Happy Reading.
Beberapa bulan kemudian.
"Tidak!! Apa-apaan kalian ini!! Aku tidak tahu apa-apa!"
"Kami ditugaskan untuk menangkap Tasya Arsila, ini surat penangkapan anda!"
Tasya melototkan matanya, melihat siapa yang telah melaporkan nya ke polisi, Kenan Abimanyu, mantan suaminya sendiri.
Padahal baru tiga hari yang lalu dia resmi menjadi janda, dan sekarang dia dijadikan tersangka oleh Kenan.
Tasya tidak percaya dengan apa yang terjadi dengannya, beberapa orang menariknya paksa masuk ke mobil polisi.
"Lepaskan aku!! Aku tidak bersalah!" Tasya meronta tidak terima dengan apa yang terjadi dengannya.
"MASUK!!" seru salah seorang pria membuka pintu mobil, mendorong tubuh Tasya masuk ke dalam.
"Aww! pelan-pelan bisa nggak!" Tasya merintih ketika merasa pergelangan tangannya sakit karena ditarik oleh dua orang pria berbadan besar tadi.
"Cih, akhirnya dalang dari semuanya di tangkap juga!" Tasya terkejut ketika mendengar suara yang tidak asing disampingnya.
"Vincent!! Lo kok di sini?"
"Semua ini gara-gara lo! Kalau aja lo mau dengerin kata-kata gue, anak kita pasti hidup dan kita nggak bakal menjadi orang yang brengsek seperti ini!" seru Vincent.
"Eh enak aja lo, siapa juga yang mau punya anak dari benih pria seperti lo ini, gue nggak mau!!! yang gue cintai cuma Kenan, jadi gue nggak pernah nyesel menggugurkan kandungan itu!!" tegas Tasya, "mending gue masuk penjara daripada gue nglahirin anak Lo!"
Vincent yang mendengar hal itu merasa harga dirinya tertampar oleh wanita seperti Tasya, rahang pria itu mengeras, terlihat urat di kepalan tangannya menandakan bahwa dia sedang menahan emosi.
Jika saja tangannya tidak diborgol, mungkin Vincent sudah menampar wanita itu. "Heh, cewek sialan! gue nggak nyangka bisa kenal sama cewek nggak punya hati kayak lo!" seru Vincent. "Gue juga nggak nyesel telah memberikan semua barang bukti kepada polisi!! Gue juga udah utus pengacara gue buat memberatkan lo di meja hijau dan yang pasti gue dapat dukungan penuh dari Kenan!" Vincent menyeringai.
Sedangkan Tasya sudah melototkan matanya sampai bola mata itu akan keluar, tentu saja segala umpatan dan caci makian keluar dari mulut Tasya. Dia tidak menyangka jika ternyata Vincent telah membocorkan semua rahasianya pada keyakinan bahkan dia sudah berani mencari pengacara untuk memberatkan dirinya di pengadilan nanti.
"Lo liat aja ya, gue nggak akan biarin semua terjadi, gue nggak bersalah, jadi gue pasti akan bebas dan sedangkan lo pasti akan membusuk di penjara!"
Vincent hanya menggelengkan kepalanya melihat Tasya tertawa. "Dasar nenek lampir! Nenek sihir, wanita jahat!!" gumam pria itu yang tidak didengar oleh Tasya.
Sedangkan di sisi lain.
Kenan meringis saat Dea membalut lengannya dengan perban, bahkan lukanya sedikit ditekan-tekan oleh Dea, wajah wanita itu begitu dekat, bahkan hembusan nafas Dea terasa mengenai wajahnya.
"Kamu sengaja ya, membuat tangan luka kayak gini? nggak lucu kali orang sedewasa kamu bisa terkena pisau," ucap Dea setelah selesai memberikan perban pada lengan Kenan. "Lagian kalau main pisau itu seharusnya yang tergores jemarinya bukan malah lengannya seperti ini!" Kenan hanya terkekeh geli mendengar ucapan Dea yang sejak tadi bibirnya tidak berhenti berbicara.
"Aakk! Kamu apa-apaan sih!!" seru Dea terkejut ketika pria itu menarik lengannya membuat Dea duduk di atas pangkuan Kenan.
"Lepas Kenan!! Ini tuh rumah sakit, kalau ada yang lihat gimana!! Lepas!!" Dea berontak karena Kenan menahan pinggangnya begitu kuat, sehingga dia tidak bisa berdiri dari atas pangkuan Kinan.
"Sstttt!! jangan gerak-gerak apalagi berteriak, Dea, nanti kalau ada yang masuk gimana?" Dea memutar bola matanya, seharusnya kalau tidak ingin ada yang masuk dan melihat apa yang mereka lakukan, Kenan sebaiknya cepat melepaskannya.
"Kamu bangunin adikku, De!" Dea langsung diam dengan tubuh yang menegang.
Kenan yang melihat reaksi Dea langsung terkikik, ternyata Dea benar-benar imut jika seperti ini. Perlahan Kenan mendekat kan wajahnya pada Dea.
Menarik tengkuk wanita itu dan langsung melabuhkan bibirnya di atas bibir Dea yang saat ini berwarna pink muda.
Bibir yang sejak tadi ingin dia sesap, kini benar-benar sudah dia mewujudkan.
Dea tidak membalas ciuman Kenan, tubuhnya masih kaku dan tidak berani bergerak lebih.
"Buka mulutmu, sayang," Dea meremang kala mendengar Kenan memanggilnya sayang.
Kali ini perutnya seperti digelitiki kupu-kupu, aliran darahnya berdesir, jantung nya berdegup kencang sampai terdengar ke telinganya.
"De," bisik Kenan. Bibirnya tepat berada di depan bibir Dea.
"Hemm!" jawab Dea masih berusaha untuk menetralkan detak jantungnya.
"Mau nggak nikah sama aku?"
"Apa? Nikah? Jadi ceritanya kamu lagi nglamar aku?" Kenan mengangguk.
"Mau ya, aku pengen kamu jadi milikku secepatnya, aku nggak mau kamu pergi-pergi lagi, aku sayang kamu, De!"
Dea masih berpikir, dia bingung harus menjawab apa, selama beberapa bulan ini Kenan memang gencar mendekati nya.
"Tapi, lamar yang bener donk! bukan seperti ini!"
Bersambung.
*
*
*
Hai semuanya, aku ada rekomendasi karya keren banget dari sahabat aku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments
Umi Tum
cepat lamar Dea dengan cara yang benar Kenan .....kode buat kamu kalau Dea menerima lamaranmu ....🤭🤗
2023-01-18
2
fitriani
wah kode tuh kenan kl dea nerima lamaran kamu😁😁😁😁
2023-01-18
1
Melki
next Thor.....
2023-01-18
0