13. Angin Pembawa Berita

Hanya, siapa kamu sebenarnya?

Na Yeong menatap Gi Tae yang tengah khawatir dengan keadaannya dan bertanya-tanya didalam benak, siapa sebenarnya pemuda yang dihadapannya ini. Dia bukan orang sembarangan, tetapi mengapa dia tidak bisa melakukan apapun sebelumnya.

Dia tentu merasakan energi sebelumnya terhadap Gi Tae, tetapi itu hanya terkadang. Seperti saat Gi Tae sedang ditikam oleh Mizhawa, dia merasakan energi kuat muncul darinya, tetapi tidak sekuat dengan yang barusan terjadi. Setelah apa yang terjadi, dia semakin yakin bahwa Gi Tae memiliki sesuatu yang tersembunyi.

"Na Yeong, apakah kamu baik-baik saja? adakah yang terluka?" sesampainya di teras sebuah kedai usang yang sudah tidak terpakai, Gi Tae langsung memeriksa tubuh Na Yeong dengan panik.

"Shh! aku baik-baik saja, tidak usah berlebihan! Mereka belum sempat melukaiku" Na Yeong mendesis dan terlihat kesal dengan sikap Gi Tae yang berlebihan, dan tentunya kekesalannya bukan hanya sebatas itu saja. Penyebab utama dari kekesalan Na Yeong dikarenakan Gi Tae menyembunyikan bahwa dirinya memiliki kekuatan juga.

"Mengapa kamu kesal, aku hanya khawatir! lihat jika kedua pendekar itu tidak datang apa yang akan terjadi kepadamu?!" Gi Tae turut hilang kesabaran kepada Na Yeong. Bagaimana bisa dalam keadaan seperti ini dia masih menganggap remeh semuanya.

"Mengapa kamu tidak melawan mereka sedari awal? kamu malah diam ketika mereka meletakkan belati di lehermu, bukankah kamu memiliki kemampuan sihir juga?! Mengapa kamu bersikap seolah tidak memiliki kekuatan apapun?"

Kali ini argumen tidak dapat dihindarkan antara Gi Tae dengan Na Yeong.

"Apa??" Gi Tae bertanya keheranan.

Apa yang dimaksud Na Yeong dengan kekuatan, dia bahkan tidak memiliki kemampuan sihir yang dimiliki oleh penyihir tingkat bawah, bagaimana bisa dia melawan komplotan itu. Dia justru hanya terikat oleh sebuah kutukan, dan itu tidak mungkin dia ceritakan kepada Na Yeong, pikirnya didalam hati.

Gi Tae sama sekali tidak memiliki ide bagaimana dia bisa mengeluarkan kekuatan sebesar itu. Dia semula berpikir bahwa kekuatan yang datang tadi berasal dari kedua pendekar wanita yang membantu mereka.

Jadi pada dasarnya energi yang muncul dari tubuhnya tidak bisa dia sadari.

Dan dia tidak memiliki penjelasan apapun untuk diberikan kepada Na Yeong agar dia percaya bahwa Gi Tae memang tidak memilikinya.

"Na Yeong, dengarkan aku baik-baik, aku tidak mengerti dengan apa yang kamu maksud. Aku bahkan tidak bisa melindungi diriku dari kejaran babi hutan, bagaimana bisa aku melakukan apa yang telah kamu katakan tadi?" Gi Tae mencoba untuk menjelaskan apa yang tengah dia rasakan sebisanya "dan mungkin saja kekuatan itu muncul dari kedua pendekar wanita tadi!" tambahnya dengan menarik kesimpulan.

"Cukup untuk berpura-pura, Gi Sung! aku tahu kamu menyembunyikan sesuatu, mengapa kamu tidak mengatakannya saja padaku. Kau lihat bahkan nyawamu tadi sedang terancam!"

"Aku tidak mengerti apa yang kamu katakan!" Gi Tae lelah berdebat dengan Na Yeong yang keras kepala.

"Ckckck... lihatlah siapa yang tengah bertengkar" ucap salah satu pendekar wanita yang baru saja tiba setelah menghabisi komplotan pencopet.

"Tidak kusangka, Na Yeong bisa memiliki seorang kekasih" kekeh satunya lagi dengan melipatkan tangan di atas dadanya dengan masih memegang pedang.

Mereka adalah pendekar wanita yang tadi telah menolong Gi Tae dan Na Yeong dari komplotan pencopet.

"Kami bukan kekasih!" ucap Na Yeong dan Gi Tae secara serempak.

Karena merasa aneh mereka saling menatap dan langsung membuang wajah masing-masing, masih kesal dengan apa yang terjadi.

"Haiss... sudahlah, kalian tidak perlu menutupinya, kami bisa melihatnya dengan jelas." ucap pendekar yang pertama sembari duduk di samping Na Yeong.

Meskipun seorang wanita, dia memiliki aura kesatria yang kuat. Berpenampilan rapi dan menarik dengan baju berwarna hijau tua berlapis hijau muda. Dan yang mengagumkan lagi, dia memiliki rambut yang cukup pendek untuk ukuran wanita, hanya sebatas leher. Dia justru terlihat seperti lelaki tetapi dengan wajah yang cantik.

Mereka cukup tinggi, tetapi pendekar yang satunya lagi jauh lebih tinggi, bahkan hanya berjarak beberapa centimeter dari tinggi Gi Tae.

Gi Tae belum pernah melihat seorang gadis yang berpenampilan layaknya pendekar dengan setinggi ini. Tidak hanya itu, dia juga terlihat begitu cantik dan berkharisma. Wajahnya begitu teduh dengan rambut panjangnya yang di kuncir bagian atas. Dari ujung kaki hingga ujung kepala, satu kata yang tepat untunya ialah "sempurna" dia terpesona dengan pemandangan dihadapannya.

