleh nikah, tinggal milih, cowok yang kek gimana yang lo mau."

Helen terdiam mendengar ucapan pria yang tengah memeluk nya itu, baru saja terasa nyaman pikiran negatif menghampiri otak gadis itu.

"Apa kau seorang Casanova yang biasa merayu dan menenangkan semua wanita?" pertanyaan bodoh itu keluar dari mulut Helen.

"Enak aja! Gue ini bukan Casanova yang menjajal banyak wanita hanya untuk kesenangan pribadi saja, gue cuma ngerasa kasihan sama lo, lagi pula, selain adik dan mama, lo wanita lain yang ngerasain pelukan gue." cecar pria itu.

"Baiklah baiklah, Tuan bukan Casanova, boleh aku bertanya?" ucap Helen dengan mengusap air matanya.

Entah mengapa gadis itu mudah sekali menghentikan tangis nya ketika berbicara dengan pria yang ada di samping nya ini, padahal keduanya baru saja bertemu, bahkan belum saling berkenalan.

"Cakra, nama gue Cakra!" sedikit kesal Cakra saat di sebut Tuan Bukan Casanova oleh Helen barusan.

"Oh baiklah Tuan Cakra, apa ini rumah mu?" tanya Helen yang mulai merasa di hunian mewah bermodel klasik ini sangat sepi, bahkan sedari tadi hanya suara mereka berdua yang mengisi keheningan ruangan itu.

"Bukan, ini apartemen gue, gue di sini kalau pas lagi tugas di sini aja, kalau nggak ya gue nggak di sini." Jelas Cakra dengan meraih minuman kaleng yang ada di dalam kantong plastik yang di bawanya tadi.

"Nih minum, jangan nangis terus!" masih terdengar ketus namun penuh perhatian Cakra memberikan satu minuman kaleng kepada Helen.

"Terimakasih Tuan." ucap Helen yang tak mendapat jawaban dari Cakra, laki-laki itu berjalan menjauh, sedangkan Helen terlihat membuka segel minuman kaleng itu dan segera meminum nya.

Di luar kamar Cakra terlihat memainkan gawai canggih nya TING! satu notifikasi pesan masuk, dan nama Bayu atau asisten nya tertera di sana.

📥 [Bos, maaf minuman nya tertukar dengan punya saya dan Tomy, itu yang ada kadar alcohol nya]

Cakra membaca pesan itu dengan tangan yang gemetar, tanpa membalas pesan singkat itu Cakra berlari masuk lagi ke dalam kamar.

"He hey, jangan di minum!" teriak Cakra namun percuma minuman kaleng itu hanya tersisa kalengnya saja, tak ada setetes pun air di sana.

"Hem?" Helen menoleh, dengan tatapan sayu, mungkin gadis itu mulai terpengaruh dengan alcohol yang ada di dalam minuman itu.

"Ayo ikut aku!" Cakra menarik Helen untuk masuk ke dalam kamar mandi, niat hati ini menyadarkan gadis itu dengan guyuran air shower namun malah dirinya pun ikut terguyur dinginnya air shower petang itu.

"Kamu jahat! kamu nggak kasihan sama aku? Hem?" mulai ngomong tidak jelas Helen sudah 100% mabok.

Di bawah guyuran air shower Helen terus memukuli dada bidang Cakra, "Diam lah!" Cakra menangkap kedua lengan Helen dan menahan nya di depan dadanya, tapi malah gadis itu berusaha menggigit lengan Cakra yang menahan nya.

Alhasil Cakra menahan kedua lengan Helen di atas kepala gadis itu, sungguh kesalahan besar, di sana tercetak lekuk indah, gundukan kembar di balik kemeja putih yang basah karena guyuran air shower.

Bukan laki-laki belok, Cakra juga pria normal yang akan terpana dengan pemandangan indah nan menggiurkan itu.

Apa lagi Helen sedikit memberontak dan itu membuat benda kenyal dengan ukuran 38B itu berguncang-guncang, dan sontak menuntun terbakarnya gairah Cakra.

Terus mengoceh tidak jelas bibir yang terlihat sexy itu, namun di mata Cakra yang telah gelap tertutup kabut gairah, bibir seksi itu terlihat sangat menggoda sampai tanpa sadar Cakra memangkas jarak di antara keduanya.

Cup!!!

Hening seketika saat kedua benda kenyal, lembab juga manis itu menyatu, "Syaland! kenapa rasanya sangat manis?!" Cakra mengumpat.

Walau begitu hati dan tubuh Cakra menjadi tak seirama, hati mengingatkan untuk menjauhi perempuan di hadapan nya itu, namun tubuh seolah mendapat perintah dari naluri kelakiannya untuk terus melanjutkan aksi yang berhasil membakar gairahnya.

