16. Kenyataan

Devans dan Zeela tiba di depan rumah Nandita, rumah itu tampak sepi, tapi sepertinya penghuninya ada di dalam. Karena mobilnya di rumah, tidak mungkin seorang Nandita keluar jalan kaki.

Devans langsung mengetuk pintu dan memencet bel, seperti Arzoo sedang diculik dan dengan kemarahan ia ingin mengambil anaknya itu.

Pintu terbuka, Nandita muncul bersama Arzoo di sampingnya, Arzoo tampak bahagia, ditangannya sebuah boneka besar ia peluk.

"Arzoo, ayo kita pulang." ucap Devans dingin.

"Kenapa buru-buru, Dev. Masuk dulu, akan ku buatkan sesuatu untuk kalian." kata Nandita.

"Sejak kapan kau bisa memasak?" ejek Devans.

"Masuk dulu dan cobalah," Nandita langsung masuk ke dalam, ia tidak mau berdebat sekarang.

"Papa ini ngomong apa? Mama Nandita bisa masak, masakannya enak lagi." bela Arzoo, detik selanjutnya masuk dengan menarik tangan Zeela untuk ikut bersamanya.

Devans terdiam, sejak kapan Arzoo jadi membela Nandita? Benar dugaannya, fikiran Arzoo sudah dicemari Nandita.

Nandita memberikan beberapa makanan untuk Devans dan Zeela makan, Zeela memakannya dengan senang hati, lain dengan Devans yang seperti ogah-ogahan memasukkan makanan itu ke dalam mulutnya.

"Bagaimana, enak?" tanya Nandita dengan mata berbinar.

"Hmm, enak banget. Ternyata kamu pinter masak ya. Ini enak banget loh," jawab Zeela.

"Sungguh? Aku baru belajar masak minggu lalu, syukurlah kalau enak." Nandita tersenyum senang, akhirnya ada yang suka masakannya selain Arzoo.

"Hmmm,, aku aja nggak bisa bikin kue seenak ini. Ga pernah bikin sih soalnya, hehe, "

"Kita bisa bikin bareng-bareng, mau?"

"Mau mau. Kapan?"

"Kamu nggak sibuk kapan? Saat itu kita belajar. Kalau aku mah nggak pernah sibuk,"

Devans melongo melihat pemandangan di hadapannya, mantan istri dan calon istrinya mengobrol dengan begitu akrab? Apa Nandita tahu dia akan menikah dengan Zeela? Kalau tahu kenapa dia biasa saja? Apa Nandita sudah tidak mencintainya lagi?

Masa bodoh. Devans duduk di ruang tamu menunggui Zeela dan Nandita yang malah memasak saat ini, Arzoo juga ikut disana. Entah bagaimana bisa begitu.

Pukul tujuh malam Devans pamit pulang, dia dan Zeela makan malam di rumah Nandita—masakan Nandita dan Zeela. Keduanya memasak dengan sangat seru, bercanda dan tertawa bersama. Membuat Devans heran seheran-herannya.

"Hati-hati ya, kapan-kapan kesini lagi, Zee, kita bikin kue lagi." kata Nandita.

"Ok. Nanti kalau aku sedang tidak sibuk."

Keduanya berpelukan sekali lagi baru kemudian pulang.

Di perjalanan, Devans tidak henti-hentinya menatap Zeela dari kaca spion di depannya. Heran, pria itu masih tidak mengerti apa yang terjadi. Kenapa mereka berdua bisa begitu akrab? Apa Nandita sudah benar-benar berubah? Dan tidak mempermasalahkan Devans menikahi Zeela? Tidak ada yang tahu.

-

-

-

#Zeela_pov

[Zee, bisa kita bertemu besok? Ini aku, Nandita.

Aku ingin membicarakan sesuatu padamu.]

Aku menatap layar ponselku dengan heran, sebenarnya sejak tadi aku sudah heran. Nandita bersikap sangat ramah padaku. Kenapa? Ada apa? Padahal kemarin saat bertamu ke rumah dia begitu cuek. Terlihat sekali dia tidak menyukaiku. Tapi hari ini, sikapnya berubah 180 derajat.

[Ok, ketemu dimana?] balasku.

Apa Nandita belum tahu tentang rencana pernikahanku dan Devans? Aku jadi merasa bersalah, seolah-olah aku merebut kebahagiaannya. Jika tadi itu memang sifat asli Nandita, aku tidak bisa melanjutkan pernikahan ini. Dia begitu baik, wanita sebaik dia tidak mungkin aku sakiti.