"Apa yang kamu katakan?" tanya Na Yeong keheranan dengan mengerutkan alis dan menyipitkan kedua matanya.

Gawat, apakah Gi Tae mengatakannya dengan jelas?

Dia berpikir bahwa dia mengatakannya didalam hati.

"Apa? aku tidak mengatakan apa-apa?" jawab Gi Tae yang bersikap bodoh dan polos.

Pendekar rambut pendek hanya cekikikan menahan tawanya, melihat Na Yeong bisa begitu terpengaruh dengan perkataan sederhana Gi Tae.

Mendengar suara tawa kecil darinya, membuat Na Yeong menatapnya dengan curiga. Dia berpikir bahwa pendekar rambut pendek sedang menggunakan kekuatannya untuk memanipulasi pikiran Gi Tae.

Seperti yang dia ketahui sendiri, pendekar rambut pendek yang mana merupakan teman darinya itu memiliki kemampuan sihir manipulatif, dia bisa memanipulasi dan mengacaukan pikiran seseorang.

Na Yeong menatap tajam pendekar rambut pendek untuk menghentikan apapun yang dia rencanakan. Pendekar rambut pendek hanya mengangkat bahunya dan masa bodoh dengan apapun yang dipikirkan Na Yeong.

"Ck!" pendekar wanita berambut panjang berdecak remeh kepada Gi Tae "kekasihmu cemburu, jangan menatapku seperti itu, bodoh." tambahnya dengan sombong.

"Karena kamu sungguh terlihat seperti dewi!" Gi Tae membelalakkan matanya, tidak sadar dengan apa yang telah dia katakan dan menutupi mulutnya rapat-rapat.

"Chu Yi, pemuda ini akan mendapat masalah! ahahahaha!!!" gelak tawa Jeong Ra semakin menjadi-jadi.

Pendekar rambut panjang yang diketahui bernama Chu Yi menatap Gi Tae dengan penuh keanehan.

"Jeong Ra hentikan! kamu bermain-main dengan pikiran seseorang!" Na Yeong memarahi pendekar rambut pendek yang semakin tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi Gi Tae. Dia sadar betul bahwa ini semua ulah Jeong Ra.

"Ahahahaha...!! baiklah Na Yeong baiklah, aku akan berhenti" ucap Jeong Ra sembari memegangi perutnya yang sakit karena tertawa lepas lalu menarik napas "kamu tidak perlu cemburu, dia tidak berniat mengatakannya terlalu keras... hahahahaha!" tambahnya dengan kembali tertawa.

Chu Yi hanya menggelengkan kepalanya terhadap sikap temannya itu.

Setelah semuanya lebih tenang, Na Yeong akhirnya kembali terpikir dengan kekesalannya terhadap Gi Tae. Ekspresinya kembali masam seperti semula.

Mereka melihat hal ini, Jeong Ra dan Chu Yi penasaran dengan apa yang terjadi.

"Apakah ada yang terluka?" tanya Jeong Ra dengan tenang kepada Na Yeong.

"Semuanya baik-baik saja, mereka belum sempat melukaiku, Jeong Ra" jawab Na Yeong dengan dingin. Kekesalan masih menyelimutinya.

"Ayolah... kalian bukan anak kecil, apa yang terjadi mengapa kalian bertengkar?" Jeong Ra tidak sabar dengan sikap kekanakan Gi Tae dan Na Yeong.

"Uhm... sebelumnya terimakasih karena kalian sudah membantu kami, aku Gi Sung dari Sun Gu" Gi Tae berdehem dan memperkenalkan nama samarannya kepada Jeong Ra dan Chu Yi dengan suara besarnya yang kharismatik.

"Jadi kamu pemuda itu?" Chu Yi menatap Gi Tae dari atas hingga bawah hingga kembali ke wajahnya "aku Zhao Chu Yi dari kerajaan Zhao dan dia putri Yang Jeong Ra dari Yang Gu" tambahnya dengan santai.

Tidak terlalu buruk, setidaknya Chu Yi, masih memiliki sopan santun dengan memperkenalkan diri mereka.

Jadi mereka juga para putri, pantas saja mereka saling mengenal. Tunggu mereka mengetahui sesuatu tentang Gi Tae?.

"Oiya tentang bantuan yang kamu katakan tadi, kami hanya membantu sedikit, jadi tidak perlu merasa berhutang budi" ucap Jeong Ra tanpa canggung dengan memamerkan senyum lebarnya kepada Gi Tae.

"Lalu, mengapa kalian tiba-tiba datang, apakah itu suatu kebetulan?" Na Yeong menanyakan hal yang mengganggunya sedari awal.

"Tentang itu, kami hendak menuju istana Hira untuk menghadiri pertemuan, kami tahu kami terlambat karena ada hal harus kami lakukan" Chu Yi menjelaskan dengan sabar dan berhati-hati "tetapi dalam perjalanan kami merasakan energi besar datang dari tempat kalian berada, dan ya... kalian tahu yang terjadi selanjutnya." Chu Yi terlihat begitu bijaksana ketika menjelaskan "Ohya, mengapa kalian ada disini? Na Yeong bukankah seharusnya kamu ada di pertemuan?" tambah Chu Yi dengan bertanya keheranan.

"Kamu belum mengetahuinya?" Jeong Ra menyahut Chu Yi karena menganggap dia bodoh. Semua mata tertuju padanya "jelas mereka sedang berkencan! apa lagi?" tambahnya dengan kecewa kepada Chu Yi karena masih menanyakan hal yang sudah jelas seperti itu.

Lagi-lagi, Na Yeong dan Gi Tae hanya menghela napas lelah.

 

 ----

Episodes
Episodes

Updated 51 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!