Gadis dengan aura yang begitu kuat menyertainya, berdiri dengan postur tubuhnya yang tegap dan tidak begitu tinggi, mungkin seimbang dengan tinggi badan Chaeyun. Matanya bulat dengan kelopak mata ganda, sangat sempurna dengan pandangannya yang berkharisma. Hidung mancung dan bibir mungil dengan bagian bawah lebih tebal menambah citra manis dengan pipi chubby nya. Dan yang paling menonjol diantara mereka adalah payud- maksudku pundak, ya pundaknya begitu jenjang seperti sering melakukan pelatihan fisik. Dia sagat sempurna dan membuatku ingin tahu lebih tentangnya.
Angin malam yang berhembus kencang berhasil menambah pemandangan indah dihadapanku, dengan udara yang bekerjasama ke arah gadis yang penuh kharisma ini membuat helai-helai rambut tipis yang berada disekitar wajahnya ikut mengayun diiringi oleh pakaiannya yang indah penuh lapis dengan kombinasi warna hijau muda dan putih bagaikan seorang putri berkibaran mengikuti nyiur angin berhembus.
Pedang yang masih berada disarungnya terlihat mempesona di genggaman tangan kirinya. Hingga akhirnya mataku terarah kepada senyumnya yang penuh makna membuatku terbangun dari lamunanku.
Kedatangannya seakan memberi perintah kepada kami untuk berdiri menyambutnya. Hanya, siapa sebenarnya gadis ini.
--
Hira masih tetap sama, udaranya sangat sejuk bahkan ketika fajar masih menyingsing, penduduknya sudah berbondong-bondong untuk melakukan aktivitas keseharian mereka. Tipikal orang Hira, mereka terkenal sangat rajin dan menghargai keberkahan hidup.
Dan disinilah kami, aku, Chaeyun, Dayeon dan gadis terakhir yang datang bersama dengan aura yang tajam dan diketahui bernama Cho Ji-hyeon berada di gerbang sebuah istana, dan untuk tidak mencengangkan, ini adalah istana kerajaan Hira, yang megah dan penuh keagungan.
Terimakasih telah mengingatkanku dengan kebodohan ini, tapi hanya ini yang bisa aku lakukan untuk kembali ke Sun Gu. Chaeyun berkata padaku bahwa dia akan memberitahuku jalan menuju Sun Gu jika aku ikut dengan mereka. Tidak kusangka gadis pemarah dan menyebalkan itu membuatku mengikuti perkataannya meski aku tahu hidupku tidak akan seselamat itu, baik ditangannya ataupun di tangan Mizhawa.
Kami tiba di istana Hira saat fajar, perjalanan selama semalaman membuatku kehabisan tenaga, ditambah dengan perutku yang tanpa isi sejak kemarin sore. Jika bukan karena didampingi oleh para gadis cantik, dan tidak menghilangkan fakta bahwa mereka para putri dari kerajaan-kerajaan tersohor Daegun, maka aku tidak akan sanggup untuk bertahan selama ini.
Seorang gadis dengan paras sepadan dengan bidadari datang menghampiri kami yang telah masuk kawasan istana. Dengan anggunnya dia menuruni anak tangga dan menyambut kedatangan kami dengan didampingi para dayang istana dibelakangnya. Seketika semua mata tertuju dengan kehadirannya.
"Selamat datang putri Ji-hyeon, putri Dayeon, putri Chaeyun dan juga..." gadis yang bisa kukatakan bahwa dia adalah salah satu putri dari Hira, tapi aku belum mengetahui namanya, terhenti saat melihatku bersama dengan para putri lainnya.
Oh aku baru ingat, dia adalah gadis yang datang bersama Sazhawa dan juga Mizhawa di hutan. Tidak ku sangka, dia terlihat begitu anggun dan menarik saat mengenakan pakaian putri kerajaan. Helai pakaian birunya menutup sempurna di setiap bagian tubuhnya, senyuman dibibir dan sorot matanya membawa ketenangan, seperti cahaya yang menyisihkan sang mendung. Dia terlihat begitu cantik saat ini, bukan berarti ketika di hutan dia tidak cantik, hanya saja saat itu mereka berpakaian layaknya para pendekar wanita, jadi aku merasa sedikit terintimidasi dengan itu.
"Idiot! dia bertanya padamu? bisakah kamu sedikit sopan dihadapan pewaris Hira?" suara emosi Chaeyun membangunkanku dari lamunan dengan menyenggol lenganku menggunakan lengan kanannya.
"Uh... oh, maafkan saya tuan putri!" Aku terbata dengan kegugupanku dan segera menunduk dihadapannya, tidak hanya rasa takut akan hukuman, tapi aku juga malu karena saat ini semua mata memandangku dengan penuh keanehan, entah apa yang tengah mereka pikirkan, yang pasti itu adalah hal yang tidak baik untuk kudengar.
"Tidak perlu sungkan, kita pernah bertemu bukan? dan maaf atas kejadian sebelumnya... aku Hira Mozhawa, putri pertama kaisar Hira Uchiyama" dengan senyuman manisnya, putri Mozhawa memperkenalkan diri kepadaku, seorang kaum rendahan yang menurutku sedikit beruntung, tentunya untuk saat ini. "Oh ya, mengapa kita tidak masuk terlebih dahulu dan melanjutkan perbincangan didalam? aku yakin kalian pasti kelelahan" tambahnya dengan penuh keanggunan. Seandainya semua orang sebaik dia, bukankah kehidupan akan tentram dan terkendali.
Sesaat sebelum kakiku ikut melangkah masuk kedalam istana, sekelebat bayangan seseorang terbang kearahku dengan sangat cepat, hingga siapapun tidak dapat memprosesnya.
"Wusshh!"
"Krekkk!"
Sesuatu mendorong leherku dengan sangat kuat, mengakibatkanku kesakitan dan terhuyung kebelakang dengan sangat cepat.
Kakiku bergerak mundur seperti berlari dengan sendirinya akibat dari reaksi tubuhku akan kekuatan cengkramannya. Rasanya seperti seseorang mencekik dan mendorongku sekuat tenaga, hingga napasku tidak terkendali dan tidak memungkiri bahwa saat ini aku sudah hampir kehabisan oksigen.
Semua terjadi begitu cepat dan jika aku hanya terdiam, maka untuk sekali lagi nyawaku pasti akan hilang.
Setelah beberapa langkah terakhir, aku kembali mendapatkan kesadaranku. Sembari menahan cekikannya, aku memutar tubuhku dengan memfokuskan gerakan tanganku untuk mengambil lengan kanan yang dia gunakan untuk mencekikku dengan bertumpu pada perputaran kakiku.
Saat aku berhasil menggapai lengannya, aku tidak sungkan untuk memutarnya dan menyilangkan lengan kanan yang dia gunakan untuk mencekikku tadi dengan tangan kiriku. Untuk posisi saat ini, aku tidak terlalu membahayakan dirinya, tetapi cukup untuk mendekapnya dari belakang agar dia tidak melakukan tindakan implusif lainnya.
Saat aku berpikir aku baik-baik saja, ternyata itu salah. Seharusnya aku tidak selengah ini dan membiarkan mereka berada didekatku.
----
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments