"Daddy!" Kenzo menarik tangan Zella untuk mendekati pria tampan berperawakan tinggi yang dia panggil 'Daddy' tersebut. "Daddy, akhirnya kita bertemu dengan Mommy."
Bocah itu terlihat sangat senang sekali, seolah-olah dia menemukan ibunya yang telah lama hilang.
Melihat putranya seperti itu, pria itu justru malah terdiam menatap Zella dengan dalam dan lekat.
Sementara Zella, ditatap seperti itu oleh seorang pria tampan jelas membuat wanita itu menjadi salah tingkah, wajahnya juga seketika menjadi merona.
"Tu-Tuan, tolong jelaskan pada anak Anda kalau saya ini bukan ibunya." Zella berkata dengan malu-malu, sebab daddy Kenzo terus saja menatapnya dengan lekat.
"Ah, i-iya. Maaf atas ketidak nyamanannya. Kenzo memang sering iseng dan membuat ulah seperti ini. Permisi, Nona." Pria yang belum diketahui namanya itu tiba-tiba saja menggendong putranya dan pergi dari sana.
Zella menatap punggung lebar pria itu yang kemudian hilang di balik pintu lift hotel.
"Kak." Sapaan Joan membuat lamunan Zella buyar.
"Joan ... kau mengagetkanku saja." Zella memegangi dadanya sambil mendongak menatap adik sepupunya itu.
"Apa Kak Zella mengenal orang itu?" tanya Joan penasaran.
Zella menggeleng. "Tidak, aku tidak mengenalnya. Tapi ... wajah pria itu rasanya tidak asing. Aku seperti pernah melihatnya sebelumnya, tapi di mana ya?"
Joan menggedikkan kedua bahunya, pertanda dia pun juga tidak tahu menahu.
"Oh iya, apa kau sudah memesan kamar?" tanya Zella kemudian.
"Sudah, Kak. Ini kunci kamarmu dan ini kunci kamarku. Ayo kita naik ke kamar kita masing-masing."
*
*
Malam hari, Zella dan Joan keluar mencari makan malam, tidak disangka mereka malah bertemu dengan Kenzo dan daddy-nya.
"Mommy ...!" Bocah kecil itu tiba-tiba saja berhambur memeluk paha Zella begitu melihatnya masuk ke dalam restoran bersama Joan.
"Eh, Kenzo. Kita bertemu lagi. Kau juga mau makan malam di sini, ya?" ucap Zella, dan bocah tampan itu pun mengangguk.
"Mommy makan malam bersama Kenzo dan Daddy, ya?" Bocah kecil itu mendongak menatap Zella sambil tersenyum manis, membuat Zella tidak tega menolaknya secara langsung.
"Tapi ...." Zella menoleh menatap Joan seolah meminta persetujuan.
"Mau ya, Mommy. Please ...."
"Ekhm." Suara deheman daddy Kenzo membuat Zella dan Joan melihat ke arah pria itu. "Kenzo, berhenti bersikap tidak sopan pada orang asing, Nak."
"Tapi, Dad, dia bukan orang asing, dia mommy-nya Kenzo." Wajah bocah itu seketika terlihat sedih.
"Eh, tidak apa-apa, tidak apa-apa, Tuan," kata Zella. "Kenzo, jangan sedih, ya?"
"Namaku Zander." Daddy Kenzo tiba-tiba saja mengulurkan tangan pada Zella untuk berkenalan.
Dengan canggung Zella membalas uluran tangan pria itu. "Ze-Zella."
Pria bernama Zander itu tersenyum, manis sekali di mata Zella. "Senang berkenalan denganmu, Nona Zella."
Zander lantas mengulurkan tangannya pada Joan dan keduanya pun juga saling berkenalan.
"Mm ... bisakah kalian berdua makan malam bersama kami?" Zander bertanya pada Zella dan Joan.
Zella dan Joan tidak langsung menjawab, justru malah saling menatap.
"Em ... kalau kalian keberatan juga tidak apa-apa. Sebenarnya aku menawari kalian makan malam bersama karena aku lihat Kenzo senang bertemu dengan kalian," jelas Zander sedikit tidak enak.
"Oh, tidak masalah, tidak masalah, Tuan Zander. Kami juga tidak keberatan kok," kata Zella. "Iya 'kan, Joan?" tanyanya sambil mencubit pelan lengan pemuda itu.
"I-iya, kami sama sekali tidak keberatan," ucap Joan.
Mendengar hal itu Kenzo langsung meloncat-loncat kegirangan. "Hore! Kita mau makan malam bersama Mommy! Ye ye ye!"
Semua langsung tertawa melihat tingkah bocah tampan itu.
"Nona Zella, Joan, mari silahkan ikut bersamaku," ajak Zander.
*
*
Makan malam pun dimulai, Kenzo duduk di samping Zella sedangkan Zander duduk di sebelah Joan. Dalam moment makan malam ini, Kenzo dengan terang-terangan meminta dimanjakan oleh Zella.
"Aa ... makan yang banyak." Zella membuka mulutnya lebar-lebar padahal yang dia suapi adalah Kenzo. Ya, sesuai permintaan bocah itu, dia baru mau makan kalau Zella menyuapinya, untungnya Zella sama sekali tidak keberatan. Padahal sebenarnya Zella tidak begitu suka dengan anak kecil, tapi entah mengapa dengan Kenzo dia merasa ada yang berbeda. Seperti mereka berdua memiliki ikatan batin tersendiri.
"Nona Zella, maaf merepotkanmu. Biasanya Kenzo mandiri makan tanpa perlu di suapi, tapi entah mengapa denganmu dia begitu manja." Zander sebenarnya merasa kurang enak dengan hal tersebut.
Zella tersenyum. "Tidak apa-apa, Tuan Zander. Namanya juga anak-anak."
"Oh iya, kalau saya boleh bertanya, memangnya mommy kandung Kenzo kemana, Tuan Zander?" tanya Joan.
Zander tidak langsung menjawab. Ekspresi wajah pria itu seketika jadi berubah sebelum bercerita. "Sejak Kenzo lahir, mommy-nya memang sudah pergi meninggalkannya. Bahkan istriku belum sempat melihat wajah putra kami."
"Maksudnya?" tanya Joan tidak begitu mengerti.
"Joan," tegur Zella. Melihat wajah sedih Zander membuatnya jadi tidak enak hati gara-gara pertanyaan adik sepupunya itu. "Maafkan Joan, Tuan Zander, dia masih belum bisa berpikiran dewasa."
"Tidak, tidak apa-apa." Zander tersenyum dipaksakan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments
Yuliana Tunru
awal cerita yg bagus..lanjut up x thor sdh lgsg ke favorit
2023-03-05
0
N_ariya
lanjut Thor...makin penasaran nih...jangan jangan....🤭
2023-03-05
0
Heni Purwati
seru lanjut Thor update nya!!!!
2023-03-05
0