Disaat Setyo kebingungan bagaimana cara menjelaskan kepada anak istrinya, tiba tiba Ahmad datang dan berlari ke kamarnya untuk mengambil uang tabungannya.
" Dasar bocah tidak tau tata krama. Masuk kerumah tidak menyapa orang tua main nyelonong aja."
Ahmad tidak memperdulikan ocehan bapaknya. Setelah mengambil tabungannya ia pun berlari keluar, menyalakan motornya dan pergi dari rumah tanpa sepatah katapun.
Selama perjalanan tidak hentinya Ahmad berdoa agar sang adik tidka kenapa napa. Ahmad merutuki dirinya yang tidak peka terhadap adiknya yang sakit.
" Sial.... Astagfirullaah... Aku bener bener nggak peka. Jelas jelas tadi pagi Lia mengeluh pusing dan badannya panas. Seharusnya aku mencegahnya bekerja. Huh...."
Tadi beberapa menit sebelum selesai bekerja Ahmad ditelpon sang ibu. Widya memberitahu kalau Lia dirawat di rumah sakit. Ahmad pun langsung bergegas pulang.
Sesampainya di rumah sakit Ahmad bergegas menuju bagian administrasi untuk membayar biaya perawatan hari ini.
" Maaf sus, saya mau membayar biaya rumha sakit atas nama Amelia Salsabila."
" Sebentar ya pak saya carikan dulu.... Oh untuk pasien atas nama Amelia Salsabila sudah lunas pak bahkan untuk 2 hari kedepannya. Seorang tuan yang membayar meminta nona Amelia istirahat di rumah sakit hingga 2 hari ke depan."
" Apakah suster tidak salah."
" Tidak pak... Kami tidak mungkin salah."
" Apakah saya boleh tau siapa orangnya?"
" Maaf pak, tuan tersebut berpesan agar tidak memberitahukan identitasnya."
" Baik Sus terimakasih."
Ahmad berjalan menuju ruang rawat Lia. Sepanjang koridor rumah sakit Ahmad masih memikirkan siapa orang yang membayar biaya rumah sakit Lia.
Tok...tok....tok...
"Assalamualaikum..."
" Waalaikum salam... Oh kamu sudah datang Mad."
Ahmad terdiam, tidak merespon ucapan sang ibu. Ia masih melihat ruang rawat Lia yang sangat bagus. Ahmad tidak menyangka jika Lia ditempatkan di ruang VIP.
" Mad... Ahmad...."
" Eh bu... Maaf.... Di mana Lia?"
" Lagi di kamar mandi. Apa kamu sudah ke bagian administrasi?"
" Sudah bu... Tapi katanya sudah dilunasi bahkan untuk 2 hari kedepannya. Kalau kita bayar sendiri mungkin uang kita tidka akan cukup bu."
" Ibu juga berpikir begitu. Terus siapa yang bayar."
" Nggak tau bu, katanya orangnya nggak mau disebut."
Lia keluar dari kamar mandi dengan tangan yang masih di infus. Ahmad berjalan mendekat dan memapah sang adik kembali ke ranjangnya.
" Kamu sudah mendingan Dek?"
" Sudah bang... Tinggal pusing dikit dan masih agak panas. Bapak pulang nggak bang?"
" Udah nggak usah mikir bapak. Yang penting kamu sembuh dulu."
Lia mengangguk patuh. Selama sejam di sana Lia meminta ibu dan abangnya pulang. Lia tidak mau jika kedua orang yang disayanginya ikutan sakit.
" Kalau ibu pulang kamu gimana?"
" Kan ada perawat yang standby bu. Abang juga pulang aja. Besok harus kerja kan. Lia udah nggak apa apa."
Ahmad dan Widya saling pandang. Lia termasuk anak yang kukuh pendiriannya. Akhirnya mereka berdua pun menyerah dan mengikuti kemauan Lia.
" Ya sudah kalau ada apa apa telpon abang ya."
" Iya bang..."
