Keesokan harinya Renata langsung bersiap-siap. Dia mengenakan kemeja putih dengan rok span berwarna hitam. Setelan formal sesuai dengan peraturan yang diberikan kepadanya. Karena dia adalah karyawan baru.
Wanita itu tampak sangat anggun dengan rambut yang dikuncir kuda. Ditambah senyumnya yang terlihat meneduhkan. Membuat siapa saja pasti menyukainya.
Sebelum berangkat ke kantor, Renata memakan sarapannya terlebih dahulu, sambil bertukar pesan dengan Arshlan. Memberitahu pria itu, bahwa dia akan segera berangkat dan menemui pria yang sudah menghancurkan hidupnya.
Ya, setelah kehilangan anak, Renata merasa kehilangan sebagian jiwanya.
Setelah semuanya beres. Dia langsung turun ke bawah. Dan secara kebetulan dia kembali melihat wanita yang ia tabrak kemarin di lobby apartemen.
"Wanita itu? Sepertinya dia tinggal di sini juga," gumam Renata sambil menatap sosok cantik yang sedang berjalan melewati pintu utama.
Tak ingin ambil pusing dia pun ikut melangkah keluar dan segera menaiki taksi untuk sampai di perusahaan.
5 tahun meninggalkan ibu kota, dia merasa cukup asing dengan tempat ini. Seperti bukan kota kelahirannya.
Hingga tiba-tiba ingatannya tertuju pada nasib sang ayah. Yah, walaupun pria itu sudah tega menjual dirinya, tetapi darah tetaplah lebih kental daripada air.
Rendra tetaplah sosok yang membuat dirinya ada di dunia.
"Bagaimana kabarmu sekarang, Ayah? Apakah kamu sudah berubah? Atau justru semakin tergila-gila dengan permainan laknat itu?" tanya Renata, seolah ada sang ayah di hadapannya.
Dia berharap dan selalu berdoa, semoga Rendra sudah keluar dari lingkaran hitam itu. Karena dia ingin kehidupan sang ayah yang lebih baik, apalagi pria itu sudah semakin tua.
Selama perjalanan, Renata terus memperhatikan semua yang telah ia lewati dengan tatapan nanar. Karena sampai sekarang, tidak ada alasan untuk dirinya tersenyum dengan tulus.
Hingga tak berapa lama kemudian. Akhirnya dia sampai di gedung Tan Group. Dia menatap bangunan pencakar langit itu dengan tersenyum smirk. Inilah saatnya dia mencari tahu tentang keberadaan anak kembarnya.
Dan meyakinkan kedua bocah itu bahwa dia adalah ibu mereka yang sebenarnya.
Tanpa buang-buang waktu, Renata langsung melangkah masuk. Dia berjalan ke meja resepsionis untuk menanyakan ruangan sang pimpinan.
"Saya Renata, sekretaris baru yang kemarin dihubungi untuk datang," ujar wanita itu dengan suaranya yang terdengar lemah lembut.
"Baik, Nona sudah ditunggu di ruangan Tuan Lee. Mari saya antar," jawab sang resepsionis. Kemudian mengajak Renata untuk naik ke atas. Sebab dia ditugaskan oleh Zack, untuk mengantarkan sekretaris baru sang tuan.
Kedua wanita cantik itu berjalan beriringan. Dan selama itu Renata terus menelisik bangunan yang dia pijak, seolah mencari sesuatu.
Hem, menjadi orang kaya memang menyenangkan. Mereka bisa melakukan apapun, tanpa peduli apa yang dirasakan oleh orang-orang kecil yang mereka tindas!
Renata membatin, hingga mereka tiba di lantai paling tertinggi yang ada di gedung ini. Dan entah kenapa Renata mulai merasa jantungnya yang berdebar lebih kencang.
Astaga, tenanglah, Re. Kamu hanya ingin bertemu dengan Badjingan itu. Jadi, tidak perlu segugup ini.
"Nona Renata, ini ruangan Tuan Lee, saya antar sampai sini yah," ucap resepsionis itu, dan Renata langsung menganggukkan kepala.
"Baiklah, aku akan menemuinya sendiri. Terima kasih ya sudah mengantarku."
"Sama-sama, Nona."
Wanita itu segera pergi dari hadapan Renata. Sementara Renata berdiri di ambang pintu dan mengeja nama yang tertera di atasnya.
"Cornelius Burmese Tanson? Nama yang paling buruk yang pernah aku baca!" ujarnya, kemudian dia mulai mengetuk pintu.
Tok Tok Tok ….
Suara itu mengalihkan fokus Lee yang ada di dalam sana. Dia mengangkat kepala dan beradu pandang dengan Zack. Dengan sigap Zack bangkit dari duduknya dan membuka benda persegi panjang itu. Hingga dia bisa melihat sosok cantik yang ada di hadapannya.
Mereka beradu pandang sesaat, dan fokus Renata langsung beralih pada seorang pria yang ada di balik punggung Zack.
"Ah, apakah anda Nona Renata?" tanya Zack dengan ramah. Dan Renata langsung menganggukkan kepala, lengkap dengan senyum yang terlihat sangat manis.
"Baiklah, mari masuk."
Wanita cantik itu mengekor pada Zack, hingga mereka berdiri di samping meja Lee. Dan tepat pada saat itu juga, Lee langsung mengangkat kepalanya, menatap sosok wanita yang akan bekerja menjadi sekertarisnya.
Bukannya memeriksa data Renata, Lee justru menelisik penampilan wanita itu terlebih dahulu. Sesuatu yang jarang ia lakukan ketika melihat seseorang untuk pertama kalinya.
Lee mengarahkan tatapannya pada kaki Renata, lalu semakin naik hingga tatapan mata itu berhenti tepat di dua bola mata milik Renata.
Seperti ada magnet yang menariknya untuk menetap di sana. Lee menatapnya cukup lama.
Sementara Renata berdecih di dalam hati, benci sekali melihat wajah ini. Ingin sekali dia menampar wajah Lee, menyuarakan semua amarah yang selama ini menggumpal di dadanya.
"Ehem!" Zack berdehem, hingga membuat Lee langsung tersadar.
"Ah, maaf, siapa namamu tadi?" tanya pria itu sambil memeriksa berkas milik Renata yang sudah diprint menjadi lembaran kertas.
"Saya Renata ...." jawabnya dengan suara yang begitu halus. Namun, mampu membuat Lee langsung terpaku dan menghentikan aktifitasnya.
Suara itu?
***
Jangan lupa like, komen, vote yah🤸🤸🤸
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments
LENY
MUKA BISA DIRUBAH TAPI SUARA TETAP SAMA 😊
2024-03-30
0
Pia Palinrungi
wahh apakah lee akan mengenal alicia nantinya yg sebagai renata
2023-12-22
1
Enung Samsiah
ayooo leee kamu penasaran kaan,,, ingat Lee mata itu coklat bulat indah sm persis dngn putrimu Dasta
2023-09-09
0