"Aku kira Kakak cantik itu Mommy," ucap Shasha.
Membuat hati Renata seolah patah. Namun, karena tak ingin membuat Lee curiga, dia segera menguasai dirinya. Dia menarik nafas dalam-dalam, lalu mencoba untuk tersenyum. Meski dadanya benar-benar sesak.
"Tidak apa-apa, Nona Shasha, kalau begitu ayo kita masuk ke dalam," balas Renata, membuat Shasha semakin tersenyum lebar.
Mereka pun berjalan dengan saling bergandengan tangan. Berbeda dengan Gio yang terlihat acuh tak acuh. Renata yang mulai memahami sikap anak lelakinya, lantas menoleh ke arah Gio. "Tuan kecil mau digandeng juga?"
Gio hanya melirik sekilas, dia diam dan tak menjawab, tetapi Renata tidak bisa dibohongi, tatapan mata itu seolah memintanya agar lekas menggapai tangan Gio.
Tanpa meminta izin, Renata menggapai satu tangan Gio, dan gerakannya berbarengan dengan Lee. Hingga kini kedua tangan Gio dipegang oleh kedua orang tuanya.
Renata dan Lee saling pandang, pria itu mendelik, membuat Renata memilih untuk melepaskan. Namun, sebelum itu terjadi Gio lebih dulu bersuara. "Ayo masuk!"
Wanita itu benar-benar merasa terancam, sebab tanpa melihat wajah Lee, dia sudah bisa merasakan bahwa pria itu sedang menatapnya dengan tajam.
"Let's go, Kakak Cantik. Kamu harus melihat penampilanku hari ini, karena aku akan menyanyikan lagu ayah untuk Daddy," timpal Shasha sambil menarik tangan Renata. Sama halnya dengan Gio yang menggenggam erat tangan wanita itu.
Astaga, kenapa mereka jadi terlihat seperti keluarga bahagia? Hih, dengan membayangkannya saja membuat bulu kuduk Renata meremang seketika.
Dia pasrah, dan berjalan dengan menggandeng kedua tangan anaknya. Sementara Lee tersenyum tipis, karena melihat anak-anaknya yang terlihat sangat antusias dan sumringah.
Dia sengaja membawa Renata, agar wanita itu berpisah dengan Zack. Karena dia yakin, akan bahaya jika membiarkan mereka berduaan dalam satu ruangan.
"Kakak cantik dan Daddy duduk di sini," ucap Shasha, ketika mereka sudah masuk ke dalam ruangan pentas. Gadis kecil itu terlihat senang sekali, karena sang ayah mampu menghadiri acara sekolahnya. Terlebih Lee membawa Renata.
"Ah, saya cari tempat lain saja, Nona Shasha," ujar Renata, tidak mungkin mereka duduk bersebelahan sepanjang acara berlangsung. Dia tidak akan mungkin nyaman.
Mendengar itu, tiba-tiba Lee mengeratkan gigi depannya. Entah kenapa penolakan Renata, seolah mampu merendahkan harga dirinya. "Memangnya kamu mau duduk di mana?!" Sentak Lee, kembali menghunuskan tatapan tajam.
Kentara sekali sedang menunjukkan ketidaksukaannya.
"Saya bisa duduk di mana saja, Tuan, lagi pula saya ini kan bukan termasuk tamu undangan," balas Renata terbata, sambil memberikan alasan yang paling masuk akal.
"Sekolah menyediakan dua kursi untuk orang tua murid, lagi pula mereka sudah memberikan nomor pada tiap kursi, jadi Aunty tidak bisa duduk sembarangan!" timpal Gio, yang membuat Renata gelagapan. Ada apa dengan kedua pria ini? Kenapa dia merasa sedang diintimidasi.
Renata meneguk ludahnya kasar, dan pada akhirnya dia tidak bisa membantah. "Baiklah, saya akan duduk di sini." Pungkasnya, lalu melandaskan pantatnya ke kursi.
"Kalau begitu aku dan Kak Gio pergi dulu ya, Kakak cantik, Daddy. Karena sebentar lagi aku akan dipanggil," ucap Shasha. Dia harus kembali ke tempatnya yaitu deretan kursi paling depan, di mana semua murid taman kanak-kanak berkumpul.
Renata mengulum senyum, dia mengelus lembut puncak kepala kedua anaknya seraya berkata. "Semangat ya, kalian pasti bisa melakukannya. Saya akan mengambil gambar Nona Shasha dan Tuan Kecil dari sini. Supaya jadi kenang-kenangan."
"Of course!" balas mereka berbarengan. Kemudian berlari menuju kursi masing-masing. Membuat Renata benar-benar merasa menjadi ibu.