🍀🍀🍀
Ahmad dan ibunya kembali ke rumah. Ketika tiba di rumah tampaknya Setyo sudah siap siap ingin menyampaikan sesuatu. Namun Widya mengangkat tangannya memberi isyarat bahwa dia enggan bicara untuk saat ini.
Widya pun memasuki kamar nya dan sangat terkejut melihat kamarnya yang berantakan. Baju baju yang tadinya tertata rapi di lemari kini berserakan di lantai. Widya memiliki firasat buruk. Dia pun mendekat ke arah lemari dan mencari satu satunya benda berharganya itu.
"Astagfirullaah... Nggak ada... Mad... Ahmad... Mad... Kita kerampokkan Mad..."
" Kenapa bu. Ada apa?"
" Sertifikat rumah kita hilang mad. Hilang.... Harta satu satunya kita mad."
Ahmad terdiam. Ia tak serta merta percaya bahwa mereka dirampok. Tatapan matanya terarah kepada Setyo.
" Apa bapak yang sudah mengambilnya?"
Setyo masih diam. Dia bergeming hingga Ahmad kehilangan kesabarannya dan berteriak kepada pria yang berstatus sebagai bapaknya itu.
" Jawab !!!! Jangan diem aja!!!"
" Iya... Tadi bapak yang ambil. Terus kamu mau apa. Udah bapak kasih ke juragan Karto buat bayar utang bapak."
Bruk....
Widya terjatuh di lantai. Wanita itu menangis tergugu.
" Kau memang bangsat Setyo. Mulai hari ini aku minta kita pisah. Laki laki bajingan. Selama ini aku masih sabar tapi tidak dengan hari ini. Ahmad kemasi barang barang mu dan adikmu ayo kita pergi dari rumah ini."
Ahmad sedikit terkejut dengan apa yang dikatakan widya. Biasanya selama ini ibu nya lah yang paling sabar menghadapi bapaknya. Ahmad mengangguk patuh dan segera berlari menuju kamarnya memasukkan baju baju yang ada dan buku buku yang ia gunakan untuk mengajar ke dalam tas besar.
Ahmad juga segera membereskan baju baju Lia dan semua barang milik Lia ke dalam duffle bag dan koper. Tak pula surat surat penting seperti ijazah, kartu keluarga dan lain lain.
" Sudah bu. Apakah ibu sudah?"
" Sudah nak... Ayo kita pergi dari sini."
Ahmad dan Widya pergi berjalan keluar dari rumah itu. Mereka meninggalkan Setyo yang tampak terkejut melihat anak dan istrinya pergi.
" Wid... Tunggu wid... Jangan ninggalin aku. Aku akan berubah.
Widya berhenti, ia mengambil nafasnya dalam dalam dan membuangnya perlahan.
" Sekali brengsek tetap brengsek. Berkali kali diberi kesempatan tetap tidak berubah. Jadi aku tidak akan percaya lagi dengan mulut manismu itu. Mulai hari ini aku minta kau talak aku. Setelah malam ini lanjutkanlah hidupmu sesuka hatimu. Aku dan anak anak tidak akan lagi mengganggumu."
Tes....
Widya meneteskan air matanya. Namun ia langsung menghapusnya dan mengajak Ahmad pergi dari sana.
" Mad... Kita akan ke mana?"
" Ini sudah malam bu. Tidak mungkin dapat kontrakan. Oh iya... Kita ke rumah sakit saja dulu. Paginya kita baru cari bu."
" Baiklah, tapi jangan bicara apa apa dulu pada adikmu. Nanti barang barang kita coba kita titipin dulu."
Ahmad mengangguk setuju. Memang sebaiknya adik nya tidak tahu dulu kejadian ini.
Namun tanpa mereka sadari ada seseorang yang sedang mengawasi mereka.
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
Nur Bahagia
adit
2024-10-09
0
Wanti Suswanti
semoga Adit kalau gak anak buahnya Adit jangan sampai anak buahnya si juragan Karto...
2023-11-15
1
Puspa Trimulyani
Adit lah itu?
2023-05-05
0