Setelah beberapa hari menjadi sekertaris Lee, Renata mulai menguasai pekerjaannya. Namun, itu semua tak lepas dari bantuan Zack, karena pria itu memang ditugaskan untuk mengajari Renata.
Akan tetapi hal itu justru seperti boomerang bagi Lee. Setiap hari dia harus melihat komunikasi antara Zack dan Renata, yang membuat dia selalu ternganga.
Wanita itu terlihat sekali membeda-bedakan dirinya dengan sang asisten. Bahkan dari caranya bicara.
Seperti saat ini, Lee melirik ke arah Renata dari balik mejanya. Wanita itu terlihat sedang berbicara dengan Zack, tetapi entah kenapa Renata tiba-tiba berdiri.
"Asisten Zack, sepertinya dasimu miring," ujar Renata sambil menatap ke arah leher Zack.
Pria yang ada di hadapan Renata langsung mengerjap, lalu menyentuh dasinya. "Oh benarkah?"
"Iya, apakah anda ingin saya bantu untuk membetulkannya?"
Zack langsung menatap wajah Renata dengan seksama. Wanita cantik ini benar-benar terlihat perhatian, bukan hanya padanya, tetapi juga terhadap anak-anak kecil, seperti Gio dan Shasha.
Diam-diam Zack mulai mengagumi sosok Renata yang memiliki jiwa keibuan, hingga dia tidak menyadari tatapan mata Lee di seberang sana. "Boleh." Kata pria itu, membuat Renata langsung tersenyum.
Renata mengulurkan tangan, tetapi belum sampai dia menyentuh dasi Zack, terdengar sebuah deheman keras, hingga menyadarkan keduanya.
"Ehem!"
Zack langsung gelagapan, sementara Renata kembali menarik tangannya, karena terlalu terkejut. Renata melakukan itu semua bukan tanpa alasan, dia sengaja mendekati Zack, karena menginginkan informasi seputar anak-anaknya.
Apalagi dia sudah tahu kalau Zack ternyata sepupu Lee. Itu artinya hubungan mereka dekat.
"Aku menggaji kalian bukan untuk bermesraan di kantor. Jadi, tolong jaga sikap kalian," cetus pria itu dengan tatapan tak main-main, entah kenapa Lee merasa gerah melihat interaksi kedua bawahannya.
Sementara Zack dan Renata saling pandang. Mereka terlihat kikuk.
"Tuan, tolong jangan salah paham!" Ujar Zack, ingin menjelaskan. Namun, Lee seolah malas untuk mendengar alasan apapun. Dia mengangkat satu tangannya menyuruh Zack diam.
"Renata, bersiap-siaplah! Kita akan segera keluar!"
Mendengar itu, Renata langsung mengangkat kepala. Karena sebelumnya tidak ada konfirmasi apapun bahwa mereka akan pergi keluar. "Kita mau ke mana, Tuan?"
Sebelum menjawab, Lee lebih dulu berdiri dan memakai jas kerjanya. Dia menatap datar ke arah Renata yang setia menunggu jawaban. "Tidak perlu banyak tanya. Aku tunggu di mobil."
"Tuan, lalu saya bagaimana?" tanya Zack dengan mimik terperangah. Karena tidak biasanya Lee meninggalkan dia di perusahaan.
Lee yang sudah berjalan ke arah pintu, langsung menghentikan langkahnya. Dia menoleh ke samping. "Karena Renata masih baru, kamu yang tunggu di sini. Jaga perusahaan, kalau ada sesuatu yang penting segera hubungi aku!"
Zack tidak bisa membantah, karena dia tidak akan mungkin membiarkan Renata tetap tinggal, sementara wanita itu belum bisa diandalkan.
Akhirnya Zack mengalah, dia membiarkan Renata ikut dengan Lee.
"Asisten Zack, saya permisi dulu," ucap wanita itu, ketika hendak meninggalkan ruangan. Zack hanya mengangguk, lalu memerhatikan punggung Renata yang mulai menghilang dari balik pintu.
Setelah sampai di basemen, Lee langsung duduk di balik kemudi. Sementara Renata membuka pintu belakang, dan hal tersebut tentu membuat Lee mendelik. "Kamu pikir aku supir?!" Tanyanya sebelum Renata masuk.
"Ya, Tuan."
"Duduk di depan!" titah Lee, membuat Renata mengerutkan keningnya. Merasa enggan untuk duduk bersebelahan dengan pria brengsekk seperti Lee, apalagi mereka hanya berdua.
"Saya di belakang saja, Tuan," ujar Renata, tak mengindahkan perintah atasannya.
"Ingat baik-baik, aku tidak suka mengulang perkataanku, jadi jangan membantah!"
Ingatan Renata langsung tertuju pada satu kalimat yang baru saja Lee ucapkan. Sebuah kalimat yang sama, yang pernah dilontarkan kepadanya.
Dasar pria pemaksa! Tidak punya perasaan. Gerutu Renata sambil membuka pintu, dan akhirnya terpaksa duduk di samping Lee.
Renata langsung memasang sabuk pengaman, lalu setelah itu Lee menancap gas, membuat jantung Renata seperti ingin copot. Dia melirik sekilas ke arah Lee, sepertinya pria itu sedang merasa kesal.
Selama perjalanan, tidak ada yang bersuara. Keduanya bungkam dengan kemelut pikiran masing-masing. Renata yang terus bertanya-tanya tujuan mereka, sedangkan Lee entah memikirkan apa.
Sedari tadi pria itu hanya fokus pada jalanan, tidak ada niat sedikitpun untuk mengajak Renata bicara.
Hingga tak berapa lama kemudian, mereka pun sampai di sebuah taman kanak-kanak. Renata langsung ternganga, dan melirik ke arah Lee. Untuk apa mereka datang ke tempat ini?
"Tuan, untuk apa kita datang ke mari? Sepertinya kita tidak memiliki kerja sama dengan sekolahan," ujar Renata, memberanikan diri untuk bertanya.
Lee langsung melepas sabuk pengaman, lalu menjawab tanpa melirik ke arah Renata. "Ini sekolah Gio dan Shasha, dan hari ini adalah hari ayah. Aku harus menghadirinya."
Mendengar itu, mata Renata langsung terbelalak lebar. Jadi, dia memiliki kesempatan lagi untuk bertemu dengan kedua anaknya. Wajah wanita itu berubah sumringah, seperti Lee, dia pun segera melepas sabuk pengaman dan keluar dari mobil.
Dan tepat pada saat itu, mereka langsung disambut teriakan kedua anaknya. "Daddy, Mommy!"
Deg.
Waktu seolah berhenti berputar, saat Renata mendengar Gio dan Shasha memanggil dia dengan sebutan seperti itu. Rasanya sungguh membahagiakan, hingga membuat sudut mata Renata sedikit mengembun.
Namun, dia langsung disadarkan oleh genggaman tangan Shasha. Gadis kecil itu tersenyum manis. "Aku kira Kakak cantik itu Mommy." Ujarnya, yang membuat hati Renata seolah patah.
***
Jangan lupa sajennya Oey🤸
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments
Lusiana_Oct13
Sabar ya re nanti pasti km dipangil mmy
2024-11-30
0
Pia Palinrungi
waduhh tenang renata lama2 jg akan dipanggil mommy
2023-12-24
2
Yunia Afida
semangat ree
2023-09-06
0