Assalamualaikum readers... Salam sehat semuanya. Babang tamfan si Casanova geblek datang lagi ya. Terus kawal si Casanova biar insaf dengan like, komen, dan votenya.
Terimakasih. Matursuwun.
Happy reading
...****************...
Di sebuah rumah yang tidak terlalu besar tapi terasa nyaman terlihat seorang pria paruh baya tengah memasak di dapur. Ya semenjak dia memutuskan untuk pensiun dini dari perusahaan ia kembali menekuni hobi memasaknya. Dengan bersenandung kecil , Aji membuat sarapan untuk putra semata wayangnya.
" Oh le... Wes tangi koe (sudah bangun kamu)?"
" Hoam..... He em yah. Ayah bikin apa?"
" Omelet... Yuk sarapan."
Sambil menggaruk garuk kepalanya dan mata yang masih setengah ngantuk Adit duduk dan mulai menyantap omelete buatan sang ayah.
" Enak yah..."
" Pastinya... Dit... Kalau orang orang melihatmu begini, image presdir cool mendominasi pasti langsung ancur. Hahaha."
" Terserah mereka mau bicara apa yah. Aku tidak terlalu peduli dengan omongan orang lain."
Aji tersenyum simpul mendengar jawaban sang putra. Putranya itu mang tidak pernah mengindahkan omongan orang orang tentang dirinya. Tapi dia tidak akan bisa terima jika keluarganya yang dihina.
" Ayah...."
" Hmmm...."
" Apakah ayah tidak ingin membuka kafe atau restoran gitu. Ayah hobi masak nih, masakan ayah juga enak. Dari pad ayah diem aja di rumah. Soalnya kan Adit nggak selalu pulang ke rumah yah."
" Ehmmm... Belum kepikiran Dit. Coba deh nanti Ayah tanya sama bude mu."
" Lho apa hubungannya sama bude ayu."
" Bude ayu tu yang punya banyak resep resep gitu. Jadi kalau budemu mau ngasih tau tentang resep resep rahasianya boleh deh kita buka resto atau kafe."
" Ooh gitu... Ya udah ntar coba Adit yang tanya ke mas Rama dulu."
Keduanya kembali melanjutkan sarapannya.
...****************...
Setelah sarapan bersama sang ayah, Adit berangkat ke JD Advertising. Namun saat mobilnya hendak memasuki halaman gedung ia melihat pemandangan yang tidak mengenakan. Ia melihat seorang wanita berhijab yang ditarik hijabnya oleh seorang pria. Sesaat Adit cuek tapi entah mengapa nalurinya mengatakan harus menolong wanita tersebut.
" Woi..... Lepasin!!!!"
Adit turun dari mobilnya lalu meneriaki pria yang berbuat tidak pantas itu.
" Gue bilang lepasin... "
" Heh bocah tengik. Siapa kamu?? Nggak usah ikut campur."
Adit geram rasanya ingin meninju pria tersebut. Ia melirik wanita berhijab teraebut.
" Eh... Bukannya ini karyawan ku anggota divisi legal." Adit bermonolog dalam hati.
" Pak... Sudah pak... Sakit... Lepasin pak.. Nanti hijab Lia lepas. Lia mohon."
" Huh... Dasar anak sialan. Kasih gue duit dulu."
Adit benar benar geram. Mendengar percakapan singkat itu, Adit bisa mengambil kesimpulan bahwa pria tersebut adalah keluarga Lia.
" Sekali lagi saya bilang lepasin kalau tidak saya akan panggil polisi ke sini."
Ancaman Adit berhasil membuat Setyo bapak dari Lia menciut ia pun menarik tangannya dari hijab Lia dengan kasar.
" Brengsek... Awas kau nanti. Dasar anak sialan."
Setyo berlalu dari sana meninggalkan Lia dengan hijabnya yang tampak berantakan. Gadis itu menangis dalam diam, hanya air matanya saja yang terlihat mengalir di pipi mulusnya.
Muncul rasa simpati dari Adit, ia membuka jas nya dan menutupkan ke kepala Lia.
" Ayo ke mobilku."
