10. Pergi

Arzoo mengamuk, semua barang-barang yang ada di sekitarnya ia lempar, sambil berteriak histeris memanggil-manggil nama Zeela. Tidak tahu apa yang ada anak itu pikirkan hingga mengamuk seperti itu. Kedua neneknya sampai kewalahan menenangkan, sedang Devans menghubungi dokter yang biasanya menangani Arzoo sebelum Zeela.

Sejak kecil, Arzoo memang sering begitu. Kadang menangis histeris tanpa sebab, dan sangat sulit ditenangkan, bahkan dengan Devans sekalipun. Lalu saat semua cara tidak mempan mendiamkan anak itu, maka hanya dengan satu cara yang pasti berhasil, suntikan obat penenang atau obat tidur. Sangat miris.

"BUNDA DOKTER!!! PAPA, ARZOO MAU BUNDA DOKTER.. MAU BUNDA DOKTER, PA!!!" Arzoo terus berteriak sambil melempar semua yang ada di dekatnya.

"Arzoo sayang, tenang, ya.. Sebentar lagi Bunda Dokter datang, Arzoo diam, ya.." Naina terus menenangkan cucunya, untunglah Naina tipe wanita yang sabar dan keibuan, atau jika tidak, bisa dipastikan Devans tidak akan sanggup mengatasi putrinya itu.

"Arzoo, Arzoo anak pintar, kan? Diam ya, Nak.. Jangan menangis, Bunda Dokter tidak akan datang kalau Arzoo nangis terus.." Naina mendekap Arzoo agar tidak lagi melempar barang-barang di dekatnya, tidak masalah kalau barang itu cuma bantal atau boneka, tapi jika vas bunga?

Devans memutus sambungan teleponnya dan menghampiri ibunya yang sedang menenangkan Arzoo. Ia lalu mengambil alih putrinya itu dengan menggendong serta memeluknya erat.

Jujur saja, hati Devans sakit melihat itu. Penyakit Arzoo yang satu ini hilang selama beberapa minggu terakhir sejak bertemu Zeela, tapi kambuh lagi karena wanita itu tidak ada hari ini.

"Sayang, diam ya.. Diam, Nak..." hanya itu kata yang bisa Devans ucapkan sembari mengusap-usap punggung Arzoo menenangkannya.

Sejak kecil, Arzoo tidak pernah merasakan kasih sayang ibunya. Perkembangan anak itu pun bisa dibilang lambat. Dulu, saat Arzoo berumur 2 tahun, anak seusianya sudah bisa berjalan, bahkan berbicara, lain dengan Arzoo yang hanya bisa menangis dan menangis saja. Mengucapkan sepatah katapun Arzoo tidak bisa, kecuali hanya rengekan serta tangisan histeris.

Devans hampir menyerah dengan semua itu, sampai akhirnya Naina yang mulai rajin membawa Arzoo untuk terapi. Dan ketika mulai ada hasil, Devans senang bukan main. Harapan baru muncul, Arzoo bisa normal seperti anak-anak lain dan sampai sekarang ini. Hanya saja, masalah menangis histerisnya masih kambuh kadang-kadang, dan jantungnya yang tetap tidak normal.

Dan beginilah, setiap hari harus dicek keadaannya. Arzoo harus benar-benar diperhatikan.

Ting

Terdengar bel pintu depan berbunyi, berarti dokter yang tadi Devans telepon sudah datang.

Langsung saja Bibi Maria membukakan pintu, dan masuklah dokter yang tak lain adalah teman Devans ke dalam rumah.

Arzoo semakin histris melihat kedatangan dokter itu. Berontakannya semakin menjadi, tapi secepat kilat dokter itu menyuntikkan obat penenang.

Perlahan berontakan Arzoo semakin melemah, dan tidak sadar pada akhirnya. Devans lalu memindahkannya ke tempat tidur, selanjutnya ia keluar dari sana bersama temannya itu.

Dokter yang adalah seorang pria sebaya Devans itu duduk bersama Devans di ruang tamu. Keduanya saling pandang sebelum berbicara.

"Kenapa Arzoo bisa gini lagi, sih?" tanyanya membuka obrolan.

"Dokter yang rawat dia gak dateng hari ini," jawab Devans lemah.

"Kenapa? Eh Vans, lo apain Dokter itu?"

Devans berdecak, "ngapain? Gue ga ngapa-ngapain, lah."

"Gue kasihan sama Arzoo, gini banget hidup lo sama anak lo. Cari istri lagi gih, biar ada yang bantu ngurusin Arzoo. Lihat muka lo, kayak ga ada semangat hidup."

"Apaan sih, Sat, gue semangat hiduplah, kalau enggak gimana sama anak gue?"

"Oke, Bro. Semangat, gue selalu ada buat lo. Udah ya, gue balik dulu." Satya menepuk pundak Devans kemudian pamit.

***

Zeela sedang tidak sibuk saat ini, dia hanya diam melamun di ruangannya. Ia tidak tenang memikirkan Arzoo, bagaimana dengan anak itu? Apa akan baik-baik saja? Sudah makan atau belum, dan...... sedang apa Arzoo saat ini?

Kacau. Perasaannya benar-benar tidak tenang memikirkan anak itu. Entah perasaan apa ini, padahal Arzoo bukan siapa-siapanya.

"Apa aku telepon Devans aja ya tanya keadaan Arzoo? Tapi... gak Zeela, enggak. Gimana caranya menjauh kalau tetep kabar-kabaran terus? Tarik nafas, buang.. Tenangkan diri, fikirkan Arzoo baik-baik saja, dan bahagia sama ibu kandungnya." Zeela bermonolog, menenangkan dirinya sendiri yang tengah gelisah.

Zeela mengambil stetoskopnya yang tergeletak di meja, detik selanjutnya keluar dari ruangan ini untuk memeriksa para pasien. Sekaligus mengalihkan fikirannya dari Arzoo.

-

-

-

Mata Arzoo mengerjap, dia merasakan pusing di kepalanya. Arzoo tahu apa yang terjadi, Papanya memanggil dokter yang kemudian menyuntiknya, membuat ia tertidur lama dan bangun dalam keadaan kepala sakit. Ini sudah sering sekali terjadi, bahkan tak terhitung lagi seberapa banyak kejadian semacam ini dalam hidup Arzoo.

Tapi Arzoo bersyukur papanya memanggil dokter Satya, bukan dokter Naura si penyihir yang sangat dibenci Arzoo. Saat memeriksanya, dokter Naura akan memarahinya walau ia tidak rewel. Dan setelahnya ketika ia sadar dari pengaruh obat yang disuntikkan, kepalanya akan sangat pusing, badannya lemas, dan tidak bisa melakukan apapun kecuali hanya berbaring. Menyedihkan!

Arzoo menarik dirinya untuk duduk, melihat sekelilingnya, dari jendela kamarnya terlihat matahari sudah berada di barat, itu artinya sudah sore. Ia lalu menapakkan kakinya di lantai dan berjalan ke jendela. Hal pertama yang dilihatnya adalah pemandangan taman samping rumah—terlihat sangat hijau dan indah.

Bibir Arzoo membentuk senyuman simpul. Ia kemudian beranjak ke kamar mandi dan mengganti pakaiannya. Tak lupa ia mengambil beberapa buah selendang panjang dan mengikatnya menjadi satu, lalu mengaitkan itu ke salah satu tiang dalam kamarnya.

Arzoo merasa rencananya kali ini pasti berhasil. Arzoo hanya ingin bertemu Bunda Dokternya, itu saja tidak lebih. Tapi Devans tidak menepati janjinya untuk mendatangkan Bunda Dokternya. Jadi ya sudah, Arzoo akan cari sendiri, di belahan dunia mana pun Bunda Dokternya berada.

Merasa tali selendang itu cukup kuat dan sudah menjuntai sampai di taman, Arzoo memegang erat tali itu, pergi ke balkonnya dan bersiap untuk terjun ke bawah sana. Arzoo sama sekali tidak takut jika ia akan jatuh dan sebagainya. Yang ia inginkan saat ini adalah bagaimana caranya bisa keluar rumah tanpa diketahui Papanya.

Dengan hati-hati Arzoo merangkak turun, begitu hampir sampai, ia langsung melompat. Meski fisiknya bisa dibilang lemah, tapi jangan remehkan keberanian Arzoo. Gadis kecil itu tidak mengenal rasa takut sama sekali.

"Berhasil." Gumamnya.

Arzoo memastikan sekelilingnya aman, tidak ada yang mengawasi.

Sepi. Sepertinya Papa dan Neneknya sedang sibuk di dalam saja. Lalu gerbangnya juga tidak dikunci. Sempurna, sangat memudahkan Arzoo untuk kabur dari sini.

Arzoo berlari di sepanjang jalan raya secepat yang ia bisa. Rasa lelahnya tak di pedulikan untuk mencapai tujuan ke rumah Bunda Dokternya.

-

-

-

Devans membawa nampan berisi sepiring makanan dan segelas susu untuk Arzoo. Ini sudah malam, Arzoo-nya pasti lapar. Sejak tadi Arzoo tidak makan, entah pagi tadi juga mungkin belum sarapan.