"Emmm!!! Emmm!!" Helen masih memberontak, masih ingin menghujat, hati nya masih dongkol dengan takdir yang mempermainkannya.

Sejenak Cakra melepas tautan nya, "Nikmati saja, biarkan malam pertama mu yang gagal akan terwujud, yah... walau tidak bersama dengan si brengs*k itu, bukan kah impas jika kau bermalam dengan ku, dan dia bersama wanita lain." bisik Cakra tepat di samping telinga Helen.

Sudah tak lagi meracau, kini Helen memejamkan mata, bahkan terlihat tubuh nya menggeliat menikmati gelanyar yang menjalari tubuh nya.

Semakin tergoda melihat gerak tubuh Helen, kini Cakra mengecup kembali bibir seksi dengan warna pink natural itu, menggigit kecil hingga indera perasa itu dapat menelusup masuk ke setiap rongga-rongga mulut.

Cengkeraman tangan Cakra yang menahan lengan Helen pun perlahan mengendur, di sana sebelah tangan Cakra mulai meraba gundukan kenyal sedangkan satu lagi tangan nya menjalari lekuk punggung dan pinggang ramping itu.

Terlepas tautan dengan bibir manis Helen, Cakra beralih mengecup serta menyesap ceruk leher, "Aaahhh..."

Kelepasan Helen yang sedari tadi menahan suaranya kini lolos datu des-ah an yang merasuk ke dalam indera pendengaran Cakra, dan itu membuat gairah lelaki itu semakin memuncak.

Sama besarnya nafsu kedua insan berbeda gender itu, hingga pergulatan di bawah air shower yang dingin itu kini tak terasa lagi dingin.

Terlepas dari ceruk leher yang memerah itu, Cakra menatap sayu netra Helen yang masih terpejam.

Di belai nya wajah ayu gadis yang basah itu, hingga Helen membuka netra nya terlihat lentik bulu mata nya mengedip-ngedip indah karena terkena guyuran air shower.

Paham dengan kondisi gadis yang kesusahan membuka mata itu, sebelah tangan Cakra mematikan shower, kini kedua netra sayu itu saling memandang.

Jemari kekar Cakra membelai lembut bibir membiru milik Helen, "Dingin?" tanya nya dengan suara berbisik.

Hanya mengangguk, Helen tak mampu bersuara, karena bergetar bibir biru itu, menandakan tubuh nya mulai menggigil kedinginan, karena hampir setengah jam lama nya, kedua sejoli itu bercumbu di bawah guyuran dinginnya air shower.

"Kita pindah." bisik Cakra yang tanpa aba-aba segera mengangkat tubuh sintal Helen, dan di bawanya menuju bathtub yang masih kosong.

Seolah terhipnotis Helen sedikit pun tak melawan, gadis itu malah dengan nyaman memeluk leher kokoh Cakra.

Kini Helen duduk di dalam bathtub, dan Cakra duduk dibelakangnya.

Percumbuan kembali dimulai nya, kini dengan tempat yang berbeda, dengan suhu panas yang meningkat.

Sedikit susah mengatur kadar kewarasan akal Helen, gadis itu dibuat melayang oleh pria tampan yang baru saja di kenal nya...

Lanjut?

Ok like and komentar dulu jangan lupa klik favorit dan berikan hadiah terbaik kalian 🥰🥰🥰 see you next episode...

