"Ini kamarmu," kata Zander pada Joan. Saat ini mereka sudah sampai di rumah. "Dan yang itu adalah kamarmu, Nona Zella," tambah Zander sembari menunjuk kamar yang bersebelahan dengan kamar utama yang merupakan kamarnya dengan Kenzo.
"Terima kasih, Tuan Zander." Zella dan Joan berkata secara bersamaan.
"Tapi ... tidakkah ini agak berlebihan. Bagaimana kalau kami menempati kamar tamu yang ada di lantai bawah saja?" ucap Zella kemudian.
"Begini, Nona Zella, kenapa aku menunjukkan kamar untuk kalian berdua di lantai atas karena aku tahu kalian sangat dekat dengan Kenzo, terutamanya kau Nona Zella. Jika kamar kita semua saling berdekatan, itu bisa memudahkan untuk kalian menemani Kenzo ketika aku sedang tidak ada di rumah, karena terkadang aku sangat sibuk sampai pulang tengah malam," jelas Zander dan Zella serta Joan pun mengangguk mengerti.
"Oh iya, ada hal penting yang ingin aku jelaskan kepada kalian berdua sebagai penghuni baru di rumah ini." Zander lantas melihat ke arah ruangan yang terletak paling ujung. "Aku bukan hanya memberlakukan hal ini kepada kalian berdua, tapi ini juga berlaku kepada semua orang, termasuk Kenzo. Tolong jangan ada yang masuk ke dalam ruangan itu apa pun yang terjadi. Aku harap kalian berdua bisa bekerja sama."
"Oh, tentu saja, Tuan Zander. Kau tidak perlu khawatir. Setelah kau menjelaskan kepada kami, kami tidak mungkin lancang," ucap Zella.
"Iya, itu benar, Tuan Zander. Kau tidak perlu khawatir," tambah Joan.
"Mommy!" teriak Kenzo yang saat itu baru keluar dari kamarnya. "Sini, Mommy." Kenzo melambaikan tangannya ke arah Zella, tapi karena Zella tidak mendekat, Kenzo pun memilih untuk mendekat ke arah wanita itu.
"Mommy, ayo, bacakan buku dongeng untukku." Kenzo menarik tangan Zella untuk masuk ke dalam kamar. Zella yang merasa tidak enak pada Zander karena masuk ke dalam kamar pria tersebut pun langsung menghentikan langkah.
"Ada apa, Mommy? Kenapa Mommy berhenti?"
"Kenzo, itu ...." Zella menggantung ucapannya seraya melihat ke arah Zander. Melihat hal tersebut, Zander pun langsung mengerti.
"Tidak apa-apa, Nona Zella, masuk saja. Setelah ini aku akan masuk ke ruang kerjaku. Kalau kau tidak keberatan, kau bisa menemani Kenzo sebentar sebelum masuk ke kamarmu sendiri," ucap Zander.
"Baiklah, kalau begitu saya masuk temani Kenzo dulu." Zella dan Kenzo lantas masuk ke dalam kamar.
*
*
Tidak terasa sudah hampir satu minggu Zella dan Joan tinggal di rumah Zander sebagai pengasuh Kenzo. Ya, Joan membantu Zella untuk mengasuh Kenzo sebab Zander menolaknya untuk menjadi sopir apalagi tukang kebun. Menurut Zander, tidak pantas bagi seorang tuan muda dari Keluarga Samuel mengerjakan pekerjaan seperti itu untuknya.
"Kak, tidakkah kau merasa bosan tinggal di dalam rumah sepanjang hari?" tanya Joan, yang mulai jenuh dengan kesehariannya yang stay at home 24 jam nonstop dalam sehari selama 1 minggu terakhir. Saat itu dia dan Zella tengah menemani Kenzo bermain lego di dalam ruang bermain khusus.
Zella tersenyum. "Tentu saja aku tidak bosan. Bukankah sebelumnya aku memang sudah terbiasa tinggal di dalam rumah sepanjang hari. Apalagi sekarang sudah ada Kenzo yang menemani kita bermain dan selalu membuat kita tertawa. Jadi tidak ada alasan untuk aku bosan."
Joan mendengus. "Berbanding terbalik denganku, Kak. Rasanya aku mau mati karena bosan terkurung di dalam rumah terus menerus seperti ini. Aku ingin keluar menghirup udara segar."
