CI 16 - Munculnya Bayangan Lia

Adit kembali ke apartemennya. Kali ini pikirannya benar benar kalut. Dia memikirkan apa yang akan dilakukannya terhadap Jelita.

Adit memiliki firasat bahwa Jelita akan berbuat suatu hal yang buruk.

" Mengapa perasaanku tidak enak ya... Akan ada hal apa."

Tok....tok....tok....

Pintu apartemen Adit diketuk. Ia mengerutkan keningnya. Adit merasa tidak ada janji ketemuan dengan siapapun. Ia juga tidak meminta Doto untuk ke apartemen miliknya.

" Hish... Siapa sih malem malem gini bertamu."

Adit berjalan menuju pintu dengan enggan. Namun ia tetap membuka pintu apartemennya itu.

Cekleeek....

" Siapa ....?"

" Hai sayang.... Apa kabarmu."

Seorang wanita cantik muncul dari balik pintu. Wanita tersebut mengenakan pakaian yang sangat seksi. Ia memakai sebuah dress model kemben yang hanya sebatas paha. Dress tersebut begitu melekat ke tubuhnya sehingga tonjolan-tonjolan itu terlihat jelas. Tulang selangkanya terekspos menjadikan wanita tersebut terlihat semakin seksi.

Riasan sederhana dengan bibir yang di pulas dengan lipstik warna nude sungguh membuat Adit langsung meninggi hasratnya. Wanita itu melenggang masuk tanpa persetujuan Adit. Ia menarik koper yang dibawanya lalu menjatuhkan tubuhnya di sofa.

Adit yang masih terpesona dengan tampilan seksi wanita tersebut langsung menutup pintunya sesaat setelah menyadari si wanita sudah duduk di dalam apartemen.

" Kapan kau sampai?"

" Baru saja, terus kau langsung kemari."

Berkali kali Adit menelan saliva nya. Terlebih saat wanita itu duduk dress nya semakin terangkat ke atas. Membuat paha mulus wanita itu terpampang seakan minta untuk disentuh.

Wanita itu berdiri lalu berjalan ke arah Adit.

Bruk...

Dia menjatuhkan tubuhnya dipangkuan Adit.

" Siapa namamu sayang. Maaf aku lupa. Bukankah kamu yang ada di kota S waktu itu"

" Ingatanmu bagus tuan Adit. Ya aku adalah yang di kota S waktu itu tapi sayang kau melupakan namaku. Aku Cellica. Mulai malam ini kamu harus mengingatku."

Adit menyeringai. Dia seolah lupa dengan pikiran kalutnya tadi. Sekarang yang ia rasakan adalah hasratnya yang tengah membuncah. Adit pun sudah berinisiatif untuk memulai permainan. Bahkan Adit langsung melepaskan dress milik Cellica dan melahap benda kenyal milik wanita cantik itu.

Cellica tersenyum mendapat serangan Adit. Ia pun menekan kepala Adit agar lebih dalam lagi. Adit yang sudah terbakar gairah langsung membawa Cellica ke ranjang king size miliknya.

Secepat kilat ia sudah melepaskan pakaian miliknya. Tombak miliknya sudah menjulang siap untuk menghunus lawan. Lagi lagi Cellica tersenyum melihat keperkasaan Adit. Namun Adit rupanya masih ingin main main. Ia mencium lembut bibir wanita itu dan meremas benda kenyal milik Cellica sehingga membuat Cellica memekik.

Ciuman Adit semakin turun kebawah hingga di lembah yang mulai basah. Ia menundukkan kepalanya di sana dan memainkan lidahnya. Akh....... Cellica mendes*h. Ia mencengkeram erat seprai milik Adit.

Kini Adit siap ke menu utama. Namun saat tombaknya sudah siap dan berada di depan target, Adit tiba tiba mengehentikan aksinya. Bayangan Lia menari di pelupuk matanya. Adit pun memundurkan tubuhnya dan langsung berlari menuju kamar mandi.

Brak....

Adit membanting pintu kamar mandi dengan sangat kencang. Ia langsung menyalakan shower dan mengguyur tubuhnya.

" Kenapa jadi keinget Lia. Kenapa bayangan Lia muncul saat aku mau.... Argh... Ada apa ini."

Sedangkan di kamar, Cellica nampak kesal. Ia yang hasratnya sudah membuncah tiba tiba ditinggalkan oleh Adit. Cellica pun menyelesaikannya sendiri. Masih dalam kondisi polos ia berjalan membuka kopernya dan mengambil sebuah benda yang biasa ia gunakan untuk menuntaskan hasratnya sendiri.

