Jeff masih merenungi hati nya yang mulai bercabang, di sisi lain dia memang masih mencintai sang istri dan tak ingin menduakan nya, tapi dia juga tak bisa selamanya begini, dia merasa sangat kesepian, dia butuh seseorang untuk menyalurkan nafsu nya juga. Haruskah dia menikah lagi, secara diam-diam? Tapi itu pasti akan sangat menyakiti Queen, dia juga tak bisa egois dan hanya memikirkan kebahagiaan nya sendiri, dia juga harus memikirkan Queen, wanita yang dia nikahi 3 tahun lalu.
"Permisi Tuan Jeff, sudah sampai." Ucap sang supir membuat Jeff terperanjat, dia menghabiskan waktu di perjalanan dengan melamunkan nasib pernikahan nya.
"Ya terimakasih." Jawab Jeff, lalu keluar dari mobil, menutup pintu nya cukup keras.
"Sepertinya Tuan Jeff sedang punya masalah berat, dia melamun terus. Semoga saja Nyonya Queen cepat sembuh agar Tuan tidak kesepian lagi." Gumam sang supir, dia merasa iba dengan keadaan Jeff. Laki-laki itu jadi sering melamun sejak istri nya di nyatakan mengidap kanker rahim stadium 3.
Jeff melangkahkan kaki nya masuk ke dalam kantor, Kirana yang sudah menunggu di lobi pun segera mengikuti bos nya itu seperti biasa. Menyapa nya dengan senyum manis juga, seperti tidak terjadi apa-apa kemarin.
"Selamat pagi Tuan."
"Pagi Kiran. Jam berapa klien itu datang?" Tanya Jeff, karena meeting nya di tunda kemarin, jadi klien itu memutuskan untuk melakukan meeting di perusahaan milik Jeff.
"Pukul 8 Tuan, saat ini beliau sedang dalam perjalanan." Jawab Kirana sambil membuka berkas yang dia pegang.
"Baiklah, ayo ke ruangan saya. Ada yang ingin saya bahas, penting." Kirana menganggukan kepala nya, lalu ikut masuk ke dalam lift.
Sebenarnya Kirana merasakan canggung luar biasa saat berdekatan dengan Jeff, apalagi setelah ciuman kemarin, tapi dia harus profesional dalam pekerjaan.
Jeff berdiri tegap di depan Kirana, dengan kedua tangan yang di masukan ke dalam saku celana bahan nya. Perempuan itu menatap punggung tegap itu dengan hati berdebar, tiba-tiba saja dia penasaran, bagaimana rasanya memeluk tubuh itu?
'Kirana, astaga. Seperti nya otak mu ini ketumpahan minyak bekas, licin gini. Tapi licin nya malah ke arah hal yang mustahil.' Batin Kirana, dia merutuki kebodohan nya karena membayangkan hal yang tak penting di saat begini.
Lift terbuka, Jeff segera berjalan mendahului Kirana. Dengan langkah pelan dia mengikuti Jeff ke ruangan nya, entahlah rasa ruangan ini terasa lebih mencekam dari pada biasa nya, tiba-tiba saja bulu kuduk nya meremang.
"Duduk Kirana!" Perempuan itu menurut dan duduk di kursi yang berhadapan dengan kursi kebesaran Jeff. Pria itu menatap Kirana dengan tatapan yang tak dapat di artikan apa artinya.
"Tolong jangan salah paham dengan kejadian kemarin, Saya tidak sengaja."
"Tidak perlu mengingatkan saya lagi, Tuan. Saya sudah melupakan nya, tidak apa-apa." Jawab Kirana, disaat seperti ini dia masih bisa memberikan senyum terbaik nya.
"Baiklah, lanjutkan pekerjaan mu dan bersiap untuk meeting itu."
"Siap tuan." Kirana pergi dari ruangan itu, meninggalkan pria tampan itu sendirian dengan perasaan berkecamuk.
"Apa aku harus memecat wanita itu agar aku tenang? Tapi dia butuh uang untuk pengobatan ibu nya, lagi pun pekerjaan nya bagus. Alasan apa yang harus aku pakai untuk memecat nya? Dia tak punya kesalahan, tapi kalau selalu berdekatan dengan nya membuat aku tak tenang." Gumam Jeff, dia bingung sendiri jadinya.
Kirana adalah rekomendasi dari Hanna, karena waktu itu Kirana menganggur karena baru saja di pecat dari pekerjaan lama nya. Jeff mempercayai Kirana dan akhirnya mengangkat perempuan itu menjadi sekretaris nya, tak lama berselang asisten pribadi nya berhianat dengan korupsi milyaran itu membuat perusahaan merugi besar dan saat itu lah Jeff memutuskan untuk memilih Kirana juga sebagai asisten nya, jadi tugas nya di kantor sekretaris yang juga merangkap menjadi asisten pribadi. Sejauh ini dia menjalankan pekerjaan nya dengan baik, tak pernah melakukan kesalahan fatal, hanya ada beberapa kesalahan yang sepele itu pun masih bisa di perbaiki.
Jeff masih kebingungan sendiri, dia mengacak rambut nya frustasi. Tapi dia menghentikan kegiatan nya dan kembali menyisir rambut nya saat mendengar bunyi ketukan lirih di luar pintu.
"Masuk.."
Kirana membuka pintu dan mempersilahkan seseorang masuk, pria itu pun masuk beserta ajudan nya. jeff berdiri dari duduk nya, menyambut kedatangan pemegang saham terbesar yang berasal dari luar negeri itu dengan ramah.
"Selamat datang di perusahaan saya Pak Martin, mari."
"Ya, terimakasih Tuan Jeff." Jawab pria itu dengan senyum nya juga. Ketiga nya pun duduk, tapi tidak dengan satu orang pria yang datang bersama Martin. Pria itu berdiri tegak di samping Martin dengan tangan yang menenteng tas kecil.
"Kita langsung ke inti nya?" Tanya Jeff.
"Tentu saja, mari kita mulai meeting ini. Saya harus segera kembali karena anak menantu saya melahirkan." Jawab Martin dengan senyum yang terpatri di ujung bibir keriput nya.
"Wahh anda sudah punya cucu? Selamat tuan." Ucap Kirana antusias.
"Siapa Dia?" Tanya Martin. Sejauh dia bekerja sama dengan Jeff, baru kali ini dia melihat perempuan itu.
"Aaa maaf Tuan, Saya belum mengenalkan nya. Ini Kirana, sekretaris sekaligus asisten pribadi saya." Jawab Jeff.
Martin mengangguk-angguk mengerti, namun berbeda dengan tatapan pria yang berada di belakang Martin, dia menatap Kirana seakan tanpa berkedip dan hal itu di sadari oleh Jeff.
Entah kenapa, dia tak suka melihat tatapan pria itu pada Kirana.
.....
🌷🌷🌷🌷
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
Mimik Pribadi
Cemburu!! bilang booozz,,,,🤣🤣
2023-09-12
1
Muhammad Iqbal
bosss galau dilirik... marah... tapi tidak mau halalin... bosss..... bosssd
2023-01-11
3
nuna jimin🧸🧸
si jeff kalo da yg nglirik kirana slalu ga suka, trus maupun pa jeff...lnjut thor smngt
2022-12-17
2