Dia tidak tahu kalau sedari tadi interaksinya diamati oleh Lee. Namun, pria dengan tingkat gengsi selangit itu memilih untuk tidak berkomentar.
Hingga tak berapa lama kemudian, acara pun dimulai. Lee diminta maju ke depan untuk memberikan sambutan, sebagai perwakilan wali murid.
Pria itu berbicara dengan lancar meskipun tidak ada latihan sebelumnya, karena profesinya yang kerap bertemu dengan banyak orang, membuat dia memiliki keahlian dalam bidang komunikasi.
"Meskipun tema hari ini adalah hari ayah, tapi saya tidak lupa untuk berterima kasih kepada seseorang yang telah melahirkan kedua anak saya. Tanpa dia, saya tidak akan mendapatkan anugerah seindah ini. Dan untuk semua ayah yang ada di dunia, jangan pernah patah semangat untuk memberikan yang terbaik bagi putra-putri anda. Apapun pekerjaan kalian, kalian hebat!" ucap Lee di akhir sambutannya.
Dan langsung disambut riuh tepuk tangan semua orang yang ada di ruangan itu, kecuali Renata. Dia hanya terdiam dan terpaku dengan kalimat yang baru saja dia dengar, apa maksud ucapan Lee? Kenapa pria itu berterima kasih kepadanya?
Wanita itu melirik bawah, dan dia langsung tersadar saat itu juga. Hah, tentu saja Lee harus berterima kasih kepadanya, itu semua karena dia pantas mendapatkannya.
Dia yang sudah mengandung dan melahirkan Gio dan Shasha, lalu dengan mudah Lee memisahkannya, agar Sofia bisa merasakan nikmatnya menjadi seorang ibu. Yah, itu pasti alasannya. Kali ini dia tidak boleh dibohongi lagi, apalagi sampai terlena oleh ucapan Lee.
"Dan selanjutnya, penampilan dari Gio dan Shasha, perwakilan kelas A Besar, yang akan membawakan lagu ayah," ujar sang pembawa acara. Sementara Lee sudah kembali duduk di samping Renata.
Mendengar itu, Renata kembali mengangkat kepala, dan menatap ke arah panggung. Dia tersenyum lebar ketika melihat kedua anaknya berada di atas sana.
Renata bertepuk tangan. "Nona Shasha, Tuan Kecil."
Mendengar namanya dipanggil Shasha langsung mengarahkan pandangan matanya ke arah Renata. Dia tersenyum, sambil menatap Lee dan Renata secara bergantian. "Selamat hari ayah, untuk Daddy kami yang hebat."
Lee tersenyum tipis, lalu melambaikan tangannya. Semua orang terdiam, dan mulai mendengarkan lagu yang dibawakan oleh Shasha, bersama Gio yang bermain piano.
Meskipun masih banyak kesalahan, tetapi hal tersebut tak mampu mencegah laju air mata Renata. Sambil merekam penampilan kedua anaknya, dia terus terisak-isak. Karena untuk pertama kalinya, dia bisa mendampingi Gio dan Shasha.
Tangis Renata yang terdengar keras mengundang perhatian Lee.
"Hei, kamu ini kenapa?" tanya pria itu. Membuat Renata langsung menghapus air matanya.
"Saya terharu, Tuan. Mereka benar-benar hebat," jawab Renata sesenggukan.
Lee mengernyitkan dahinya, kemudian mengambil alih ponsel dari tangan Renata, membuat wanita itu melebarkan kelopak matanya. "Tuan!"
"Kalau kamu yang merekam, yang ada hanya ada suara ingusmu yang terus keluar!" cibir Lee, setengah mengejek.
Renata mendelik, tetapi apa yang dikatakan Lee memang benar. Sedari tadi dia terisak-isak, sudah tentu hasil videonya hanya akan menampilkan suara ingusnya yang naik turun. Cih, benar-benar memalukan.
Hingga akhirnya Renata memilih untuk mengalah. Dia membiarkan Lee memegang ponselnya sampai Shasha dan Gio selesai tampil.
"Hih, tahu diri juga!" gumam Lee, dan Renata tidak mampu mendengarnya.
***
Jangan lupa ekor ulernya diteken, biar kepalanya cepet nongol 🤣🤣
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments
Pia Palinrungi
apakah lee menyadari kalau renata adalah alicha
2023-12-24
1
Yunia Afida
jadi ingat anakku pertama tampil ikut nyanyi dia yg pegang mik, ditengah jalan lupa ama lagunya lang berhenti dan turun
2023-09-06
0
Yunia Afida
gengsi digedein sih
2023-09-06
0