Waktu baru menunjuk pukul 10 malam, jika seperti biasa Kenzo pasti sudah tidur sejak 1 jam yang lalu. Zander yang belum terbiasa pisah tempat tidur dengan putranya pun menjadi gelisah. Matanya sama sekali tidak bisa tertidur. Zander ingin mendatangi Kenzo di kamar Zella tapi pria itu malu pada wanita tersebut. Alhasil, Zander pun memilih bangkit dari tempat tidur dan membuka laptopnya. Malam ini dia mau menyibukkan diri dengan pekerjaan kantor yang sudah hampir seminggu dia tinggal.
*
*
Keesokan paginya.
Zander baru datang ke kamar Zella saat waktu sudah menunjuk pukul setengah tujuh pagi.
"Maaf sudah merepotkanmu, Nona Zella," ucap Zander.
"Tidak sama sekali, Tuan Zander. Saya justru merasa sangat senang Kenzo ada di sini menemani saya, jadi saya tidak merasa kesepian." Zella berkata sambil tersenyum.
"Dad, semalam tidur Kenzo sangat nyenyak, karena Mommy terus memeluk Kenzo saat Kenzo tertidur." Kenzo bercerita dengan ekspresi bahagia, dan Zander bisa melihat itu dengan jelas.
"Oh, ya?"
"Iya, Dad."
Zander tersenyum kemudian menggendong putranya. Baru berpisah semalam saja rasanya sudah rindu berat. Lain kali dia tidak akan membiarkan putranya itu meninggalkannya tidur sendirian.
"Apa kalian sudah sarapan?" tanya Zander.
"Belum, Tuan. Saya dan Kenzo baru saja selesai mandi," jawab Zella.
"Kalau begitu ayo kita sarapan bersama. Ajak Joan juga."
*
*
Saat mereka tengah sarapan berempat seperti biasa, ponsel Zander tiba-tiba berdering.
"Aku permisi jawab telepon dulu."
Disaat yang bersamaan Joan justru langsung membulatkan matanya ketika melihat 4 orang pria mengenakan setelan jas berwarna hitam lengkap dengan kacamata hitam masuk ke dalam restoran tempat mereka sarapan pagi ini.
"Kak Zella, gawat. Mereka datang."
Zella ikut melihat ke arah mana Joan memandang. Sontak wanita itu jadi panik dan ketakutan saat melihat anak buah sang papa tiba-tiba muncul di sana. Terlihat ke empat pengawal itu membawa masing-masing foto di tangannya kemudian menunjukkan foto itu saat bertanya pada pengunjung lain.
"Cepat menunduk." Zella berkata sambil bersembunyi di bawah meja, diikuti oleh Joan.
Sementara, Kenzo yang melihat kelakuan aneh keduanya pun bertanya," Mommy, kenapa Mommy dan Uncle Joan bersembunyi di bawah meja?"
"Sst ... Kenzo, jangan ribut. Mommy dan Uncle Joan sedang dicari sama penjahat," bohong Zella sambil berbisik.
"Penjahat? Mana penjahatnya, Mommy?" tanya Kenzo sambil mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan.
"Itu, empat laki-laki yang memakai baju serba hitam itulah penjahatnya," jawab Zella. "Kenzo, Mommy dan Uncle Joan sembunyi dulu, ya? Kau tunggu Daddy Zander di sini dan jangan kemana-mana."
"Tapi, Mom-"
"Sst ... Kenzo, anak baik, yang patuh ya. Mommy dan Uncle Joan akan kembali setelah orang jahat itu pergi."
"Baik, Mommy. Tapi Mommy janji ya harus kembali lagi."
"Tentu saja, Sayang."
Perlahan-lahan Zella dan Joan mulai berjalan membungkuk sambil bersembunyi dari balik meja ke meja yang lainnya, hingga akhirnya mereka bisa berhasil keluar dari tempat tersebut tanpa perlu ketahuan.
"Kak, gawat. Apa yang harus jika lakukan sekarang? Tempat ini sudah tidak aman untuk kita berdua," kata Joan.
"Sepertinya kita harus segera pergi dari sini, Joan. Karena kalau tidak, kita berdua bisa tertangkap. Kau tahu apa yang akan terjadi pada kita berdua kalau sampai hal itu terjadi."
"Kau benar, Kak. Uncle Samuel pasti bukan hanya menghukummu, tapi aku juga."
*
*
Berselang setengah jam kemudian. Para orang suruhan papa Zella akhirnya pergi meninggalkan tempat tersebut. Zella dan Joan pun mengambil kesempatan itu untuk naik mengambil barang-barang mereka di kamar masing-masing.
Disaat Zella dan Joan tengah panik mengemas barang-barang mereka, keduanya sampai tidak sadar telah mengabaikan pesan dan panggilan dari Zander.
"Kak, apa kau sudah selesai berkemas?" tanya Joan. Pemuda itu kini sudah lengkap dengan jaket, topi, kacamata, serta masker. Hal yang sama juga dilakukan oleh Zella.
"Iya, sudah. Ayo kita pergi sekarang."
Sebelum meninggalkan hotel tersebut, tentu saja keduanya harus melapor kalau keduanya akan check out saat itu juga. Namun yang menjadi kendala, kartu kredit Joan sama sekali tidak bisa digunakan untuk membayar biaya tambahan pelayan hotel.
"Mohon maaf, Tuan, kartu Anda tidak dapat digunakan," kata resepsionis yang berjaga.
"Benarkah?" Joan lantas mengambil kartu yang lain. "Coba ini dan ini."
Namun sayangnya ketiga kartu milik Joan sama sekali tidak bisa digunakan. Hal itu tentu saja membuat keduanya menjadi panik.
"Kak, bagaimana ini? Jangan-jangan daddy sengaja memblokir semua kartuku?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments
Siti Nurjanah
😭😭😭😭😭
2023-05-17
0
Yuliana Tunru
akhir x up tp cm dikit
.😭😭
2023-03-11
0