AAM - Bab 11

"Zella, berhenti."

Deg. Mata Zella seketika membulat dan langkahnya langsung terhenti ketika merasakan tangan Brandon kini menyentuh dan menahan sebelah pundaknya. Ditambah lagi pria itu menarik topinya sehingga membuat rambut panjangnya menjadi tergerai.

Zella membeku di tempat. Tidak tahu harus berbuat apa. Apalagi ketika Brandon mulai2 menarik sebelah bahunya agar dia segera berbalik menghadap pria tersebut. Zella hanya bisa memejamkan matanya kuat-kuat karena sangat takut ketahuan.

Bug.

Sebuah pukulan keras tiba-tiba saja menghantam pipi Brandon hingga membuatnya mundur beberapa langkah dari tempatnya berdiri. Sementara Zella, dalam sekejap wanita itu sudah masuk ke dalam pelukan seorang pria.

"Brengsyek! Berani sekali kau menyentuh istriku." Pria yang tidak lain adalah Zander tersebut menatap tajam pada Brandon sambil menunjuk-nunjuknya dengan marah.

Sementara Zella, wanita itu langsung mendongak menatap Zander ketika mendengar pria itu mengakuinya sebagai istri.

Waktu terasa berhenti sejenak ketika Zella dan Zander saling menatap dari jarak yang sangat dekat. Sampai-sampai mereka bisa saling mendengarkan degupan jantung satu sama lain. Keduanya baru tersadar ketika Kenzo datang menghampiri.

"Mommy, Mommy tidak apa-apa, 'kan?" tanya Kenzo, dan Zella pun hanya p0menjawabnya dengan gelengan kepala karena tidak ingin Brandon mengenali suaranya.

Sementara itu, Brandon yang melihat wanita yang dia duga sebagai Zella tersebut diakui sebagai istri oleh pria lain serta dipanggil 'mommy' oleh seorang anak kecil pun langsung terkejut. Sekarang dia mengira kalau dirinya pasti telah salah mengenali istri orang lain sebagai calon istrinya yang selama ini kabur.

"Maaf, Bung. Sepertinya saya salah mengenali orang. Saya pikir istri Anda adalah calon istri saya," jelas Brandon yang tidak ingin masalah di antara mereka jadi berkepanjangan.

Zander tidak membalas ucapan Brandon, pria itu justru dengan cepat membawa Zella pergi dari sana bersama dengan Kenzo putranya. Begitu memastikan bahwa Brandon tidak mengikuti mereka, Zander dan Zella akhirnya bisa bernapas lega.

"Mommy, apa Mommy mengenal orang jahat tadi?" tanya Kenzo. Di matanya Brandon adalah orang jahat yang berani mengganggu mommy-nya.

"Mommy juga tidak mengenalnya, Sayang." Zella terpaksa berbohong karena tidak ingin Kenzo bertanya lebih lanjut.

Sementara Zander, sebagai sesama orang dewasa, dia pasti mengerti dengan apa yang terjadi. Dari ucapan Brandon tadi, Zander bisa mengambil kesimpulan bahwa pria tadi adalah pria pilihan yang dijodohkan dengan Zella.

*

*

Sesampainya di rumah. Usai menidurkan Kenzo, Zella lantas mengajak adik sepupunya itu untuk keluar mengobrol di balkon.

"Ada apa mengajakku kemari, Kak? Biasanya kau sudah tidur jam segini. Ada apa? Apa kau sedang ada masalah?" tanya Joan.

Berbanding terbalik dengan Joan yang saat ini sudah kembali bersemangat sehabis bertemu dengan Viona, Zella justru masih kepikiran dengan pertemuannya dengan Brandon yang hampir saja membuatnya ketahuan.

"Aku tidak bisa tidur, Joan. Kepalaku rasanya pusing sekali," jawab Zella. "Kau tahu, tadi aku hampir saja ketahuan oleh Brandon."

"Apa, Kak? Bagaimana bisa? Di mana kalian bertemu? Apakah dia bisa mengenalimu meski pun kau sudah melakukan penyamaran?" tanya Joan beruntun terkejut sekaligus penasaran.

"Sepertinya begitu. Aku juga tidak tahu bagaimana bisa dia mengenaliku. Yang jelas, begitu aku keluar dari toilet, dia tiba-tiba muncul di sana dan menungguku. Aku pikir, dia pasti sudah mengenaliku hingga membuntutiku sampai di depan toilet wanita."

"Astaga, Kak. Lalu bagaimana caranya sehingga kau bisa selamat darinya?"

"Untungnya tadi ada tuan Zander dan Kenzo yang datang menolongku, hingga aku bisa berhasil lolos tanpa harus ketahuan." Zella lantas menceritakan kejadian secara detailnya ketika Zander tiba-tiba muncul mengakui dirinya sebagai istri ditambah Kenzo yang mengakui dirinya sebagai ibu dari anak tersebut.

Joan terkekeh. "Aku bisa membayangkan, Kak, bagaimana reaksi terkejut tuan Brandon ketika berpikir bahwa dia salah mengenali istri orang sebagai dirimu."

Zella ikut tertawa. "Iya, kau benar. Dia terlihat sangat shock."

"Obrolan kalian kedengarannya asyik sekali." Zander tiba-tiba saja muncul sambil membawa 3 botol minuman kaleng.

"Eh, Tuan Zander. Apa kami terlalu ribut sehingga mengganggumu?" tanya Joan.

Zander tersenyum kemudian membagikan minuman kaleng pada keduanya secara bergantian. "Tidak, kalian berdua sama sekali tidak mengganggu."

"Terima kasih," ucap Zella dan Joan bersamaan.

"Oh iya, Tuan Zander, aku masih belum berterima kasih padamu karena sudah menolongku tadi. Terima kasih banyak karena kau dan Kenzo sudah datang di waktu yang tepat. Aku tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi padaku sekarang jika tadi Brandon berhasil membawaku pergi." Zella mendongak menatap Zander dengan malu-malu. Kejadian saat Zander mengakuinya sebagai istri serta memeluknya dengan posesif entah mengapa masih terngiang-ngiang di kepalanya.

Zander tersenyum sambil menatap Zella dengan dalam dan lekat. "Tidak perlu sungkan. Hal itu memang sudah seharusnya aku lakukan."

Sementara Joan, pemuda itu justru mengulum senyum setelah menatap Zella dan Zander secara bergantian. Entah mengapa kali ini dia merasa ada yang aneh dengan gestur dan cara menatap antar keduanya.

Terpopuler

Comments

Heni Purwati

Heni Purwati

Alhamdulillah Zella selamat dr Brandon 😊😊😊🌞🌞🌞

2023-03-31

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!