Bab 11

Anna sudah bersiap menggunakan pakaian terbaiknya, namun untuk kali ini gaun yang Anna gunakan tidak seperti gaun minggu lalu, dia menggunakan gaun yang cukup sopan dan elegant. "Jika aku memberi tahu Emily dia pasti sedang heboh sekarang," gumam Anna pelan. Dia memang sengaja tidak memberitahu Emily tentang ajakan William untuk makan malam bersamanya, Anna saja takut jika acara ini tidak berjalan seperti apa yang dia bayangkan, lebih baik Emily tidak mengetahuinya dan Anna tidak akan lebih malu lagi.

Sebuah panggilan masuk menyadarkan Anna dari lamunannya, dia melihat nama William meneleponnya. Padahal Anna sedang menunggu lokasi yang dibagikan William untuk dia berangkat sekarang. Tanpa ingin membuat William menunggu lama, Anna pun mengangkat panggilan tersebut dengan cepat. "Halo, William? malam ini kita bertemu di mana?" tanya Anna langsung to the point.

"Bertemu di dekat taman apartemen mu."

"Apa?" tanya Anna bingung.

Terdengar suara William yang tertawa kecil. "Aku sudah ada di depan apartemen mu Anna, ayo turun dan kita pergi sekarang juga."

Ini seperti mimpi, Anna dengan cepat melihat kembali riasan wajahnya dan mengambil tas yang ada di atas meja rias. "Kau serius? kau tidak bercanda bukan?" tanya Anna dengan tergesa memakai sepatu berwarna hitam miliknya.

"Untuk apa aku bercanda, ayo cepat turun, aku benar-benar menunggu mu."

Setelah panggilan itu terputus, Anna dengan cepat mengunci pintu apartemennya dan masuk ke dalam lift. Ini adalah pertama kalinya William menjemput Anna setelah beberapa tahun yang lalu William pernah mengantarkannya dari kampus.

Sesampainya di lantai dasar, Anna keluar dan benar saja mobil William sudah menunggu di dekat taman. "Maaf aku terlalu lama, kau tidak mengatakan akan menjemput ku," ujar Anna saat baru saja masuk ke dalam mobil William.

"Sudah sangat lama bukan kau duduk di mobil ku lagi?" kekeh William. "Sekarang kenakan seatbelt mu dan kita berangkat sekarang."

Anna mengikuti apa yang perintahkan oleh William. Saat mobil sudah keluar dari halaman apartemen, Anna menoleh ke arah William. "Kita akan ke mana? bertemu dengan seseorang?" tanya Anna penasaran. Jika William tidak pergi bersama Ace, itu tandanya ada sesuatu yang ingin dia bahas bersama klien mengenai produk kerja sama yang berhubungan juga tentang iklan.

"Kau akan tahu setelah kita sampai," jawab William sambil tersenyum kecil.

Anna hanya bisa menghembuskan nafasnya pelan. Selama di perjalanan Anna berusaha untuk tidak berpikir jauh dan membuat harapan yang selalu gagal itu kembali berkembang. "Ini rumah siapa?" tanya Anna bingung saat mobil William mulai memasuki sebuah halaman rumah yang begitu luas, rumah berwarna putih itu berdiri gagah dan megah.

"Rumah ku." William memarkirkan mobilnya dan membuka seat belt dengan tenang, tidak seperti Anna yang terkejut mendengar itu.

"Apa? um— maksudku untuk apa kita kemari? apa ada barang mu yang tertinggal?" tanya Anna panik.

William lagi-lagi tersenyum kecil, dia menggelengkan kepalanya pelan. "Tidak, tujuan kita memang kemari. Mommy ku ingin melihat mu, aku pernah beberapa kali menceritakan tentang ide iklan yang kau buat." Saat Anna akan kembali bertanya, suara William terlebih dahulu memotongnya. "Sudah, ayo kita turun sekarang."

Dengan ragu dan sangat bingung, Anna masuk ke dalam rumah mengikuti William. Di meja makan, sudah tersaji beberapa makanan dan hanya ada seorang wanita paruh baja yang sepertinya adalah Ibu William. "Hai, kau Anna?" sapa wanita tersenyum dengan sangat ramah.

Anna tersenyum lembut, dia menganggukkan kepalanya. "Ya, aku Anna," jawab Anna sopan.

Saat mereka bertiga duduk, ujung mata Anna melihat seorang pria yang baru saja turun dari lantai atas. "Gunakan baju yang sopan Daniel, ayo cepat gabung makan malam."

Mendengar nama itu, membuat Anna sontak menoleh dan sebuah pemandangan indah yang tak pantas dilihat Anna terpampang jelas dihadapannya. Daniel turun dengan semua kancing kemeja yang terbuka menampilkan tubuh kekarnya yang tampak menggoda. Saat pandangan Anna naik ke wajah Daniel, pria itu langsung tersenyum kecil seakan menyiratkan sebuah pesan padanya. "Maaf, aku tidak tahu kita memiliki tamu special," ucap Daniel dengan tangan yang perlahan mengancingkan satu persatu kancing kemejanya.

Terpopuler

Comments

who am I

who am I

danoel daniel lagi tebar pesona lewat roti sobekmu ya 😏

2023-01-07

0

Lisa Faris

Lisa Faris

sampai bab ini,say belum bisa menebak alur ceritanya,novel yg sangat bagus

2023-01-06

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!