Adit membawa Lia ke mobilnya yang ia parkir tidak jauh dari TKP. Adit oun membukakan pintu mobil dan menyuruh Lia masuk.
" Masuklah, lalu benarkan hijabmu. Aku akan tunggu di luar."
Lia mengangguk patuh. Dia belum membuka mulutnya dari tadi. Lia pun masuk mobil dan membuka jas Adit lalu merapikan hijabnya yang berantakan bahkan beberapa bagian rambutnya ada yang terlihat.
Adit yang berada di luar sedikit melirik ke dalam mobil namun ia urung. Ia langsung memalingkan wajahnya ke arah lain.
" Sial... Padahal aku penasaran sama rambut Lia seperti apa. Tapi kenapa aku merasa tidak berhak tau ya. Aneh." Adit bermonolog dalam hati.
" Terimakasih pak untuk pertolongan bapak tadi, dan terimakasih untuk jasnya. Ini pak."
Lia keluar dari mobil dengan tatanan hijab yang sudah rapi dan mengembalikan jas milik Adit. Kali ini Lia menggunakan hijab warna coksu dengan blouse warna senada dan rok plisket warna hitam. Tampilan hijab Lia memang berbeda dengan beberapa karyawan JD Advetising lainnya yang sama sama menggunakan hijab. Meskipun Lia memasukkan blouse nya ke dalam rok, namun hijab Lia memang lebih lebar dan menutupi sampai ke dada.
"Sudah ?"
"Sudah pak terimakasih."
" Itu air mata hapus dulu. Ntar sama mbak Sita dikiranya aku lagi yang bikin nangis anak kesayagannya, kan bisa kena semprot akunya."
" Eh... Nggak lah pak nggak mungkin Bu Sita berpikir begitu."
" Bisa jadi, kan kamu nanti masuk ke kantor bareng aku. Kalau mbak Sita lihat gimana hayo."
" Ya deh... Terserah bapak saja. Tapi saya udah nggak nangis kok. Tuh..."
Deg....
Lia memperlihatkan wajahnya yang tersenyum dihadapan Adit. Senyum yang teramat manis yang berhasil membuat jantung Adit jedag jedug tidak karuan.
Ehh.... Kenapa jantungku malah ajep ajep sih. Kan disini nggak ada musik DJ... Huft...
Lia menatap heran Adit yang diam melihatnya.
" Pak... Pak Adit... Pak Adit nggak lagi kesambet kan. Kok tiba tiba bengong."
"Astaga Lia... Doa kamu jelek banget."
" Hehehe maaf pak, becanda."
Adit hanya menggelengkan kepalanya mengetahui tingkah Lia yang ternyata konyol. Tapi Adit kagum, Lia begitu cepat bisa mengubah suasana hatinya. Dalam benak Adit, ia merasa penasaran dengan gadis berhijab itu.
Di sisi lain Lia sendiri tidak menyangka, dibalik rumor yang mengatakan bahwa presdir nya itu adalah pria dingin, cuek, dan datar ternyata Adit pria yang seru diajak berbicara dan bercanda.
Setelah sibuk dengan pemikiran masing masing, Lia pun pamit untuk masuk terlebih dahulu.
" Pak saya duluan ya, sekali lagi terimakasih."
" Eh... Tunggu... Bareng aja masuknya."
" Jangan pak, saya dulu aja. Nanti kalau masuk barengan muncul gosip, dan saya nggak mau dimusuhi oleh cewek cewek sekantor."
Lia pun berlari dengan kencang meninggalkan Adit yang masih melongo dengan kelakuan Lia.
" Tung.......gu...."
Suara teriakan Adit melemah karena Lia sudah masuk ke dalam gedung dan hilang dari pandangannya. Ia benar benar terkejut dengan sikap Lia yang di anggap unik.
" Cewek ini lucu. Aku jadi penasaran."
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
Nur Bahagia
jangan kepo.. ntar matamu bintitan 🤣
2024-10-09
0
🌸ReeN🌸
dit, gak takut tempat kerjanya jadi kena sial gara2 zina terus di kantor...hati2 loh dit
2024-01-30
0
hani chaq
dasar cananova payah.kasih no hp ma tempat kerjanya ma j*****g2nya
2023-10-13
0