CI 19 - Aku Akan Menikahi Lia

Setyo berjalan gontai menuju rumah yang bukan lagi miliknya itu. Ia menjatuhkan tubuhnya ke sofa. Sejenak ia memejamkan mata memikirkan cara membawa Lia ke hadapan Juragan Karto.

" Apa yang harus aku lakukan agar bisa mendapatkan uang itu secepatnya. 500 juta oh 500 juta. Aku akan datang menjemputmu sayang. Lia… dasar anak tidak tahu diuntung. Dikasih enak malah nolak. Siapa yang mau jadi istri Juragan Karto. Kaya raya lagian dia juga duda jadi nggak masalah kan meskipun umurnya sudah nggak muda lagi."

Setyo bergumam, dan tanpa sadar gumamannya didengarkan oleh seseorang. Orang tersebut pun langsung menelpon sang bos yang memerintahkannya mengikuti Setyo.

" Bos… ada berita besar nih."

" Apa… Awas kalau receh. Bisa digepuk aku sama bos."

" Ini bos… orang yang boa suruh diikuti dia lagi ngoceh sendiri."

" Terus… apa hubungannya die yang ngoceh sendiri sama gue Aguuuung…."

" Ye… Si bos mah. Dengerin dulu napa. Ini ye, nih orang tua katanya mau nikahin anaknya yang namanye Lia sama Juragan yang udah tua buat ngedapetin duit 500 juta begitu…."

" Astagfirullaah .. Beneran Gung. Lu kagak bohong kan?"

" Kagak bos… nih ane rekam juga. Walaupun kagak kenceng tapi masih bisa didengerin."

" Okeeh kirim ke gue. Tenang nanti gue tambahin bonusnya. Ku tetap awasin dia oke."

" Siap…."

Orang suruhan yang bernama Agung itu pun melanjutkan pengintai nya setelah mengirim rekaman suara Setyo.

" Dasar bapak luknut masa mau ngejual anaknya sendiri. Hadeeeh dunia sudah tidak baik baik saja. Semua menjadi keji karena uang. Eh… gue termasuk kagak ye. Gue kan lagi ngintai orang buat dapetin duit. Tapi kagak lah… tujuan gue baik kok hahha…"

Diseberang sana Doto yang mendapat laporan langsung mencari bos nya ke ruangan.

" Bos… bos…."

Doto berteriak teriak mencari sang bos… tapi Doto tak juga menemukan Adit. Hingga Bagas muncul di belakang Doto dan membuat Doto terkejut setengah mati.

"Pak…."

" Astagfirullah Bagas…. Kau ini benar benar ya."

" Maaf pak…. Bapak nyari pak bos."

" Kagak… gue nyari setan. Ya iyalah aku nyari pak Bos. Sapa lagi?"

" Pak bos tadi bilang mau pulang ke rumah bos besar pak."

Doto membuang nafasnya kasar. Ia pun segera berlari keluar menuju tempat parkir untuk memberikan kabar penting ini kepada Adit. Sedangkan Bagas menatap heran atasannya itu.

" Ya Allaah… Sebenarnya apa tugasku sebenarnya sih. Bener sih aku ini asisten pribadi. Tapi juga nggak semua urusan pribadi bos aku yang handle. Berasa baby sitter gue haish …."

Doto menggerutu di sela sela mengemudinya. Meskipun kerap menggerutu dia tetaplah asisten pribadi yang setia dan kompeten.

Butuh satu jam untuk Doto sampai di rumah sang bos besar alias tuan Aji ayah dari bos Adit. Ia segera turun dan mengetuk pintu rumah Aji.

Tok...tok...tok…

" Assalamualaikum…."

" Waalaikumsalam… lho Doto ada masalah apa sampai membawamu kemari."

Doto meraih tangan Aji dan mencium punggung tangan pria paruh baya tersebut.

" Tuan… apakah Bos Adit di sini?"

" Iya… Di dalam tuh. Ayo masuk."

Doto mengikuti Aji masuk ke dalam rumah. Tampak Adit sedang bersantai dengan memberi makan ikan di kolam samping rumah ayahnya.

" Ya Allaah bos… kau ini benar benar bos yang durhakim. Anak buah lagi pontang panting, eh malah enak enak santai ngasih makan ikan."

Aji yang melihat interaksi antara Doto dan Aji hanya terkekeh pelan. Ia pun meninggalkan mereka berdua agar bisa berbicara lebih leluasa.

" Apa sih… ribut banget deh kamu Dot."

" Bos… jika kau mendengar apa yang akan ku katakan, kau tidak akan berkata seperti itu."

" Ada apa emangnya?"

" Lia bos… Lia… Li mau dijual ayahnya kepada Juragan tua."

" Apa….!!!??"

Adit terlonjak kaget, sampai sampai ia terjatuh ke dalam kolam ikan milik sang ayah. Aji yang melihat putranya tercebur ke dalam kolam ikan miliknya ikut terkejut. Ia pun berlari mendekat dan membantu Doto menarik Adit ke atas.