"Ya sudah, kalau kau mau, kau bisa keluar ke taman belakang. Pekarangan rumah ini sangat luas, kau bisa keluar bermain bola bersama Kenzo, biar aku jadi wasitnya." Sejujurnya Zella merasa sangat bersalah. Dia merasa gara-gara ulahnya, kebebasan Joan jadi terenggut.
Joan berdecak. "Ck, bukan keluar seperti itu maksudku, Kak. Maksudku, aku ingin keluar ke tempat ramai dan bertemu dengan teman-temankku, juga ... kekasihku. Aku sudah sangat merindukannya."
Zella langsung geleng-geleng kepala mendengar ucapan Joan. "Dasar bucin," ucapnya, tapi sebenarnya dalam hati dia sangat kasihan.
'Maafkan Kakak, Joan.'
"Terserah kau mau bilang apa, Kak. Kalau aku bucin, itu artinya aku masih normal. Daripada kau yang tidak pernah mengalami yang namanya jatuh cinta."
"Enak saja. Siapa bilang? Saat kau masih tinggal di Inggris, aku tentu saja pernah berpacaran," ucap Zella yang tidak mau kalah. Meski pun dia harus mengarang cerita.
Joan terkekeh. "Kak ... Kak. Kalau pun kau pernah jatuh cinta dan berpacaran, paling kau hanya bisa berpacaran dengan bodyguard-mu."
Bug. Kepalan tinju Zella langsung mendarat di lengan Joan.
"Enak saja." Bibir Zella langsung mengerucut karena ditertawai oleh adik sepupunya itu.
"Ekhm." Suara deheman Zander mengalihkan perhatian mereka.
"Daddy! Daddy sudah pulang!" Kenzo langsung berlari memeluk daddy-nya yang saat itu baru pulang kerja.
"Wah ... anak, Daddy." Zander langsung membawa Kenzo ke dalam gendongannya. "Kenzo tidak nakal dan tidak merepotkan Aunty Zella dan Uncle Joan, 'kan?"
Kenzo menggeleng. "Tentu saja tidak, Dad. Kenzo 'kan anak baik."
Zander tersenyum kemudian menggendong putranya berjalan mendekat ke arah Zella dan Joan.
"Joan, aku dengar kau ingin keluar jalan-jalan?" tanya Zander.
Sontak Zella dan Joan langsung saling menatap. Sepertinya Zander tadi mendengar pembicaraan mereka, dan hal itu tentu membuat Zella menjadi sangat malu. Rasanya dia ingin mencubit Joan gara-gara sudah memancingnya berbicara hal yang tidak-tidak.
"I-iya, itu benar, Tuan Zander," jawab Joan. "Berada di dalam rumah terus-menerus rasanya aku sangat membosankan. Eh, lebih tepatnya aku tidak terbiasa. Rasanya aku ingin keluar jalan-jalan walau pun hanya sebentar."
Zander mengangguk-anggukkan kepalanya. "Aku mengerti perasaanmu. Ya sudah, kalau begitu kalian bertiga bersiap-siaplah, kita berempat keluar jalan-jalan bersama," ucapnya lalu tersenyum.
Mata Joan seketika berbinar. "Benarkah itu, Tuan Zander? Apa aku tidak salah dengar?"
Zander tersenyum sambil mengangguk. "Tentu saja. Kalian bertiga cepatlah bersiap-siap, aku akan menunggu di bawah."
Mengetahui mereka berempat akan keluar jalan-jalan, Kenzo pun merasa sangat senang. "Yeiy! Kita, pergi jalan-jalan, yeiy yeiy!" Begitu turun dari gendongan Zander, Kenzo langsung menarik tangan Zella untuk masuk ke dalam kamar. "Ayo, Mommy, kita bersiap sama-sama."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments
mom's Arthan
semoga aja gk ketemu sama para bodyguard papanya Zella diluar sana...
2023-03-25
0
Heni Purwati
pas jalan2 ketemu bodyguard papanya zella bisa kacau🤔🤔🤔
2023-03-24
0
Rahmi Miraie
semoga diluar sana tdk bertemu dgn bodyguard orangtuanya zela
2023-03-24
0