AAM - Bab 4 - Permintaan Aneh Kenzo

"Mommy, apa Mommy sudah selesai sarapan?" tanya Kenzo.

"Sudah, Sayang. Kenapa?"

"Kalau begitu ayo kita jalan-jalan ke pantai." Kenzo menarik tangan Zella untuk keluar dari hotel.

Sementara itu Zander mulai duduk di seberang meja Joan sambil memperhatikan putranya dari balik dinding kaca hotel bermain bersama Zella. Sesekali pria itu tersenyum melihat betapa bahagianya putranya bermain bersama wanita itu.

"Tuan Zander." Panggilan Joan mengalihkan perhatian Zander. "Apa sebelumnya Kenzo juga pernah menganggap wanita lain selain Kak Zella sebagai mommy-nya?"

Zander terdiam sejenak. "Sejujurnya ... ini adalah pertama kalinya."

"Oh, ya? Apa mungkin karena wajah Kak Zella mirip dengan wajah istri Tuan Zander?" Joan jadi makin penasaran.

Zander tidak menjawab pertanyaan Joan. Pria itu justru tersenyum dipaksakan, sambil kembali menatap Kenzo dan Zella yang terlihat asyik bermain di luar sana.

*

*

Beberapa hari kemudian.

Semakin hari Kenzo semakin dekat dengan Zella, bahkan sekarang mereka sudah seperti ibu dan anak sungguhan. Sekarang ini mereka berempat tengah makan malam di restoran hotel tempat mereka menginap hampir seminggu ini.

"Mommy, karena Mommy tidak mau tidur di kamar Kenzo dan Daddy, jadi biar Kenzo dan Daddy yang tidur di kamar Mommy. Bagaimana?" Ucapan bocah polos itu membuat ketiga orang dewasa yang sedang bersamanya melongo.

"Kenzo, kau ini bicara apa, Nak? Kita berdua tidak boleh tidur di kamar Aunty Zella, sebab kita ini baru beberapa hari kenal. Tidak sopan jika kau ingin kita berdua melakukan hal seperti itu." Zander mencoba menjelaskan pada putranya tentang permintaan tidak masuk akalnya itu.

"Apanya yang baru kenal, Daddy? Mommy Zella itu mommy-nya Kenzo, tidak mungkin kita baru kenal dengan mommy-nya Kenzo sendiri. Mommy itu hanya pernah pergi, bukan berarti setelah dia kembali kita tidak saling mengenal lagi." Kenzo tetap saja ngotot pada keinginannya.

Zander mengusap wajahnya kemudian mendengus kasar. Putranya itu benar-benar keras kepala dan sulit sekali diberi tahu. Bagaimana bisa Kenzo memintanya untuk tidur bersama dengan seorang wanita semudah meminta permen.

"Sebenarnya Kenzo iri sama teman-teman Kenzo, mereka semua punya mommy dan daddy. Setiap malam mereka juga tidur dengan mommy dan daddy mereka. Kenzo juga mau seperti itu." Kenzo berkata sambil menekuk wajahnya sedih.

Melihat wajah sedih Kenzo, Zella jadi tidak tega. "Kenzo sayang, kalau Kenzo mau tidur di kamar Aunty-"

"Mommy, bukan Aunty," protes Kenzo meralat ucapan Zella.

"Ah, iya. Mo-Mommy, Mommy minta maaf." Menyebut dirinya sendiri dengan sebutan mommy padahal dirinya belum menikah jelas terasa aneh bagi Zella, tapi agar Kenzo tidak sedih Zella terpaksa melakukannya. "Kenzo boleh saja tidur di kamar Mommy, tapi ... Daddy Zander tidak boleh ikut." Zella berusaha menjelaskan pada Kenzo.

"Kenapa? Apa Mommy marah sama Daddy?" tanya Kenzo.

"Bukan seperti itu, Sayang. Mommy bukannya marah sama Daddy, tapi kami tidak boleh tidur bersama karena kami belum menikah," jelas Zella.

"Kalau begitu Mommy dan Daddy menikah saja sekarang, biar kita bertiga bisa tidur sama-sama malam ini." Kenzo berkata dengan entengnya, membuat Zander langsung tepuk jidat.

Sementara Joan, pemuda itu justru mengulum tawa mendengar ucapan Kenzo. Kenzo ini benar-benar anak yang lucu, polos, dan menggemaskan. Seolah-olah Kenzo menganggap bahwa pernikahan sesimpel dan semudah itu untuk dilakukan.

"Kenzo, sudah. Kalau kau terus-terusan membuat ulah, Daddy akan membawa kamu pulang ke Jakarta sekarang juga," ancam Zander, kelakuan putranya itu benar-benar membuat kepalanya pusing sekaligus malu pada Zella dan Joan.

"Kenzo tidak mau pulang, Dad. Kenzo mau sama Mommy." Kenzo memeluk Zella dengan sangat erat, seolah-olah tidak rela melepasnya lagi.

"Tuan Zander, tolong jangan marah pada Kenzo. Dia itu masih kecil dan belum mengerti apa-apa," ucap Zella. "Kenzo sayang, menikah itu tidak semudah yang kau pikirkan. Menikah itu butuh persiapan yang matang dan proses yang panjang, tidak semudah membeli mainan di toko, yang ketika sudah dibayar, mainannya langsung bisa dibawa pulang."

"Oh jadi seperti itu ya, Mommy."

"Iya, Sayang. Seperti itu. Kenzo sudah mengerti, 'kan?" Pertanyaan Zella langsung dijawab anggukan oleh Kenzo.

"Daddy, kalau begitu malam ini Daddy tidur sendiri, ya? Kenzo mau tidur di kamar Mommy. Bye, Daddy. Sampai ketemu besok." Kenzo berkata pada daddy-nya kemudian menarik tangan Zella untuk segera pergi meninggalkan restoran tempat mereka makan malam.

"Tapi, Kenzo- tunggu dul-" Zander sebenarnya tidak setuju dengan keputusan Kenzo, tapi disaat dia ingin mencegah anak itu pergi, Kenzo sudah terlanjur bersemangat menarik Zella untuk pergi dari sana. "Anak itu benar-benar."

"Tuan Zander, tenang saja, kakakku pasti bisa menjaga Kenzo dengan baik malam ini," ucap Joan.

Meski pun Joan berkata demikian padanya, tapi tetap saja Zander merasa tidak tenang. Sebab, semenjak Kenzo lahir 5 tahun lebih yang lalu, ini pertama kalinya putranya itu pisah tempat tidur dengannya. Zander tidak begitu yakin bisa tidur dengan nyenyak malam ini karena tidak ada Kenzo di sampingnya.

Terpopuler

Comments

Heni Purwati

Heni Purwati

lanjut updatenya thor!

2023-03-07

0

Ajusani Dei Yanti

Ajusani Dei Yanti

makasih up nya thorrrrr kuh semangat

2023-03-07

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!