Bab 17

Tengah malam. Di dalam sebuah kamar yang tidak begitu mewah, sepasang suami istri tengah tertidur. Sang pria terlihat sangat terlelap, tapi istrinya yang tengah hamil besar itu terlihat gelisah sambil memegangi perutnya yang sudah sangat buncit.

"Sayang, bangun, aku lapar." Wanita hamil itu membangunkan suaminya. Rupanya, dia gelisah karena merasa sangat lapar tengah malam.

"Tunggu sebentar, Sayang. Aku akan bangun membuatkan roti bakar kesukaanmu." Pria itu mengecup kening dan perut buncit istrinya sekilas secara bergantian kemudian segera keluar dari kamar.

Hanya berselang beberapa menit, sang suami kembali sambil membawa piring berisikan roti bakar dengan selai cokelat kacang disertai toping parutan keju chedar di atasnya. Tidak lupa pria itu membuatkan segelas susu ibu hamil untuk istrinya.

"Sayang, bangunlah. Rotinya bakarnya sudah siap. Kau pasti sudah kelaparan, 'kan?"

Wanita itu akhirnya terbangun dan menikmati roti bakar buatan suaminya.

"Kak Zella, bangun Kak. Sudah siang." Joan menggoyang-goyangkan bahu Zella untuk membangunkan kakak sepupunya itu.

"Hem," gumam Zella.

"Kak, bangunlah. Sudah jam berapa ini?"

Zella mengucek kedua matanya. Rupanya Zella barusan hanya bermimpi. Dia melihat roti bakar yang sama persis dibuatkan oleh Zander semalam di dalam mimpinya. Anehnya, di dalam mimpinya itu dia tidak bisa melihat seperti apa wajah sepasang suami istri tersebut. Jika dia mencoba mengingat, yang ada di ingatannya hanyalah wajah yang buram.

'Mimpi apa aku barusan? Apakah aku bermimpi seperti itu karena aku teringat pada cerita Tuan Zander semalam yang mengatakan bahwa istrinya sangat menyukai roti bakar. Pasti aku hanya kepikiran sampai-sampai terbawa ke alam mimpi.' Zella bergumam dalam hati.

"Ada apa kau membangunkanku, Joan?" tanya Zella. Rasanya dia masih sangat mengantuk. Apa jangan-jangan ini efek susu hangat yang dibuatkan oleh Zander semalam sehingga membuat tidurnya sangat lelap sampai-sampai dirinya bangun kesiangan.

"Tuan Zander mau mengajak kita untuk piknik, tapi pikniknya di taman samping karena kita tidak bisa pergi keluar," jelas Joan.

"Maksudnya?" Zella tidak mengerti. Katanya piknik, tapi di taman samping. Bagaimana ceritanya, pikir wanita itu.

"Ayo, Kak. Bangun ...."

"Iya, iya."

Joan lantas menarik tangan Zella agar wanita itu berjalan ke arah jendela begitu sudah bangkit dari tempat tidurnya.

"Ada apa sih, Joan? Kenapa asal main tarik-tarik?" protes Zella akan kelakuan adik sepupunya itu.

"Kak, lihat itu." Joan menunjuk ke arah luar jendela dimana Zander dan Kenzo sedang menggelar tikar piknik di bawah sana. Ada juga dua buah tenda yang sudah dipasang dengan posisi saling berhadapan. Tidak lupa perlengkapan piknik lainnya yang juga sudah disediakan.

"Hah?" Zella melongo tidak percaya. Bagaimana bisa para lelaki itu terpikir untuk melakukan hal seperti ini di akhir pekan. Meski pun terlihat agak konyol tapi sepertinya bukan ide yang buruk.

"Kenzo!" teriak Joan sambil melambaikan tangan ke arah bocah itu.

Kenzo mendongak kemudian memamerkan senyuman manisnya.

"Uncle Joan! Mommy! Cepat turun!" balas Kenzo berteriak.

Sementara Zander, pria itu hanya tersenyum sambil mendongak menatap Zella dan Joan yang melihat mereka melalui jendela. Entah mengapa sekarang di mata Zella, wajah Zander terlihat sangat tampan di bawah terpaan sinar mentari, ditambah lagi dengan senyumannya yang manis. Zella sampai tidak bisa berkedip menatapnya.

"Kak, Kak Zella," panggil Joan, tapi Zella malah menatap lurus ke bawah.

"Kak Zella! Kenapa kau malah melamun?!" panggil Joan untuk kedua kalinya dengan nada suara yang ditinggikan, sampai-sampai membuat Zella terkejut.

