"DADDY!" teriak Gio dan Shasha berbarengan.
Membuat jantung Renata seperti ingin lepas dari sarangnya. Hingga yang bisa ia lakukan hanyalah mematung di ambang pintu dengan matanya yang membulat sempurna.
Sebuah reaksi yang tak berbeda jauh dengan pria yang ada di dalam sana. Lee tampak sangat terkejut.
Karena kedua anaknya datang tanpa Sofia. Hanya ada beberapa tim keamanan yang menemani dua bocah itu naik ke lantai ini, dan itupun orang-orang perusahaan.
"Hei, bagaimana kalian bisa datang ke mari?" tanya Lee dengan kening yang berlipat-lipat. Dia bangkit dan mensejajarkan diri untuk mengecek tubuh Gio dan Shasha, takut terjadi sesuatu pada kedua anaknya.
Namun, Lee tidak menemukan apapun.
"Kami ingin memberi kejutan pada Daddy, iya 'kan, Kak?" jawab Shasha seraya bergelayut manja di bahu sang ayah. Sebab dia telah sepakat dengan Gio untuk pergi ke perusahaan Lee setelah pulang sekolah, tanpa sepengetahuan Sofia.
"Of course."
"Bukan, maksud Daddy dengan siapa kalian datang? Ha? Kenapa hanya berdua? Kalian tidak naik kendaraan umum lagi 'kan?"
Bukannya merasa senang dengan kehadiran Gio dan Shasha, Lee justru merasa marah, karena dia takut kedua bocah itu kenapa-kenapa. Mereka baru saja berumur lima tahun, bagaimana kalau Gio dan Shasha menjadi korban penculikan?
"Tidak, Dad. Kami tidak pakai kendaraan umum, tapi kami pakai taksi," jawab Gio, karena dalam pikirannya, kendaraan umum hanyalah bus besar yang dapat mengangkut banyak penumpang. Ya, mereka pernah menaikinya beberapa bulan lalu, membuat Sofia dan Lee marah.
Lee semakin mendelik. Tak berbeda jauh dengan Zack yang berdiri di belakang mereka.
"Hei, taksi itu juga kendaraan umum, Gio. Kalian tidak bisa naik sembarangan, apalagi tidak ada orang dewasa yang menemani kalian!" cetus Lee dengan mimik wajah serius.
"Tapi di sana tidak banyak orang, Dad. Aku dan Kak Gio hanya berdua," timpal Shasha, yang membuat Lee tak habis pikir. Pria itu menyugar rambutnya, menahan rasa kesal di dadanya.
"Gio, Shasha. Itu jauh lebih berbahaya, bagaimana kalau supir taksinya orang jahat? Lalu kalian dibawa pergi, hingga tak bisa kembali dan bertemu dengan Daddy lagi, kalian mau seperti itu?" Lee mencoba memberi pengertian, agar kedua anaknya berhenti membuat dia khawatir.
Mendengar Lee marah-marah membuat Gio dan Shasha langsung menduduk takut. Padahal keduanya sudah membayangkan sang ayah yang merasa senang dengan kedatangan mereka.
"Maafkan kami, Dad," ucap Gio dan Shasha sambil menatap ujung sepatu masing-masing.
"Berjanjilah untuk tidak melakukan hal konyol itu lagi!" ujar Lee, sambil memegangi bahu kedua anaknya. Dia mulai berpikir untuk meningkatkan keamanan bagi mereka, agar mereka tidak pergi sembarangan.
Gio dan Shasha saling pandang, kemudian menganggukkan kepala. Dan setelah itu Lee langsung memeluk keduanya. "Jangan menganggap Daddy marah, Daddy hanya khawatir dengan kalian. Daddy tidak mau kalian kenapa-kenapa, apalagi sampai meninggalkan Daddy."
Sementara di belakang sana, Renata berpegangan pada pintu. Dadanya mendadak sangat sesak, karena pertemuan pertama ini. Sumpah demi apapun, dia tidak menyangka, jika akan kembali bertemu dengan kedua anak yang telah dilahirkannya.
Ya Tuhan … mereka benar-benar anakku? Renata membatin, tetapi tiba-tiba ada seorang wanita keluar dari lift dan melangkah ke arahnya dengan tergesa-gesa.
Tanpa memedulikan kehadiran Renata, Sofia melenggang masuk ke dalam ruangan suaminya. Dan benar-benar melihat dua bocah yang ia cari.
"Astaga, Gio, Shasha," panggilnya dengan helaan nafas lega. Karena dia bisa dimarahi habis-habisan oleh Lee. Jika Gio dan Shasha sampai hilang.
Mendengar suara ibunya di belakang sana, Gio dan Shasha pun kembali beringsut takut. Mereka langsung bersembunyi di belakang tubuh Lee, agar tidak menerima kemarahan Sofia.
Lee bangkit dan memegang kedua tangan mungil anaknya. "Jangan marahi mereka, mereka sudah berjanji untuk tidak mengulanginya lagi." Ucapnya, lalu membawa Gio dan Shasha untuk di sofa.
"Lagi pula siapa yang mau marah-marah, aku hanya khawatir kalau mereka sampai kenapa-kenapa. Gio, Shasha, lain kali kalian bisa mengajak Mommy untuk datang ke kantor Daddy, tanpa kabur seperti ini, understand?" ucap Sofia dengan suara yang terdengar lembut.
Membuat kedua anak itu memberanikan diri untuk mengangkat kepala. "Yes, Mom."
Mendengar itu, jantung Renata seperti diremass-remass. Kenapa? Kenapa bisa kedua anaknya malah memanggil orang lain dengan sebutan Mommy? Sumpah demi apapun dia tidak terima.
Karena tidak bisa menahan dirinya, Renata langsung pergi ke toilet. Di sana tangis Renata langsung pecah. Dia memukul-mukul dadanya yang terasa sangat sakit. Merasa tidak berdaya.
"Kamu benar-benar jahat, kamu jahat sekali padaku. Kamu mengambil mereka dan membiarkan orang lain dipanggil seperti itu! Kamu sungguh pria Badjingan!" umpat Renata dengan air mata yang semakin menderas.
Sementara dalam hatinya, kekuatan ingin merebut semakin besar. Ya, dia harus bisa mengambil hati Gio dan Shasha, lalu membawa pergi kedua anaknya.
"Aku pasti bisa!"
***
Jangan lupa sajen, updatenya gantian yaa🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments
Pia Palinrungi
renata step by step jvn gegabah nanti kamu tdk bs ketemu anakmu
2023-12-22
3
Yunia Afida
taksi sama saja dengan kendaraan umum kan
2023-09-06
0
Ari yani
sumpah kak karyamu yang ini nyesek banget,aku gak bisa ngebayangin jika yang diposisi renata itu_
2023-04-11
0