Anna membuka matanya perlahan lalu kembali menutup mata saat cahaya matahari mengusik tidurnya yang lelap, dengan sekuat tenaga Anna menahan rasa risihnya dari silau matahari. Ini adalah hari liburnya, dia ingin mengistirahatkan hati dan pikirannya dengan tidur sampai siang. Tunggu sebentar, mengapa bisa ada cahaya matahari yang masuk jika tidak ada orang yang membuka tirai jendelanya?
"Anna, ayo cepat bangun! kau harus menceritakan apa yang terjadi kemarin!"
Teriakan Emily sudah menjawab segala pertanyaan yang ada di pikirannya, seharusnya dia juga sudah menebak siapa lagi yang bisa masuk ke dalam kamarnya. "Tidak ada yang harus diceritakan, Emily," gumam Anna pelan. Dia kembali memejamkan matanya dengan erat dan mencoba untuk kembali terlelap tidur.
Tak lama kemudian, Anna berdecak kesal saat merasa ujung tempat tidurnya bergerak, jika sudah seperti ini pasti sebentar lagi Emily akan benar-benar membangunkannya. "Anna, bangun! jangan bilang jika misi kemarin gagal? William terpesona dengan penampilan mu bukan?" pekik Emily yang benar-benar membuat telinga Anna merasa sakit.
Karena sudah merasa yakin tidak akan bisa melanjutkan tidurnya, dengan berat hati Anna membuka matanya dan memaksakan diri untuk duduk lalu bersandar pada kepala ranjang. "William benar-benar menganggapku hanya sebatas teman, tidak lebih Emily. Sudahlah, berhenti membantuku untuk membuat William jatuh cinta, sepertinya itu tidak akan terjadi," jawab Anna tak bersemangat.
"Oh ayolah Anna, jangan seperti ini, jangan patah semangat. Anna yang ku kenal tidak gampang menyerah seperti ini, masih ada banyak cara yang bisa kita gunakan untuk membuat William jatuh cinta kepadamu."
Anna sudah malas dengan berbagai cara yang disarankan oleh Emily. Selama 6 tahun ini, Anna selalu berusaha, namun jika selalu gagal akan ada titik di mana dia harus menyerah. "Tidak, mari kita lupakan William. Aku akan mencari pria lain saja Emily, umurku sudah tidak muda lagi tahun depan, aku harus segera menikah jika tidak ingin mendengar Mommy ku yang mengomel," ucap Anna pelan.
Emily tidak langsung membalas ucapan Anna, ada sedikit jeda di saat Emily terlihat sedang berpikir. "Ah, aku tahu kau akan mendapatkan pria lain di mana!" pekik Emily.
Dengan cepat Anna menggelengkan kepalanya. Tidak, dia tidak ingin saran apapun dari Emily lagi. "Untuk kali ini biarkan aku saja yang mencari pria baru itu, Mommy ku juga pasti sudah menyediakan calon terbaiknya."
"Ohh Anna, kau akan menikah dengan pria pilihan Mommy mu? apa kau tidak takut jika pilihan Mommy mu ada pria yang membosankan?" tanya Emily yang Anna yakini adalah cara Emily untuk memprovokasi nya.
"Tidak masalah, aku adalah wanita yang membosankan dan suami ku nanti adalah pria yang membosankan, siapa tahu kamu cocok dan menemukan kebahagiaan yang membuat kami tidak saling membosankan kembali," ucap Anna acuh.
Emily menatap Anna dengan tatapan tak percaya, dia menggelengkan kepalanya dengan cepat. "Tidak! aku tidak akan membiarkan itu sampai terjadi. Kau cantik Anna, kau hanya perlu sedikit berani untuk bisa menarik perhatian pria tampan."
"Tapi aku tidak bisa seperti itu Emily, semalaman aku tidak nyaman dengan gaun yang kau berikan, aku tidak nyaman dengan godaan para pria yang begitu berani pada ku semalam. Tidak, aku ingin menjadi diriku sendiri Emily."
"Tapi biarkan aku ikut memilih calon kekasih mu Anna, aku tidak ingin kau sampai salah mendapatkan pria, aku ingin kau mendapatkan pria yang bisa membuatmu bahagia."
Mendengar ucapan tulus itu membuat Anna terharu, dia merentangkan tubuhnya dan Emily langsung memeluknya. "Kau memang sahabat terbaik ku Emily, terima kasih untuk semuanya," ucap Anna.
"Tidak perlu berterima kasih, Anna. Orang sebaik diri mu memang pantas mendapatkan sahabat seperti ku," jawab Emily dengan percaya diri membuat Anna sedikit terhibur sampai tertawa kecil.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments