Chapter 9

Happy Reading.

Vincent melihat Dea membuka pintu mobilnya, mereka sudah sampai di depan apartemen dan sudah saatnya Vincent kembali berpisah dengan wanita itu.

Selama perjalanan mereka hanya saling tanya kabar, meskipun Vincent berusaha mengajak ngobrol, tetapi sepertinya Dea hanya menjawab satu patah dua kata.

Rasanya canggung sekali setelah 5 tahun tidak bertemu, apalagi terakhir kali mereka bertemu Dea sempat menolak cintanya.

"De ... !"

"Makasih, ya Vincent!" ucap Dea tersenyum, bukankah dia harus sopan kepada orang yang telah memberikannya tumpangan.

"Lo gak ngizinin gue untuk mampir ke apartemen?" Tanya Vincent menaikkan sebelah alisnya, berharap Dea memintanya turun dan membawanya masuk ke dalam apartemen gadis itu.

Sedangkan Dea tidak jadi membuka pintu mobil, kembali menatap Vincent. "Emangnya lo nggak sibuk?"

"Kalau buat lo, gue bisa punya waktu banyak, jujur gue kangen sama lo De," Dea menghela nafas.

"Gue capek, mau istirahat," jawab Dea tidak enak hati.

"De, kenapa sih lo dulu nolak cinta gue?"

Vincent ini semakin lama malah melunjak, padahal mereka baru saja bertemu tapi sudah membahas masalah yang selalu membuat Dea pusing.

Akhirnya Dea menurunkan tangannya dari handle pintu dan memutar tubuhnya menghadap ke arah Vincent.

"Vincent, kita baru aja ketemu dan nggak usah bahas masa lalu lagi, gue juga udah bilang kan kalau masih banyak cewek yang lebih baik dari gue," ujar Dea.

"De, sorry gue emang jarang banget hubungin lo waktu di Perancis, selama 5 tahun ini gue sibuk banget, tapi gue tetap bisa mastiin kalau perasaan gue ini hanya untuk lo dan gue nggak mau sama yang lain!" Vincent merasa frustasi karena sampai sekarang pun Dea masih belum mau menerima perasaannya.

Sejujurnya Dea sendiri merasa trauma menjalin hubungan dengan laki-laki, mengingat masa lalunya yang selalu gagal dalam hubungan percintaan.

Apalagi setelah penolakan Kenan waktu SMA, Dea begitu merasa terpuruk dan menjadi sedikit tidak percaya diri.

"Vincent, aku bukan wanita yang baik, yang pantas untuk mendapatkan cintamu, maaf dan terima kasih," Dea segera membuka pintu mobil dan keluar dengan tergesa.

Sedangkan Vincent sudah memukul setir mobilnya berkali-kali, Lima tahun yang lalu Dea juga menolak nya, memintanya mencari wanita lain yang lebih baik darinya tapi bagi Vincent tidak ada wanita yang lebih baik dari Dea.

"Yang gue mau itu lo De, bukan yang lain!"

****

Tasya merasa Kenan beberapa hari ini benar-benar berbeda, pria itu sejak dulu memang tidak banyak bicara, tapi pembawaannya tidak sedingin ini. Entah ada apa sebenarnya, yang jelas Tasya merasa Suami telah berubah.

'Ada masalah apa sebenarnya?' batin Tasya.

Sebenarnya wanita ini sudah bertanya dengan sikap diamnya Kenan, tapi pria itu hanya diam tidak menjawab.

Kenan bahkan lebih memilih menyibukkan dirinya di ruang kerja saat dirumah, Tasya merasa de javu. Pengalaman seperti ini pernah dia rasakan saat baru-baru saja menikah dengan Kenan.

Hampir 1 tahun lamanya sikap Kenan sedingin ini, dan sekarang Kenan mengulangi nya lagi. Sebenarnya apa yang terjadi.

"Sayang, sebenarnya ada apa? apakah banyak masalah di perusahaan?" Tasya mendekati Kenan yang sedang menikmati kopinya di teras belakang.

Wanita itu merasa gelisah sejak sang suami terus-terusan menghindarinya dan bersikap begitu dingin.

Klotak!!

Suara dentingan gelas berbenturan dengan meja kaca terdengar begitu nyaring ketika Kenan meletakkannya dengan sedikit kasar.

Tasya sangat terkejut saat Kenan menatapnya dengan tatapan yang tajam dan menusuk.

"Apakah tidak ada yang ingin kamu jelaskan padaku?" tanya Kenan masih menatap wajah Tasya yang sekarang sudah nampak pucat.

"Ap-apa maksudmu? apa yang harus aku jelaskan? memangnya ada apa sebenarnya?" kaki Tasya menggigil, suhu tubuhnya tiba-tiba langsung memanas karena tatapan intimidasi dari suaminya dan juga pertanyaan yang membuatnya semakin kacau.

'Apa Kenan mengetahui sesuatu?'

Pria itu menggeser kursi dan berdiri, meletakkan kedua tangannya di kantong celana, "mungkin kejadian 5 tahun yang lalu, apakah kamu tidak ingin memberikan penjelasan?"

"Pen-jelasan apa? aku benar-benar tidak mengerti apa yang kamu maksud? Apakah waktu malam itu, di mana kamu mengambil kesucianku?" Tasya memberanikan diri bertanya kejadian itu agar Kenan tidak curiga.

"Ya, malam yang di mana aku sama sekali tidak mengingat apapun, dan tahunya esok paginya aku sudah bangun di sebuah kamar hoten tanpa sehelai benang pun bersama denganmu," Kenan menjelaskan bagaimana awal mula saat dia harus menikah dengan Tasya karena masalah tanggung jawaban.

"Lalu, apa yang harus aku jelaskan? bukankah kamu ingat saat itu kita sama-sama mabuk dan melakukan kesalahan itu," Tasya sedikit meninggikan suaranya karena merasa Kenan sudah mulai curiga.

Kenan menaikkan sebelah alisnya, tersenyum sinis ke arah wanita yang benar-benar licik itu.

"Apakah kamu benar-benar masih perawan waktu itu?"

Deg!!

jantung Tasya terasa seperti copot mendengar ungkapan Kenan, apakah pria ini benar-benar sudah tahu?

"Hiks, Kenan, kenapa kamu masih mempertanyakan itu! Bukankah kamu lihat sendiri di sprei itu ada noda darah! Apakah itu tidak cukup untuk membuktikan bahwa kamu sudah merenggut kesucianku, Kenan!!" Tasya berteriak kesakitan, meraung seakan dirinya begitu frustrasi dan trauma dengan kejadian itu.

"Ck, aku tidak ingat melakukan hal itu," Kenan melangkah mendekati Tasya. "Lalu apakah kamu bisa menjelaskan kenapa kamu pergi ke klinik berapa kali bersama dengan Vincent sebelum kejadian itu!!"

Bersambung.

Maaf slow up, baby othor rewel beberapa hari ini 🙏🙏

Terpopuler

Comments

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

JAWABAN NYA ADA DI ELO TASYA...

2023-07-08

0

Maharani 94

Maharani 94

wihhhh ..lanjutt

2022-12-26

0

Melki

Melki

next Thor.....

2022-12-25

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!