"Arzoo, saatnya makan.."

Devans membelalak kaget melihat Arzoo tidak ada disana, kamarnya kosong, jendela terbuka lebar dengan selendang menjuntai sampai di luar.

"Arzoo.. Arzoo.. Kau dimana, Nak? Arzoo..." Panggil Devans.

Tidak ada sahutan, itu artinya... Arzoo kabur? Atau sedang bersembunyi dan menjebaknya?

"Arzoo, ini sama sekali tidak lucu. Keluarlah.. Papa bawakan makanan untukmu." Ucap Devans lagi.

Devans masuk ke kamar mandi, tidak ada orang. Lalu melihat ke kolong tempat tidur, tidak ketemu juga, di dalam lemari pun sama. Sudah bisa di pastikan, Arzoo kabur!

"Mama.. Ma.." Devans keluar dan memanggil Naina juga Maira, barangkali Arzoo ada bersama mereka.

Ting

Ting

Devans berbelok ke ruang tamu, entah siapa yang datang malam-malam begini. Sebenarnya belum terlalu malam, baru pukul setengah tujuh.

"Nandita?"

"Hei, kejutan sekali. Dimana Arzoo? Aku bawakan beberapa mainan untuknya." Nandita berjalan masuk tanpa menunggu persetujuan Devans.

"Arzoo.. Sayang..? Kau dimana?" panggilnya.

"Nandita, jangan bercanda. Dimana kau sembunyikan Arzoo?"

Nandita menoleh dengan tatapan bingungnya.

"Ha? Apa maksudmu? Sembunyikan Arzoo?" bingungnya.

"Arzoo bersamamu, kan? Dia tidak ada disini," kata Devans datar.

"Oh ayolah, Dev, kalau aku sembunyikan Arzoo, lalu kenapa aku datang kesini? Kau tidak memikirkan itu? Bercandamu lucu sekali," Nandita tak habis pikir dengan tuduhan tiba-tiba Devans.

"Aku tidak akan membawanya kabur, cepat katakan dimana Arzoo? Aku ingin menemuinya." sambung Nandita.

"Sudah ku bilang dia TIDAK ADA DISINI. Apa kurang jelas?" Devans menekankan kalimatnya.

"Oke baiklah, lalu dimana dia? Pasti jalan-jalan bersama Mama, kan?" tebak Nandita.

"Arzoo kabur, Nandita. Kabur!"

Nandita menatap Devans terkejut, "kau sedang tidak bercanda? Kabur kemana? Dia itu masih kecil, jangan mengada-ada, Dev."

"Aku tidak mengada-ada, sekarang kalau mau ikut aku mencari Arzoo, kalau tidak maka terserah padamu." Devans mengambil kunci mobilnya di sofa dan keluar.

Nandita sadar dan segera menyusul Devans, dengan lebih dulu menaruh beberapa tas belanja yang dibawanya.

***

Zeela duduk malas di depan TV dengan secangkir kopi menemaninya, mamanya tidak ada di rumah, begitu pun Aryan yang katanya ada kencan penting. Mau tidak mau Zeela dirumah sendirian, hanya ditemani semilir dingin angin malam dan ocehan yang berasal dari televisi.

Neha bilang akan pulang larut malam, biasalah, saat bertemu teman-teman lamanya mamanya akan begitu. Melepas rindu ala anak muda, kadang menginap bersama di hotel, tentu karena anak mereka sudah besar semua, dan suami mereka yang juga sama-sama sibuknya. Membuat para ibu-ibu itu tidak betah berada di rumah.

Zeela mengganti-ganti channelnya, bosan dengan acara TV yang itu-itu terus. Tidak ada yang menarik minatnya sama sekali. Dan untuk tidur, saat sendirian di rumah seperti ini dia tidak akan bisa tidur.

Tok tok tok

Tok tok tok

Tok tok tok

Zeela mengernyit, siapa yang menggedor pintu rumahnya malam-malam begini? Apa tidak bisa pencet bel?

Tok tok tok

Tok tok tok

Ketukan keras itu terdengar lagi dan semakin keras. Dengan malas Zeela meletakkan cangkirnya ke meja dan berjalan keluar menemui si tamu rewel itu.

Cklek

"Bunda Dokter!"

Zeela terkejut mendapati siapa yang datang dan langsung memeluk dirinya, Arzoo? Arzoo datang malam-malam begini? Dan.... siapa yang mengantar? Kedua mata Zeela tidak menangkap seseorang ada bersama Arzoo, juga deru mobil yang mengantarnya.

Arzoo melepas pelukannya pada Zeela, mendongak menatap wanita itu dengan tatapan sendunya.