Ting

Ponselku berbunyi, menandakan Nandita membalas chatku tadi.

[Kafe delima, jam 9 pagi. Bisa, kan?]

[Bisa. Sampai ketemu besok.]

Ku matikan ponselku dan menaruhnya di meja samping tempat tidur. Ada apa ya kira-kira, sepertinya penting sekali. Soal waktu bertemunya, bisa ku atur besok. Dan sekarang, aku ingin tidur. Selain bertemu Nandita, mama dan mamanya Devans ingin membahas soal pernikahan ini. Papa dan papanya itu Devans sama saja, keduanya belum bisa pulang dalam waktu dekat ini katanya. Jadi pernikahan ini akan di gelar jika kedua Papa itu pulang dari luar negeri.

Papa pasti pulang, tapi tidak tahu kapan. Mana mungkin putri satu-satunya ini akan menikah dan papa tidak hadir. Aku juga tidak mau menikah kalau papa tidak datang.

***

Pukul 9.05 aku baru sampai di kafe yang Nandita katakan semalam. Bagaimana lagi, jalanan macet, sedangkan kafenya jauh. Tidak mungkin juga aku jalan kaki. Lagipula hanya terlambat 5 menit, Nandita pasti akan mengerti.

"Nandita, maaf aku terlambat." kataku sambil duduk di hadapannya.

"Tidak masalah, aku juga baru sampai 5 menit yang lalu." balasnya.

Aku kemudian memesan jus dan camilan, sedang Nandita jus dan makanan untuk teman mengobrol, tidak mungkin juga datang jauh-jauh hanya untuk duduk tanpa memesan apapun, kan?

"Apa yang mau kau katakan?" tanyaku.

"Sebentar, kita makan dulu. Aku belum sarapan tadi." jawabnya.

"Oke."

Pesanan sampai, Nandita sibuk menikmati makanannya, dan aku hanya melihatnya. Sesekali memakan camilanku juga. Aku tidak mau mengganggunya makan, biar cepat selesai dan cepat bicara. Setelah ini aku harus kembali lagi ke rumah sakit, ada yang harus ku kerjakan.

10 menit berlalu, dan Nandita pun selesai. Dia meminum minuman pesanannya lalu mengelap bibinya dengan tisu, lalu tersenyum sambil melihatku.

"Maaf, aku tidak bisa makan cepat." katanya.

"Tidak masalah, 10 menit waktu yang singkat." balasku.

"Apa yang mau kau bicarakan? Sepertinya penting sekali," lanjutku.

"Begini, aku tahu kau akan menikah dengan Devans, kau akan menjadi ibu untuk Arzoo. Zeela, kenapa kau setuju? Kenapa kau mau menikah dengan Devans?" tanya Nandita, kedua matanya menatapku tanpa berkedip.

"Mmm,, begini. Aku... aku tidak bisa menolak Arzoo. Maksudku, kau tahu lah Arzoo bagaimana, dia menganggapku seperti ibunya sendiri. Jadi, bagaomana mungkin aku bisa menolaknya," jawabku, karena itu memang benar, alasanku setuju adalah itu. Jangan berfikir aku memanfaatkan Arzoo, karena nyatanya memang tidak.

"Karena Arzoo? Justru itu, kau bisa bujuk dia. Alihkan perhatiannya, buat dia menyayangiku lagi. Aku ini ibunya, Zee, ibu kandungnya!" Nandita menangis mengatakan itu.

Sudah ku duga, Nandita pasti akan kecewa dengan semua ini, bodoh Zeela, bodoh! Kenapa kau mengatakan iya kemarin, seharusnya tanyakan dulu pada Nandita.

"Kenapa diam? Aku masih hidup, dan aku masih bisa jadi ibu yang baik untuk putriku. Seharusnya kau bertanya dulu padaku, Zee. Apa aku mengizinkanmu menikah dengan Devans atau tidak, aku istrinya, dia tidak bisa menikah tanpa seizinku." lanjutnya.

Tunggu, apa ini? Istrinya? Bukankah mereka sudah bercerai?

"Bukannya kalian sudah bercerai?" tanyaku.

"Ya, Devans memang mengirim surat cerai padaku, tapi aku tidak pernah menandatanganinya. Jadi, aku masih istri Devans sampai sekarang." jawabnya.