Akh... Cellica memekik dan mendes*ah kencang saat ia sampai di puncaknya. Adit yang tidak sengaja melihat adegan tersebut hanya bisa membolakan mata nya. Sungguh ia tidak menyangka Cellica melakukan hal seperti itu.

" Waaah... Aku benar benar tak habis pikir, dia ternyata seperti itu."

Adit berjalan mendekat dan berpura pura tidak melihat apa yang dilakukan Cellica.

" Oh iya cellica sepertinya kita tidak bisa berhubungan lagi."

" Kenapa Dit... Apa aku salah."

Cellica menghampiri Adit dengan tubuh yang masih polos. Tapi Adit memundurkan langkahnya.

" Maaf Cellica... Aku...aku hanya..."

" Hanya apa?"

" Aku... Sungguh tidak bisa menyakitimu. Aku sebenarnya terjangkit sebuah penyakit ganas. Penyakit itu akan membuat tombak ku ini tidak lagi bisa digunakan."

" Apa....???"

Cellica terkejut. Ya pun segera memakai pakaiannya kembali. Menarik kopernya dan pergi keluar dari apartemen Adit dengan terburu-buru.

" Huh.... ganteng sih ganteng tapi kalau penyakitan iuuuh siapa juga yang mau. Ditambah itu nya nggak bisa dipakai... Huh."

Cellica bergumam kesal sepanjang lorong apartemen. Dalam hatinya ia berjanji bahwa dia tidak akan menemui Adit lagi.

Sepeninggalannya Cellica, Adit tertawa terbahak-bahak. Iya merasa puas bisa membodohi wanita itu. Ketika bayangan yang muncul ia sudah memutuskan akan mengusir wanita itu dari dalam apartemennya.

" Hahahaha... dasar wanita bodoh. Dikibulin gitu aja gampang banget. Sepertinya ide itu bagus untuk mengusir para wanita yang akan datang di hari hari berikutnya."

Adit tersenyum smirk. Ia menemukan sebuah ide untuk mengusir para wanita yang akan datang kepadanya . Tapi adit masih penasaran, Mengapa tiba-tiba dia teringat akan Lia saat akan bermain.

" Sepertinya aku harus mengetesnya sekali lagi, jika itu terjadi lagi mungkin aku memang harus berhenti kali ini."

Adit menjatuhkan tubuhnya di ranjang besar miliknya. Matanya menatap ke arah langit-langit. Iya kembali teringat oleh senyuman Lia. Senyuman yang berhasil membuat jantungnya berdetak tidak beraturan.

" Huft.... Lia... Kamu sedang apa."

🍀🍀🍀

Berada di rumah barunya Lia dan sang Ibu tengah memasak di dapur. Sedangkan Ahmad dia tengah membereskan buku-bukunya di rak buku yang berada di ruang tamu.

Ahmad kembali berfikir, apakah iya seorang presiden direktur sebuah perusahaan besar tiba-tiba mau menolong karyawan kecil. Bahkan memberikan rumah dengan cuma-cuma. Apalagi jika dilihat rumah ini tampaknya adalah rumah baru bukanlah rumah yang sudah lama tidak dihuni.

" Apa dia punya maksud tersendiri terhadap Lia ya? Jika benar maka aku harus hati-hati. Tampaknya pria itu adalah tipe-tipe pria yang mudah merayu wanita."

Ahmad kemudian menyelesaikan kegiatannya menyusun buku buku miliknya. Tak lama Widya pun menghampiri sang putra dan duduk disebelahnya.

" Nak... Apakah kamu setuju ibu bercerai dengan bapak mu?"

Ahmad menghentikan kegiatannya ia pun memandangi wajah ibunya yang mulai menua.

" Bu... Sudah lama Ahmad meminta hal tersebut kepada ibu. Bu... Bercerai memanglah hal yang tidka disukai oleh Allaah. Namun hal tersebut harus dilakukan jika pernikahan yang dijalani hanya menimbulkan maksiat dan saling mendholimi satu sama lain."

Widya meneteskan air matanya. Ia mengangguk menyetujui ucapan sang putra.

" Baiklah... Besok antarkan ibu ke pengadilan agama untuk mengurus proses cerai dengan bapakmu."

Ahmad mengangguk dan tersenyum. Ahmad berharap dengan keputusan sang ibu menceraikan Setyo dapat membuat sang ibu bahagia.

TBC

Terpopuler

Comments

Ari Ani

Ari Ani

keputusan yg bagus buk👍

2024-11-09

0

komalia komalia

komalia komalia

nah gitu widiya hidup jangan bodoh anak anak mu yang jadi korban soal nya

2024-09-08

1

🌸ReeN🌸

🌸ReeN🌸

harusnya cara itu juga yg harus kamu kasih ke jelita

2024-01-30

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!