Berbagai macam hidangan sudah tersaji dan tertata rapi di atas meja oval besar di ruang makan rumah tersebut. Para pelayan menaruh sajian dari mulai sup krim kentang jamur sebagai hidangan pembuka, daging sapi teriyaki yang dipadukan dengan saus spesial dan berbagai macam warna paprika dilengkapi nasi merah sebagai menu utama, hingga puding mangga dengan toping potongan buah segar diatasnya untuk makanan penutup. Semua menu masakan yang tersaji tampak lezat menggoda, membuat Dara yang baru saja memasuki ruang makan menelan ludahnya karena mencium aroma yang menggugah selera.
Gadis cantik berkulit pucat itu duduk di meja makan sambil mengetuk-ngetukan sendok dan garpunya di atas piring. Sudah hampir dua puluh menit berlalu tetapi kakaknya dan juga kakak iparnya masih belum turun. Sebenarnya perutnya sudah terasa sangat lapar, ditambah lagi dengan hidangan yang tersaji di hadapannya begitu menggiurkan membuatnya ingin segera menyantapnya dan merasakan kelezatannya melumer di dalam mulutnya.
Mulai lelah menunggu, Dara mendesahkan napasnya kesal dan mengembuskannya ke atas hingga poninya ikut terangkat karena tertiup embusan napasnya sendiri.
"Non, kenapa masih belum makan?" tanya salah seorang pelayan yang masuk ke ruang makan dan menaruh gelas di samping piring makannya Dara.
"Aku masih menunggu kakakku dan juga kakak iparku untuk makan bersama," sahutnya tetap sopan, karena bagaimanapun juga para pelayan yang bekerja di situ semuanya berusia lebih tua darinya.
"Tuan dan Nyonya tidak akan turun untuk makan malam Non, makanan untuk mereka sudah di antar ke kamarnya bersamaan dengan kami menyajikan makan malam buat Non Dara," ucap si pelayan itu, kemudian segera pergi undur diri setelah menuangkan air putih ke dalam gelas Dara.
Wanita paruh baya ini adalah orang yang menjadi kepercayaan Wira di dalam rumahnya, biasa di panggil bu Rina. Dia adalah salah satu pelayan yang dikirim dari rumah orang tua dokter tampan itu yang ditunjuk untuk memimpin dan mengarahkan semua pelayan dalam mengerjakan tugasnya masing-masing di dalam rumah tersebut.
"Haish... jadi aku sudah membuang waktuku yang berharga hanya untuk menunggu pasangan yang selalu dimabuk asmara itu? tau begitu aku makan saja sejak tadi, dasar tidak berprikejombloan," gerutunya sambil menyendok supnya dengan suapan penuh ke dalam mulutnya dan mengunyahnya dengan geram.
*****
Selesai makan malam Dara memutuskan untuk kembali ke kamarnya. Sejak tadi sore ia belum naik lagi ke lantai dua, bahkan setelah menari balet dia membersihkan dirinya di kamar mandi yang terletak di lantai bawah dekat ruangan menari.
Dara menutup pintu dengan pelan, lalu menempelkan telinganya di tembok yang bersebelahan dengan kamar kakaknya, ia menajamkan pendengarannya, tetapi, kali ini tidak terdengar apapun, hanya terbentang kesunyian menghantarkan bunyi denting dari jarum jam yang menempel di dinding kamarnya.
Gadis itu bernapas lega, mendudukan dirinya di atas tempat tidur dan bersandar dengan nyaman, tangannya menggapai-gapai ponsel miliknya yang tergeletak di atas nakas. Namun, baru beberapa menit saja ia membaca pesan-pesan yang masuk di ponselnya, lenguhan erotis itu kembali terdengar samar-samar dari kamar sebelahnya. Dara memijat pelipisnya karena tak habis pikir dengan pasangan yang terus-menerus memadu kasih itu seolah tak kenal lelah.
Dara memakai headsetnya, kemudian memutar lagu-lagu kesukannya untuk menetralisir telinganya yang banyak terkontaminasi sejak sore tadi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 312 Episodes
Comments
ana Imaa
wkwkwkwk tadi fatih skrang giliran dara,,eh btw mereka udah berapa lama ya nikah dan blum punya anak yah,apa karena almira kb kah?
2023-01-21
0
Ikha Ranni
rumahnya orang kaya apalagi kamar yg private biasa dilengkapi.peredam suara..
2022-10-23
0
Bubble
aku ngakak baca nya,, sabar y Dara...yg km kira hening tak ada suara itu mereka bru otw 🤣🤣🤣🤣
2022-09-17
0