"Kau ini bicara apa, Joan? Yang benar saja? Jangan membuatku takut," kata Zella. Jika kartu Joan benar-benar sudah diblokir, itu artinya mereka harus menyerahkan diri secara perlahan. Memangnya mereka bisa apa tanpa uang.
"Aku serius, Kak. Kau bisa lihat sendiri 'kan kalau semua kartuku tidak ada lagi yang bisa digunakan."
"Lalu apa yang harus kita lakukan sekarang?" tanya Zella yang kini sudah merasa putus asa.
"Aku juga tidak tahu harus berbuat apa, Kak."
Tiba-tiba pandangan Joan tertuju pada tas Zella. "Kak, apa kau membawa kartumu sebelum pergi dari rumah?"
"Ada, tapi aku takut memakainya. Papa pasti akan langsung mengetahui keberadaanku kalau aku berani menggesek kartunya." Zella juga tidak mau mengambil resiko dalam hal ini. Dia tahu betul bagaimana karakter sang papa, kalau dirinya berhasil tertangkap, Zella pasti tidak akan pernah bisa kabur lagi. Dan kemungkinan terburuknya, pertunangan dan pernikahan yang tidak dia inginkan pasti tidak bisa lagi dia hindari.
Disaat keduanya tengah pusing memikirkan jalan keluar dari masalah yang tengah mereka hadapi, perhatian keduanya tiba-tiba saja teralihkan ketika ponsel Zella berdering. Setelah Zella cek, rupanya panggilan dari Zander.
"Astaga." Zella langsung menepuk jidatnya sendiri. Saking paniknya tadi, dia sampai lupa pada Kenzo. "Kenzo pasti mencari kita," ucap Zella lalu menjawab telepon dari Zander. "Halo, Tuan Zander."
"Kalian di mana? Kenzo sejak tadi menangis tanpa henti. Dia mencarimu, Nona Zella. Kenzo pikir kau meninggalkannya," kata Zander. Dari nada bicaranya pria itu tidak bisa menyembunyikan kalau dirinya saat ini juga sedang panik, bukan hanya Kenzo.
"Maafkan saya, Tuan Zander, tapi saya dan Joan sedang dalam masalah besar. Orang-orang suruhan papa saya datang mencari saya dan ingin membawa paksa saya kembali ke Jakarta," jelas Zella.
"Hiks hiks. Mommy, Mommy di mana? Kenzo mencari Mommy kemana-mana, tapi Mommy tidak ada. Jangan tinggalkan Kenzo, Mommy. Tolong jangan pergi lagi. Kenzo tidak mau lagi berpisah dengan Mommy," pinta Kenzo lalu kembali menangis.
Entah mengapa hati Zella terasa sangat nyeri mendengar Kenzo menangis dan memohon padanya.
"Maafkan Mommy, Sayang, tapi Mommy dan Uncle Joan harus pergi. Kami terpaksa harus sembunyi sebelum orang jahat itu berhasil menangkap kami." Zella mencoba memberikan pengertian pada Kenzo.
"Tidak Mommy, tolong jangan pergi. Daddy, tolong lindungi Mommy dan Uncle Joan dari orang-orang jahat itu. Kenzo tidak mau lagi berpisah dengan Mommy," pinta Kenzo kemudian sambil terus menangis. Melihat kesedihan putranya, hati Zander bagai teriris.
"Nona Zella, bisa kau ceritakan padaku, masalah apa sebenarnya yang tengah kau hadapi bersama Joan? Siapa tahu aku bisa membantu kalian." Zander merasa sangat penasaran dengan hal tersebut.
Zella menatap Joan seolah meminta persetujuan. Apakah dirinya boleh menceritakan masalah mereka kepada orang lain. Dan tanpa berpikir panjang Joan langsung mengangguk. Disaat seperti ini tidak ada yang bisa mereka mintai bantuan selain pria itu.
"Tuan Zander sebenarnya ...." Zella lantas menceritakan masalah mereka kepada Zander tanpa ada yang wanita itu tutup-tutupi.
"Kalau begitu naiklah ke kamarku. Aku akan mencari cara untuk membawa kalian kembali ke Jakarta tanpa harus ketahuan apalagi sampai tertangkap," kata Zander.
Sesampainya Zella dan Joan di kamar Zander, Kenzo langsung berlari memeluk wanita itu.
"Mommy ...!"
"Kenzo." Zella balas memeluk bocah itu dengan erat sembari mengusap-usap lembut kepala dan punggungnya secara bergantian.
"Mommy, Mommy jangan pergi lagi ya. Jangan tinggalkan Kenzo lagi," pinta Kenzo sambil memeluk Zella dengan sangat erat.
Melihat Kenzo menangis karena takut ditinggal olehnya, dada Zella seketika terasa sangat sesak. Ada sesuatu yang mengganjal yang dia sendiri pu tidak tahu perasaan apa itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments
Rahmi Miraie
udah sander nikahi aja zela biar anak kmu punya momy
2023-03-16
0