"Bunda Dokter kemana? Kenapa tidak datang ke rumah Arzoo?" tanyanya.

Zeela berjongkok di hadapan Arzoo, menyingkirkan helaian rambut anak itu yang hampir menutupi wajahnya yang penuh keringat dan terlihat lelah.

"Arzoo kesini dengan siapa?" tanya balik Zeela.

"Bunda Dokter janji tidak marah?" Arzoo menunjukkan jari kelingkingnya bersiap meminta Zeela untuk berjanji.

Zeela menggeleng, lalu membalas tautan jari Arzoo.

"Arzoo kabur dari rumah. Habisnya Bunda Dokter kenapa nggak datang ke rumah Arzoo? Arzoo kangen sama Bunda Dokter, mau ketemu Bunda Dokter. Tapi Papa bilang Bunda Dokter nggak ada di rumah sakit dan di rumah. Bunda Dokter kemana? Bunda Dokter nggak sayang ya sama Arzoo? Kenapa menjauh dari Arzoo? Arzoo sayang banget sama Bunda Dokter," jelas anak itu dengan mata berkaca-kaca.

Zeela tidak sampai hati melihatnya, ia memeluk Arzoo penuh kasih sayang disertai untaian air mata yang mengalir tanpa permisi.

"Maafkan Bunda Dokter ya, Arzoo, Bunda Dokter tidak bermaksud menjauh dari Arzoo, hanya saja....... Bunda Dokter sibuk, Sayang." Ucap Zeela. Hatinya terenyuh, Arzoo kabur dari rumah hanya untuk menemuinya, siapapun tahu kabur dari rumah untuk anak sekecil Arzoo artinya berjalan kaki, sejauh ini? Rumahnya dan Devans cukup jauh, dan Arzoo datang hanya karena tidak bertemu dengannya walau hanya sehari saja? Wow, luar biasa. Kasih sayang macam apa ini? Bahkan mereka berdua tidak punya hubungan apapun, kecuali dokter dan pasien.

Arzoo melepas pelukannya,

"sesibuk itu sampai tidak ada waktu bertemu Arzoo?"

"Tidak, Sayang. Itu tidak akan terjadi lagi, Bunda Dokter janji, akan selalu bertemu Arzoo, setiap hari. Tapi Arzoo jangan kabur lagi, ya.. Papa dan nenek pasti mencari Arzoo, mereka mengkhawatirkan Arzoo. Jadi Arzoo jangan ulangi lagi ya, Sayang? Arzoo anak pintar, kan?"

Arzoo hanya mengangguk sebagai jawaban, energinya terkuras habis di perjalanan menuju kemari. 4 kilometer bukan jarak yang dekat, apalagi untuk anak sekecil Arzoo.

Melihat Arzoo yang sangat lelah, Zeela menggendongnya dan masuk ke dalam. Zeela ingin memasak sesuatu untuk anak itu, ia tahu Arzoo pasti belum makan apa-apa sejak pagi tadi.

"Arzoo pasti belum makan, kan? Arzoo mandi, ya, Bunda Dokter buatkan sesuatu untuk Arzoo."

Arzoo mengangguk dan turun dari gendongan Zeela, lalu masuk ke kamar mandi yang ada di kamar Zeela dan mandi disana.

Zeela tahu apa makanan yang Arzoo suka, jadi Zeela ingin memasakkan makanan kesukaan Arzoo, anak itu pasti akan senang.

Tiga puluh menit kemudian, Arzoo sudah siap berada di meja makan bersama Zeela. Anak itu sudah siap menyantap habis makanan yang dihadapnya.

"Ayo makan," ucap Zeela.

Tanpa minta disuapi Arzoo memakan semuanya satu persatu sampai hampir habis. Benar-benar seperti sangat kelaparan.

"Masakan Bunda Dokter enak sekali, seandainya tiap hari Arzoo bisa makan seperti ini." Ucap Arzoo.

"Tentu bisa, Arzoo. Datang saja kesini tiap hari, Bunda Dokter pasti akan membuatkan makanan spesial untukmu."

"Oke oke. Sekarang ayo kita nonton TV, ada film bagus malam ini." Ajak Arzoo semangat.

-----

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Atoen Bumz Bums

Atoen Bumz Bums

arzoo sayangnya gak tanggung2...
terenyuh hatiku...

2022-02-27

1

el

el

arzoo itu cewek kan?? tapi dari namanya kek cowok wkwkwkwk

2021-07-16

1

Sasa (fb. Sasa Sungkar)

Sasa (fb. Sasa Sungkar)

aq bawa 10 like bwt othor..
smangaaat

salam dr karyaku
When Kama Meet Sutra

2020-08-24

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!