" Kamu kenapa sih Dit, kok bisa kecebur di kolam ikan."

Adit masih terkejut dengan kabar yang diberikan Doto ditambah dirinya yang tercebur ke kolam. Akhirnya Doto lah yang menjawab pertanyaan Aji.

" Itu Tuan… Lia, karyawan JD Advertising mau ditukarkan dengan uang 500JT kepada Juragan yang suda tua oleh bapaknya. Ini ada rekamannya."

Doto memutar rekaman yang diberikan Agung kepadanya. Aji terkejut mendengar hal tersebut. Meskipun samar tapi masih bisa di dengar. Adit apa lagi, kilatan marah sudah memenuhi matanya. Amarahnya memuncak saat mendengar isi rekaman tersebut.

" Astagfirullah kok ada bapak kayak gitu?"

" Itu Tuan… bapaknya Lia memang tukang judi dan tukang mabuk. Rumah mereka juga sudah diambil sama Juragan Karto itu buta nebus utang."

" Ya Allaah Dit, kasian juga gadis itu. Terus apa yang akan kamu lakukan."

" Bentar yah, Adit lagi mikir. Tapi kayaknya Adit harus ganti baju dulu. Adit udah mulai kedinginan ini."

Adit berlari menuju kamarnya. Ia membanting pintu kamarnya dengan keras.

" Brengsek…. Laki laki Badjingaaaan!!!! Awas kau, aku tidak akan membiarkan mu menyakiti Lia Argh..... Heh... Bapak macam apa yang tega menukar anak sendiri dengan uang... Brengsek... Tenang tenang Dit… jangan lepas kontrol jangan sampai ayah denga."

Adit memang menahan amarahnya sejak dari tadi. Dia tidak ingin ayahnya melihatnya saat ia tengah dilanda emosi. Selama ini dia selalu menyimpan amarahnya dari sang ayah.

Adit pun segera berganti pakaian dan langsung kembali menemui ayahnya dan Doto.

" Gimana Dit apa yang mau kamu lakukan?"

" Iya Bos kita mau ngelakuin apa buat nolong Lia."

Adit masih diam ia mengambil nafasnya dalam dan membuangnya perlahan.

" Aku..... akan menikahi Lia."

Sedetik, dua detik, hingga 1 menit Aji dan Dodo masih diam mendengar ucapan Adit seakan-akan otak mereka tengah me-loading.

"Apa…..!!!???"

Keduanya kini berteriak bersamaan.

" Adit jangan bercanda. Ini anak orang yang hidupnya tengah berada dalam jurang permasalahan."

" Iya Bos jangan asal nikah-nikahin doang emang Lia nya mau sama bos."

Pletak….

Adit memukul kepala Doto dengan tangannya. Doto mengaduh sambil mengusap usap kepalanya yang sakit.

" Mau tidak mau Lia akan menikah denganku daripada dia nikah dengan juragan tua itu."

Aji masih termangu dengan keputusan sang putra. Ia tidak tahu apa yang tengah Adit rencanakan. Sedangkan Doto, ia sendiri juga tidak paham jalan pikiran sang bos. Saat ini mereka mencoba untuk memahami apa yang Adit katakan.

" Oke… kalau memang itu rencana mu. Kamu sudah dewasa dan bisa menentukan hidupmu. Tapi pernikahan bukanlah hal main main. Menikah itu ibadah. Ayah sudah pernah gagal dan ayah tidak mau kamu mengalami hal yang sama. Sebagai seorang suami kamu harus bisa jadi pemimpin dan imam yang baik untuk istrimu. Lagi lagi itu yang tidak bisa ayah lakukan."

Deg… Dada Adit bergemuruh.

Imam yang baik, suami yang baik. Kalimat itu terngiang dalam pikiran Adit dan menyentuh hati sang casanova. Selama ini ia menjadikan wanita hanya sekedar objek pemuas hasrat lelakinya. Ia tidak pernah mengerti bagaimana cara menghormati dan mencintai, apalagi menjadi 'imam yang baik' seperti yang dikatakan sang ayah.

Melihat putranya yang diam saja mendengar perkataannya, Aji yakin Adit tengah berpikir ulang untuk menikah. Tapi sepertinya Aji salah. Adit bahkan mengatakan sebuah hal yang tidak masuk akal bagi Aji.

" Aku akan tetap menikahi Lia, aku akan mencari kelas cara menjadi suami dan imam yang baik."

" Apa…..!"

TBC

Terpopuler

Comments

Ari Ani

Ari Ani

kursus y dit 🤭🤣

2024-11-09

0

Nur Bahagia

Nur Bahagia

wkwkwk kagetnya delay 🤣🤣🤪

2024-10-09

0

Nur Bahagia

Nur Bahagia

bwahahaha 🤣🤣🤣

2024-10-09

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!