Terpopuler

Comments

anan

anan

adu mudah terpesona gitu sama pria tampan

2023-01-13

1

lihat semua
Episodes
1 BC.CHAPTER 1 [Ijab Qobul]
2 BC. CHAPTER 2 [Awal pertemuan]
3 BC. CHAPTER 3 [Terbakar Gairah]
4 BC. CHAPTER 4 [Just For Fun]
5 BC. CHAPTER 5 [Kepikiran]
6 BC. CHAPTER 6 [Bertemu Malaikat]
7 BC. CHAPTER 7 [Dunia Memang Sempit]
8 BC. CHAPTER 8 [Kau Menggoda]
9 BC. CHAPTER 9 [Ketahuan]
10 BC. CHAPTER 10 [Canggung]
11 BC. CHAPTER 11 [Rumah Baru]
12 BC. CHAPTER 12 [Cemburu]
13 BC. CHAPTER 13 [Kamu Cemburu?]
14 BC. CHAPTER 14 [Kewajiban Istri]
15 BC. CHAPTER 15 [Perhatian]
16 BC. CHAPTER 16 [Terngiang]
17 BC. CHAPTER 17 [Ibu Ingin Cucu]
18 BC. CHAPTER 18 [Karena Basah Tumbuh Rasa]
19 BC. CHAPTER 19 [Membaik]
20 BC. CHAPTER 20 [Karena Mengigau]
21 BC. CHAPTER 21 [Seperti Pertama Kali]
22 BC. CHAPTER 22 [Merajuk]
23 BC. CHAPTER 23 [Alat Kontrasepsi]
24 BC. CHAPTER 24 [Dia Istri ku!]
25 BC. CHAPTER 25 [Khawatir]
26 BC. CHAPTER 26 [Berangkat Sendiri]
27 BC. CHAPTER 27 [PESTA]
28 BC. CHAPTER 28 [Mabuk]
29 BC. CHAPTER 29 [Apa Nggak Pengen?]
30 BC. CHAPTER 30 [Belajar Menggoda Suami]
31 BC. CHAPTER 31 [Kok pakai Sarung?]
32 BC. CHAPTER 32 [Permen Model Apa?]
33 BC. CHAPTER 33 [Kenapa di Cabut?]
34 BC. CHAPTER 34 [Takut Jarum]
35 BC. CHAPTER 35 [Sindrom Couvade]
36 BC. CHAPTER 36 [Yang kamu makan enak]
37 BC. CHAPTER 37 [Ngidam Mangga Dermayu]
38 BC. CHAPTER 38 [Sekretaris Baru]
39 BC. CHAPTER 39 [Dikira Baik Ternyata Licik]
40 BC. CHAPTER 40 [Celine dan Bayu]
41 BC. CHAPTER 41 (Kontraksi)
42 BC. CHAPTER 42 (Launching Baby Twins)
43 BC. CHAPTER 43 (The Baby Twins B)
44 BC. CHAPTER 44 [Random]
45 BC. CHAPTER 45 [Siuman]
46 BC. CHAPTER 46 (Happy Family)
47 Novel Baru Barnes Frankins
Episodes

Updated 47 Episodes

1
BC.CHAPTER 1 [Ijab Qobul]
2
BC. CHAPTER 2 [Awal pertemuan]
3
BC. CHAPTER 3 [Terbakar Gairah]
4
BC. CHAPTER 4 [Just For Fun]
5
BC. CHAPTER 5 [Kepikiran]
6
BC. CHAPTER 6 [Bertemu Malaikat]
7
BC. CHAPTER 7 [Dunia Memang Sempit]
8
BC. CHAPTER 8 [Kau Menggoda]
9
BC. CHAPTER 9 [Ketahuan]
10
BC. CHAPTER 10 [Canggung]
11
BC. CHAPTER 11 [Rumah Baru]
12
BC. CHAPTER 12 [Cemburu]
13
BC. CHAPTER 13 [Kamu Cemburu?]
14
BC. CHAPTER 14 [Kewajiban Istri]
15
BC. CHAPTER 15 [Perhatian]
16
BC. CHAPTER 16 [Terngiang]
17
BC. CHAPTER 17 [Ibu Ingin Cucu]
18
BC. CHAPTER 18 [Karena Basah Tumbuh Rasa]
19
BC. CHAPTER 19 [Membaik]
20
BC. CHAPTER 20 [Karena Mengigau]
21
BC. CHAPTER 21 [Seperti Pertama Kali]
22
BC. CHAPTER 22 [Merajuk]
23
BC. CHAPTER 23 [Alat Kontrasepsi]
24
BC. CHAPTER 24 [Dia Istri ku!]
25
BC. CHAPTER 25 [Khawatir]
26
BC. CHAPTER 26 [Berangkat Sendiri]
27
BC. CHAPTER 27 [PESTA]
28
BC. CHAPTER 28 [Mabuk]
29
BC. CHAPTER 29 [Apa Nggak Pengen?]
30
BC. CHAPTER 30 [Belajar Menggoda Suami]
31
BC. CHAPTER 31 [Kok pakai Sarung?]
32
BC. CHAPTER 32 [Permen Model Apa?]
33
BC. CHAPTER 33 [Kenapa di Cabut?]
34
BC. CHAPTER 34 [Takut Jarum]
35
BC. CHAPTER 35 [Sindrom Couvade]
36
BC. CHAPTER 36 [Yang kamu makan enak]
37
BC. CHAPTER 37 [Ngidam Mangga Dermayu]
38
BC. CHAPTER 38 [Sekretaris Baru]
39
BC. CHAPTER 39 [Dikira Baik Ternyata Licik]
40
BC. CHAPTER 40 [Celine dan Bayu]
41
BC. CHAPTER 41 (Kontraksi)
42
BC. CHAPTER 42 (Launching Baby Twins)
43
BC. CHAPTER 43 (The Baby Twins B)
44
BC. CHAPTER 44 [Random]
45
BC. CHAPTER 45 [Siuman]
46
BC. CHAPTER 46 (Happy Family)
47
Novel Baru Barnes Frankins

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!