"Joan, kenapa kau berteriak-teriak? Aku tidak tuli."

"Habis kau terus saja melamun, Kak. Pergi mandi sana. Aku akan turun membantu Tuan Zander untuk menyiapkan tungku pemanggangan serta bahan makanan."

*

*

Usai bersiap-siap selama kurang lebih setengah jam, Zella lantas turun menghampiri Zander, Joan, serta Kenzo. Zander nampak sibuk memanggang daging serta membakar jagung, sementara Joan menemani Kenzo bermain bola.

"Mommy!" panggil Kenzo sambil melambaikan tangan pada Zella, dan Zella pun membalasnya dengan lambaian pula disertai senyuman, kemudian wanita itu berjalan menghampiri Zander yang terlihat sibuk sendiri.

"Dari aromanya sepertinya rasanya sangat enak." Zella berkata begitu sudah berdiri di dekat Zander.

Zander hanya menanggapi ucapan Zella dengan senyuman.

"Sepertinya semalam tidurmu sangat nyenyak," kata pria itu.

"Benar-benar sangat nyenyak, sampai-sampai aku bangun kesiangan." Zella lalu tertawa. "Oh iya, Tuan Zander. Gara-gara semalam kau membuatkan roti bakar untukku, aku sampai bermimpi tentang roti bakar yang sama persis seperti yang kau buat," tambah Zella.

"Oh, ya? Seperti apa mimpimu. Bisa kau ceritakan padaku?" tanya Zander penasaran.

Zella lantas menceritakan isi mimpinya kepada Zander. Tidak disangka cerita Zella dalam mimpinya tersebut malah membuat Zander terdiam menatap wanita itu dengan tatapan dalam dan mata berkaca-kaca.

'Sebenarnya itu bukan mimpi, tapi memori yang kau lupakan.' Batin Zander.

"Tuan Zander, Tuan Zander," panggil Zella sambil mengibas-ngibaskan tangannya di depan wajah pria tersebut. Namun, Zander sama sekali tidak mendengarnya karena dia sedang melamun sambil terus-terusan menatap Zella.

"Tuan Zander!" panggil Zella lagi sambil mencolek tangan pria tersebut. "Tuan Zander, kenapa kau melamun?"

"Eh, apa kau barusan mengatakan sesuatu, Nona Zella?" tanya Zander. Karena tadi dia sedang melamun jadi dia tidak mendengar apa yang dikatakan oleh wanita itu.

"Aku ingin bertanya, apa aku boleh meminta dagingnya sepotong?" tanya Zella. Aroma daging barbeque yang sedang dibakar oleh Zander benar-benar membuatnya mengiler. Dia tidak sabar ingin segera mencicipinya walau pun hanya sepotong.

"Oh, tentu saja. Tunggu sebentar." Zander lantas mengambil sepotong daging yang sudah matang menggunakan sumpit, kemudian meniupnya sebentar lalu mengarahkan ke mulut Zella.

"Ini, makanlah." Zander berkata sambil tersenyum.

Zella yang melihat Zander ingin menyuapinya pun jadi terbengong. Entah mengapa dia merasa hal yang sama sepertinya pernah terjadi sebelumnya.

'Ini, makanlah.'

'Ini, makanlah, Sayang.'

'Ini, makanlah, Sayang. Ini daging barbeque kesukaanmu?'

Entah mengapa suara Zander seketika terngiang-ngiang di kepala Zella. Semakin lama kata dalam kalimatnya semakin bertambah, dan hal itu membuat Zella langsung memegangi kepalanya. Kepalanya tiba-tiba terasa sangat sakit.

"Argh." Zella memekik tertahan ketika merasakan sensasi sakit yang tiba-tiba menyerang kepalanya. Saking sakitnya, Zella bahkan langsung berjongkok di tanah sambil kedua tangannya memegangi kepalanya.

"Zella, kau kenapa?" Zander yang panik langsung meletakkan daging dan sumpit yang ada di tangannya sembarangan. Buru-buru dia menghampiri wanita itu.

B e r s a m b u n g...

Terpopuler

Comments

Gregoria Mariana Selvi

Gregoria Mariana Selvi

uppp

2023-04-14

0

Rahmi Miraie

Rahmi Miraie

jadi zander sebenarnya tau kalau zella itu istrinya yg hilang ingatan tp kok bisa?

2023-04-13

0

Meylinda Gadis Taurus

Meylinda Gadis Taurus

lanjut thor makin seru critanya,,, tambah penasaran kan..kalo bisa up tiap hari thor 😬🤭

2023-04-13

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!