Chapter 7

Happy Reading.

Dea memegang dadanya yang masih berdegup kencang, lututnya langsung lemas seperti jelly yang tidak bisa berdiri dengan tegak. Sungguh semuanya berada di luar dugaan Dea. Pria itu, Kenan Abimanyu, pria yang dulu sudah membuatnya patah hati, kali ini bukan hanya hatinya saja yang sakit, tapi juga fisiknya.

Tiba-tiba terdengar pintu diketuk, Dea melihat seorang perawat masuk membawa beberapa map berwarna hijau dan merah muda.

"Dok, ini data-data pasien yang dokter inginkan," ucap perawat muda tersebut meletakkan map itu di atas meja.

Dea yang masih berada di sofa langsung beranjak dan berusaha bersikap baik-baik saja setelah apa yang terjadi terhadap dirinya.

"Terima kasih, sus, setelah ini saya sudah bisa melayani pemeriksaan, nanti akan saya panggil pasiennya," ucap Dea merapikan rambutnya.

Perawat yang bertag name Nina itu sempat melihat dokter Dea yang terlihat tidak begitu baik.

Apakah telah terjadi sesuatu dengan dokter muda ini, wajahnya terlihat pucat. Sebenarnya Nina ingin menanyakan keadaan Dea tetapi dia urungkan ketika Dea sudah membuka map di atas mejanya itu.

"Baik dokter, saya permisi dulu," setelah kepergiannya perawat itu dia langsung menyadarkan punggungnya, menghirup nafas dalam-dalam memenuhi rongga paru-parunya yang sejak tadi terasa sesak.

Sungguh wanita itu tidak mengerti dengan apa yang terjadi, ada apa dengan Kenan Abimanyu. Pria yang dulu pernah sangat ia cintai dan mungkin juga sekarang masih ada sisa rasa itu.

Kenapa tiba-tiba datang dan mengatakan semua itu, bahkan dengan berani dengan menciumnya dengan brutal, Dea benar-benar tidak mengerti apa yang sebenarnya sudah terjadi.

10 tahun mereka tidak bertemu, Dea mengambil kuliah di Australia selama 4 tahun tahun, setelah itu dia kembali ke Indonesia, Dea bekerja di sebuah klinik bersalin selama setahun di Jakarta, kemudian dia bekerja di rumah sakit Dr. Sardjito Yogyakarta sampai Lima tahun berikutnya.

Dea baru kembali ke Jakarta lagi beberapa bulan yang lalu, saat pertama kali menginjakkan kaki di Jakarta, Dea sempat kepikiran tentang Kenan.

Mungkin pria itu sudah menikah, itulah dalam benak wanita itu saat memikirkan Kenan Abimanyu waktu itu.

Dan ternyata dugaannya benar, tapi yang tidak dia pahami, kenapa Kenan berubah?

****

Tasya kembali ke rumah dengan kondisi yang tidak baik-baik saja. Setelah sekian lama, pria yang sangat di bencinya itu kembali lagi dan membuatnya menjadi seperti tawanan yang harus patuh terhadapnya.

"Bagaimana ini, aku tidak bisa melakukan semua ini! Tapi kalau aku tidak melakukannya, Vincent akan membongkar rahasiaku pada Kenan!!" Tasya bermonolog dengan dirinya sendiri, "tidak, ini tidak boleh terjadi! Apapun yang terjadi, Kenan tidak boleh tahu apa yang sebenarnya terjadi, aku gak mau Kenan pergi dan mencampakkan ku!!"

Tasya terus saja merancau tanpa dia sadari bahwa ada seseorang yang sedang mendengar semua ucapannya.

"Lebih baik aku menututi kata-kata Vincent, lebih baik aku kehilangan harta, daripada aku harus kehilangan cinta!"

Kenan yang baru saja ingin masuk ke dalam kamar dan sudah membuka sedikit pintu, tiba-tiba dia urungkan karena mendengar semua ucapan Tasya.

Tangannya mencengkram erat handle pintu, sebelum dia ingin sekali masuk dan menanyakan apa yang di maksud dengan semua ucapan Tasya.

Apa yang tidak boleh di ketahui olehnya, Kenan mengingat bahwa Tasya menyebutkan nama Vincent, apakah itu yang di maksud Vincent sepupunya?

'Aku harus mencari tahu, apa yang sebenarnya terjadi, kenapa aku merasa seperti orang yang bodoh!'

Kenan tidak langsung masuk ke dalam kamar, tidak mau bertemu dengan Tasya, Kenan memutuskan untuk berjalan ke arah ruang kerjanya untuk mengumpulkan kepingan puzzle yang mungkin pernah hilang.

Bersambung.

****

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***