"Tapi Devans sudah menceraikanmu,"

"Tapi aku tidak mau. Kami memang tidak bersama selama ini, bertahun-tahun ini, dan dalam perceraian seharusnya ada pembicaraan dulu, kami harus saling sepakat dulu. Tapi ini tidak, Devans melakukan itu sebelah pihak, tanpa mau berdiskusi dulu tentang ini. Dan ya, kau tahu, aku pergi meninggalkan Arzoo dan Devans karena apa, karena aku BEROBAT. Aku ingin sembuh dari penyakitku yang takut pada bayiku, aku ingin itu sembuh, sehingga aku bisa hidup bahagia bersama keluarga kecilku. Kau kira aku kabur untuk bersenang-senang? Tidak, Zee. Aku tahu waktu itu Devans memanggil dokter untuk memeriksa kejiwaanku. Dan aku tidak mau, aku tidak gila. Aku hanya sakit, bukan gila! Lalu selama ini aku diam, karena aku ingin mengembalikan kasih sayang Devans dan Arzoo padaku. Dan kau, kau malah mengacaukan semuanya dengan setuju menikah dengan Devans, kita ini sama-sama wanita, kenapa kau sejahat itu, Zee? Kenapa??!"

Perkataaan Nandita seperti petir yang menyambar-nyambar, ternyata itu yang dilakukannya selama ini? Dia berobat? Bukan kabur dengan pria seperti kata Devans? Lalu siapa yang seharusnya dikatakan jahat, aku, Devans, atau Nandita?

"Aku yakin Devans bilang padamu bahwa aku kabur bersama seorang pria, kan? Dia itu sepupuku, dia tahu tempat yang tepat untuk menyembuhkan diriku. Dan tempat itu di luar negeri, Devans tidak akan setuju jika aku meminta izin." kata Nandita lagi.

Sekarang aku merasa aku wanita paling jahat di dunia ini. Aku akui aku memang mencintai Devans, sangat, sangat mencintainya. Tapi memilikinya dengan cara seperti ini bukanlah keinginanku. Daripada harus menghancurkan banyak hati, lebih baik biarkan aku sendiri. Sebagai sesama wanita, aku tahu apa yang dirasakan Nandita.

"Kau sudah mengerti? Sebelum terlambat, kau bisa membatalkan ini. Aku yakin kau juga tahu apa yang ku rasakan, karena kita sesama wanita. Aku tahu kau juga sakit mendengar ini, tapi sebelum terlambat, orang bilang lebih baik hancur di awal daripada di akhir. Aku pergi, permisi." Nandita pergi setelah selesai dengan kata-katanya.

Dan aku masih disini, tidak percaya dengan kenyataan yang barusan ku dengar. Inilah yang sebenarnya, kenyataan memanglah pahit. Sangat pahit. Kenapa tidak dari awal saja ku tahu semua ini? Paling tidak aku belum berharap hanyak.

Benar, takdir memang jahat. Semaunya dia membuatku sakit hati untuk kesekian kalinya. Setelah ku rasa kau berbaik hati wahai takdir, ternyata ada maksud lain di balik semua itu. Kalau tidak bisa memberiku kebahagiaan, seharusnya tidak usah patahkan hatiku. Tidak, bukan lagi patah, tapi hancur. Setidaknya jangan ambil kebahagiaanku yang baru saja ku kecap beberapa jam yang lalu. Ayolah, aku ini hanya manusia biasa.

Ku usap kasar air mata yang mengalir tanpa permisi ini dan keluar dari kafe. Aku tidak peduli, akan ku batalkan saja pernikahanku dan Devans. Terserah orang-orang mau apa, yang penting aku tidak mau menjadi kesedihan bagi orang lain, penyebab menangis dan menderitanya orang lain.

*****

Terpopuler

Comments

Atoen Bumz Bums

Atoen Bumz Bums

sudah kuduga....
bakalan gagal.

2022-02-27

1

༄༅⃟𝐐•ωαƒєяqυєєη❤💜

༄༅⃟𝐐•ωαƒєяqυєєη❤💜

itu nandita bnr² udah berubah jd wanita baik atau hanya akal²annya saja ya?🤔 tp aku nggk percaya tuh 😜😜

2021-04-23

0

Hariasih

Hariasih

Zee terlalu naif banyak berfikir negatif dan berprasangka

2021-01-25

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!