Bab 2

Sesampainya di sebuah Hotel megah yang sudah dipenuhi oleh beberapa mobil mewah, Anna memberanikan diri untuk keluar dari dalam mobil, dia melihat hampir semua wanita memakai gaun seperti Anna. Hal itu tentu saja membuat Anna bisa bernafas lega, pilihan Emily rupanya tidak terlalu berlebihan dan jika Anna memaksakan diri untuk mengenakan pakaian kantor, dia mungkin akan membuat William malu.

Saat akan masuk ke dalam Hotel, Anna menunjukkan sebuah undangan digital yang dia dapatkan dari William dan setelah itu dia pun diperbolehkan untuk masuk dan mulai mencari di mana William berada. "Hai, kau sendirian?" tanya seorang pria dengan sebuah gelas ditangan kanannya. Jujur saja, tatapan pria itu membuat Anna tidak nyaman, dia ketakutan dan ingin kabur saat ini juga.

"Tidak, aku tidak sendirian," jawab Anna pelan, matanya kembali sibuk mencari Willian dan mencoba mengabaikan pria yang mengganggunya ini.

Hati Anna seketika lega dan juga bahagia saat melihat William melambaikan tangannya, dia melihat William berjalan bersama seorang pria yang sepertinya paling tampan di ruangan ini dengan karismanya yang kuat, wajahnya seakan tak asing dan seperti seorang aktor jika di lihat semakin dekat. "Hai, Anna," ucap William dengan tatapan yang seperti kagum, lalu dia menoleh pada pria yang mengganggu Anna tadi. "Maaf dia teman ku," ucap William cukup sopan dan membuat pria tadi tertawa kecil dan seolah mengerti dengan ucapan yang diberikan William.

"Jangan biarkan wanita cantik ini berjalan sendirian lagi," ucapnya dengan tawa renyah lalu berlalu dan menyapa wanita lainnya yang sedang sendirian.

Melihat pemandangan itu, Anna bergidik ngeri, semoga saja nanti dia tidak mendapatkan seorang suami seperti itu, mata dan hatinya tidak terjaga dan dengan mudahnya mencari sasaran lain seolah wanita bebas dipilih sesuka hatinya. "Terima kasih sudah datang tepat waktu," ucap Anna sambil tersenyum lega.

William mengangguk, dia menatap penampilan Anna dengan mata berbinar dan cukup membuat Anna malu sebenarnya. "Waw, Anna? aku hampir saja tidak mengenali mu," ucap William.

"Oh ya? ini gaun pilihan Emily, apa terlalu berlebihan?" tanya Anna kaku, rasanya dia ingin kembali masuk ke dalam mobil dan menghilang saja dari hadapan William. Selama 6 tahun, Anna tidak pernah mengenakan rok diatas lutut di hadapan William wajar saja William hampir tidak mengenalinya.

William menggelengkan kepalanya dengan cepat. "Tidak, tidak berlebihan sama sekali. Kau cantik Anna," ucap William.

Terdengar suara batuk dari arah samping membuat keduanya langsung menoleh. "Oh ya, kenalkan ini adikku, Daniel." William memperkenalkan pria yang sempat mengalihkan perhatian Anna tadi.

Anna tersenyum sopan, dia mengulurkan tangannya terlebih dahulu pada Daniel. "Aku Anna," ucap Anna dengan ramah. Tidak menyangka jika adik yang dikenal nakal dari William rupanya sangat berbeda dengan ekspektasinya selama ini.

"Kau kekasih kakak ku?" tanya Daniel dengan tatapan penuh tanda tanya.

Anna yang mendapatkan pertanyaan mendadak seperti itu langsung menoleh kearah William, sedikit berharap dan penasaran dengan jawab apa yang akan keluar dari mulut pria itu. "Tidak, dia manajer pemasaran dan iklan, tapi aku sudah mengenalnya saat kuliah dulu. Kami berteman cukup lama." Anna hanya bisa tersenyum kecil saat mendengar ucapan William, lagi-lagi dia harus menelan pahit rasanya tertolak. Ternyata benar, selama ini kebaikan William bukan tentang perasaannya melainkan tak lebih dari sekedar teman.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!