Selamat Membaca.
Dea sangat terkejut ketika melihat Kenan saat ini berada di hadapannya. Sebenarnya kenapa Kenan Abimanyu berada di parkiran rumah sakit, tentu saja hal itu membuat Dea bertanya-tanya dalam benaknya
Dea bisa melihat Kenan menatapnya dengan tatapan yang tajam, namun penuh dengan berbagai macam rasa yang bergejolak di dalam bola matanya.
Entah itu apa Dea tidak tahu dan tidak bisa mengartikannya.
"Ada perlu apa-apa, Bapak Kenan?" tanya Dea dengan bahasa yang formal.
Berusaha menjaga mimik wajahnya agar terlihat baik-baik saja, jujur sebenarnya dia ingin sekali berlari atau bersembunyi dari pria itu.
Satu jam lebih dia berusaha mati-matian untuk menjaga hatinya agar tidak lagi sakit dan terluka, hanya karena melihat Kenan dan sang istri melakukan program kehamilan.
Ya, Apakah Kenan tidak bisa melihat bagaimana dirinya mencoba menghindari tatapan matanya saat pertama kali berjumpa kembali.
"Ambil ini, di situ ada nomor teleponku, kuharap nanti kamu menghubunginya!" ujar Kenan masih dengan tatapan yang tajam dan datar.
Dea sedikit linglung tapi kemudian dia tersadar kembali ketika melihat kartu yang dibawa oleh Kenan, sebuah kartu nama.
Dea bingung harus bersikap bagaimana ketika tiba-tiba Kenan bersuara kembali. "Ambillah, hubungi aku nanti malam!"
"Oh, ba-baiklah," Dea mengambil kartu nama yang tadi disodorkan oleh Kenan.
Setelah mengambil kartu itu, Dea buru-buru masuk ke dalam mobil dan pergi dari sana.
Dalam perjalanan menuju apartemen, Dea kembali menatap kartu nama yang diberikan oleh Kenan tadi.
"Apa sih maksudnya memberi gue kartu nama? dia juga nyuruh gue buat menghubungi nanti!" gumam Dea membolak-balikan kartu yang berada di tangan kirinya itu.
Dea mengedikkan kedua bahunya berusaha untuk cuek dan tidak peduli, bukankah dulu Kenan juga tidak peduli dengan perasaannya, bukan?
Sekarang Dea juga tidak mau terlalu memikirkannya, Kenan sekarang adalah seorang pria yang sudah beristri.
"Ya, dia sudah punya istri, dan aku tidak boleh memikirkan pria itu lagi, haram Dea!!"
Wanita berambut coklat lurus di bawah bahu itu langsung memarkirkan mobilnya di basemen, Dea langsung berlari menuju lift dan memencet angka di mana unitnya berada.
Setelah sampai di apartemen, Dea langsung merebahkan tubuhnya di atas ranjang, setelah seharian ini dia merasakan tubuh dan pikirannya sangat lelah. Apalagi dengan bertemu nya kembali dengan Kenan Abimanyu, pria yang dulu menolaknya.
Membuat Dea benar-benar harus bisa menjaga hatinya dari rasa sakit yang masih terasa diantara rasa cinta yang terselip di sudut hati.
Apalagi ketika dia harus berhadapan dengan istri dari pria itu, wanita itu Dea sangat ingat, Tasya, dia memang gadis yang sangat cantik, bahkan setelah 10 tahun berlalu, Dea melihat Tasya seakan tidak pernah berubah.
Wajahnya baby face, imut, cantik banget pokoknya, sampai Dea merasa jatuh cinta pada gadis itu jika dia juga seorang pria.
Mata Dea tiba-tiba terasa memanas, entah kenapa hanya memikirkan hal itu membuat Dea sedih, sekali lagi Kenan menyakitinya secara tidak langsung.
Tapi bukankah Kenan tidak bersalah sama sekali? di sini Dea yang salah karena mencintai pria yang sudah memiliki kekasih. Dan setelah itu Dea selalu membenci Kenan karena cintanya yang bertepuk sebelah tangan.
"Kenapa lo harus muncul lagi!! Dasar pria sialan!! Gue benci sama elo, Kenan Abimanyu!!"
Dea melampiaskan kemarahannya pada sebuah boneka beruang berukuran besar, boneka yang sudah sejak dulu dia buat samsak saat merasa ingin memukul orang.
"Kenapa hidup lo masih bahagia? Hah, padahal lo udah nyakitin gue!! Sialan! Dari dulu lo bisa hidup dengan wanita yang lo cintai!! Dan sayangnya wanita itu juga cinta sama elo!" tiba-tiba mata Dea sudah banjir dengan air mata.
Dadanya terasa sangat sesak saat teringat akan kisah hidupnya yang begitu tragis. Semenjak cintanya ditolak oleh Kenan, Dea tidak pernah bisa serius ketika menjalin hubungan dengan mahluk yang namanya pria.
Di masa kuliah, dia pernah dua kali pacaran dan keduanya sama sekali tidak bisa membuat hatinya bergetar.
Ketika awal bekerja, dia juga sempat berpacaran dengan dokter senior di rumah sakit yang dulu. Namun lagi-lagi hubungan mereka kandas karena Dea merasa jenuh. Kekasihnya sangat sibuk dan hampir tidak ada waktu untuk Dea.
Meskipun keduanya sama-sama sibuk tapi Dea selalu ada untuknya, tapi kekasihnya itu sama sekali tidak bisa mengerti dirinya.
Di bulan ke tujuh, Dea meminta putus dengan alasan yang sama, dia ingin fokus terhadap karirnya.
Padahal semua itu hanyalah alasan karena Dea belum juga merasakan getaran di dadanya.
Wanita itu meraih tasnya dan duduk bersandar di head board, dia membongkar tas itu dengan cara menumpahkan segala isinya di atas tempat tidur.
Dea mengambil kartu nama Kenan, sungguh dia tidak tahu apa yang diinginkan pria itu, apakah dia akan berkonsultasi dengannya ketika di malam hari.
"Apa pria itu tidak tahu bagaimana perasaanku selama ini? bagaimana hancurnya hatiku ketika dia dengan tidak ber perasaan menolak pernyataan cintaku? lalu apa yang harus aku lakukan sekarang?"
Dea memejamkan matanya, setelah beberapa detik akhirnya wanita itu membuka kembali, kemudian dia menyobek kartu nama itu menjadi bagian kecil-kecil.
"Tentu saja aku tidak akan menuruti permintaanmu, Kenan Abimanyu, melihatmu saja membuat darahku langsung mendidih! kalau bukan karena konsultasi itu kita tidak akan pernah bertemu!"
Bersambung.
Hai akak reader semuanya 🥰🥰
jangan lupa dukungannya ya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments
yourfreyaa_
Dea benci sama Kenan karena nolak pernyataan cintanya. Bagi aku sih, Kenan gak salah kalau udah nolak Dea. Gak salah kalo Kenan emang bener-bener gak cinta sama Dea. Cinta gak bisa dipaksa bukan?
2023-05-07
1
Yati Rosmiyati
bagus Dea robek aja kartunya jangan ladenin suami orang
2023-03-29
0
🔵🍁⃟𐍹 𝕮𝖎ҋ𝖙𝖆 ⬪ᷢ♛⃝꙰ ❤
kasian bangt tuh boneka jadi pelampiasan Dea kalo lagi kesel
mending buat aku aja tuh bonekanya
🤭🤭🤭
2022-12-21
1